Seorang Wanita diberitakan di berbagai media dunia pada tahun 2016-2017 silam karena terbukti membunuh suami. Bahkan pembunuhan tersebut sudah direncanakan sebelumnya, tetapi yang lebih mencengangkan adalah pihak pengadilan menjatuhkan vonis bebas pada dirinya.
Mengapa ini terjadi?
Kasus ini terjadi di Prancis dan berhasil mengundang banyak perhatian nasional di Prancis bahkan media luar dan menjadi titik kumpul bagi para pembela korban kekerasan dalam rumah tangga di sana.
Ya, kekerasan rumah tangga. Inilah yang mendasari seorang ibu atau wanita dari Prancis ini yakni Valerie Bacot mendapat vonis bebas meski terbukti melakukan pembunuhan berencana kepada suaminya.
Kasus Valerie Bacot
Valerie Bacot, adalah seorang wanita asal Prancis yang berhasil membunuh suaminya. Untuk diketahui bahwa, suaminya tersebut juga adalah ayah tirinya sendiri. Sehingga menyebabkan kasus ini sedikit rumit.
Diketahui, bahwa Valerie Bacot adalah korban kekerasan dari ayah tirinya sekaligus suaminya tersebut yang ia alami sejak kecil. Valerie di perkosa oleh ayah tirinya sejak  usia 12 tahun.
Suaminya bernama Daniel Pollete, bukan hanya melakukan kekerasan kepada Valerie, ia juga dipaksa untuk melacurkan diri atau dijual oleh sang suami bahkan kepada para supir truk yang lewat.
Daniel Pollete juga sebenarnya pernah dipenjara karena tindakannya melakukan kekerasan dan pemerkosaan kepada Valerie, tetapi setelah keluar dari penjara hal yang sama kembali terulang. Menendang, memukul, bahkan menjualnya. Sehingga Valerie merasa ketakutan untuk mati setiap hari.
Akibat pelecehan dan pemerkosaan yang kembali dilakukan oleh Daniel sang ayah tiri, Valerie terpaksa hamil di usia 17 tahun hingga di karunia 4 anak darinya.
Karena tidak tahan dengan perlakuan suami, Valerie yang berusia 40 tahun saat itu akhirnya berencana untuk melakukan pembunuhan kepada suaminya sekaligus ayah tirinya tersebut.
Saat menjalani persidangan di Pengadilan Shalon-sur-saone Prancis, Valerie memang mengakui tindakannya telah membunuh Daniel Pollete suaminya, bahwa dia telah membunuh Pollete pada tahun 2016. Ia menembak leher suaminya, dan jasadnya disembunyikan dibantu oleh dua orang dari empat anaknya.
Diketahui juga bahwa penembakan itu terjadi karena Daniel suaminya kembali memaksanya melayani klien. Valerie berhasil melesakkan peluru tersebut tetap di leher suaminya, sedangkan pistol yang di gunakan tersebut adalah pistol miliki Daniel sendiri.
Vonis dari PengadilanÂ
Setelah kedapatan melakukan pembunuhan, Valerie ditahan pada tahun 2017 karena kasus pembunuhan terhadap Pollete suaminya yang pernah menjadi ayah tirinya tersebut.Â
Tak disangka, putusan hakim kemudian membuat Valerie Bacot menangis dan pingsan. Karena di pengadilan menyatakan tentang Uraian jaksa menyebutkan bahwa:
hukuman pada kasus Valerie adalah 1 tahun dan masa percobaan selama 4 tahun. Sedangkan Valerie telah menjalani proses penahanan hingga 1 tahun ini. Artinya, hukuman bagi Valerie juga sudah dipotong setahun ini dari masa yang telah dijalaninya setahun di tahanan.
Artinya, dengan keputusan tersebut Valerie tidak lagi ditahan alias bebas bersyarat. Dari pihak pengadilan memahami bahwa memang pembunuhan itu direncanakan tetapi juga mengakui bahwa tindakan Valerie Bacot di dasari alasan kuat akibat penganiayaan dan penderitaan  yang dialaminya selama ini, alasan itu juga yang dapat menjadi preseden yang kuat di Prancis.Â
Selain itu jaksa juga menyebut bahwa hukuman Valerie adalah 5 tahun, 1 tahun telah dijalani dan 4 tahun di tangguhkan. Yang mengisyaratkan bahwa vonis Bacot menjadi bebas.
Mengundang Banyak Perhatian
Terkait dengan alasan Valerie yang membela diri atas tindakan kekerasan-yang ia alami, sekitar 700.000 orang warga Prancis mendukung tindakan Valerie  dan telah menandatangani petisi agar melepaskan Valerie Bacot dari tuntutan atas itu.
_____
Vonis untuk kasus pembunuhan di setiap negara memang tidak selalu ringan. Artinya menghilangkan nyawa seseorang yang tak bersalah juga akan menerima putusan hukuman yang berat.
Tapi, putusan hakim mungkin saja berbeda tergantung bagaimana alasan dan situasi dibalik kasus pembunuhan itu terjadi. Sebab, sejatinya hukum itu ada untuk mengadili dan memberikan pertimbangan yang seadil-adilnya kepada korban maupun pelaku perkara.
Bagaimana menurut kalian?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H