Mohon tunggu...
Khaerunnisa Fajriatul Haq
Khaerunnisa Fajriatul Haq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KPI Uin Jakarta

Travelling

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Batu Bara Masih Diberi Dana, Ketika Darurat Iklim Makin Nyata

24 Juni 2024   09:05 Diperbarui: 24 Juni 2024   09:19 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Di tengah krisis iklim yang semakin parah, ada beberapa bank di Indonesia yang masih mendanai perusahaan  baru bara. Langkah ini menimbulkan pertanyaan besar tentang komitmen sejati Indonesia dalam menangani perubahan iklim. 

Dalam beberapa bulan terakhir, cuaca panas ekstrem yang melanda di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Banyak pihak menyadari bahwa ini adalah akibat  dari krisis iklim semakin yang buruk. 

Pada Konferensi Tingkat Tinggi PBB ke-26, Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi gas metana dari pembakaran batu bara. Namun, kenyataannya, Indonesia masih berada di peringkat empat teratas dunia dalam hal kapasitas batu bara yang baru diusulkan. 

Kapasitas ini bahkan di proyeksikan akan meningkatkan sebesar 13,8 gigawatt hingga akhir dekade ini. Gas rumah kaca dari pembakaran batu bara, terutama karbon dioksida, berkontribusi signifikan terhadap pemanasan global yang menyebabkan kerusakan lingkungan, kekeringan dan memicu kebakaran hutan.

Masalahnya tidak hanya pada kebijakan yang tidak konsisten, tetapi juga pada kerugian yang tidak dihitung secara menyeluruh. Kerusakan lingkungan dan Kerugian masyarakat akibat krisis iklim sering kali tidak dihitung sebagai kerugian ekonomi oleh kebijakan di Indonesia. 

Dalam hal ini perlu adanya perubahan kebijakan dari pemerintah dan bank-bank di Indonesia. Mereka harus segera mengurangi pendanaan batu bara dan meningkatkan pendanaan energi terbarukan. Dengan demikian Indonesia dapat mencapai targetnya dalam mengurangi emisi gas kaca dan mengurangi krisis iklim. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun