Mohon tunggu...
Khaerul Tamimi
Khaerul Tamimi Mohon Tunggu... Mahasiswa - IR Student at Syarif Hidayatullah State Islamic University

من لم يذق ذل التعلم ساعة تجرع ذل الجهل طول حياته

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Strategi Perang Muhammad Al Fatih dalam Menaklukan Konstantinopel

15 April 2022   22:34 Diperbarui: 15 April 2022   22:39 5453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konstantinopel adalah sebuah kota indah yang pada zamannya menjadi rebutan banyak negara, konstantinopel dipandang menjadi salah satu kota yang paling penting di dunia, didirikan pada tahun 330M oleh kaisar Byzantium, Constatine I. Kota itu menjadi tempat unik dan menawan di dunia, Konstantinopel terletak di antara benua asia dan eropa serta dibelah oleh selat Bosportus menjadikan sebagai tempat yang strategis.

Semua berawal dari sebuah bisyarah (kabar gembira) yang di sabdakan oleh Rasulullah SAW, pada saat itu ketika terjadi perang khandaq beliau  bersabda: "Sesungguhnya kota Konstantinopel pasti akan ditaklukan oleh seseorang. Pemimpin yang menaklukannya adalah sebaik-baiknya pemimpin dan pasukannya adalah sebaik-baiknya pasukan." Penaklukan konstantinopel menjadi salah satu cita-cita besar bagi umat islam, karena bagi seorang muslim yang berhasil menaklukan konstantinopel akan mendapatkan predikat sebaik-baiknya pemimpin dan sebaik-baiknya pasukan dan akan merealisasikan sabda yang telah diucapkan oleh Rasulullah Saw.

Demi merealisasikan sabda Rasulullah SAW tersebut,  Kaum Muslim pernah mencoba beberapa kali untuk membebaskan konstantinopel. Usaha-usaha yang pernah dilakukan kaum muslim dalam menaklukan Konstantinopel antara lain: Usaha yang dilakukan pada masa Mu'awiyah bin Abi Sufyan sepanjang masa 49 - 52 H, namun menemui kegagalan, pada masa Sulaiman bin Abdul Malik dari Bani Umayyah, Dia telah mengepung akan tetapi tidak berhasil karena persenjataan mereka masih kurang lengkap, Pada masa Dinasti Utsman Khalifah Bayazid I dan Khalifah Murad II kembali mengepung Konstantinopel, akan tetapi karena persiapannya kurang matang akhirnya mengalami kegagalan.

Selama berabad-abad kekuasaan umat Islam sebelumnya, sejak masa Khulafaur Rasyidin hingga khilafah Bani abbasiyah usaha penaklukan Konstantinopel terus dilakukan, namun belum ada yang berhasil mewujudkan cita-cita penaklukan terhadap wilayah tersebut. Namun akhirnya pada tanggal 29 Mei 1453 Konstantinopel berhasil di taklukan oleh seorang pemuda berusia 25 tahun, ia menjadi seorang pemimpin sebuah Dinasti dan mampu menaklukan konstantinopel yang di kenal sebagai kota dengan pertahanan terbaik di dunia pada saat itu. Tentu kita bertanya siapa seorang pemuda berusia 25 tahun yang mampu untuk menaklukan konstantinopel dan merealisasikan sabda Rasulullah Saw. Beliau adalah Sultan Muhammad Al Fatih. Muhammad Al Fatih adalah Sultan ketujuh dinasti Utsmaniyah. Nama aslinya adalah Muhammad II bin Murad bin Muhammad bin Bayazid, kemudian dikenal dengan nama Muhammad Al Fatih karena keberhasilannya menaklukkan Konstantinopel. Dalam penaklukan konstantinopel ini saya rasa ini bukan merupakan sesuatu yang kebetulan, ada strategi-strategi cemerlang yang di lakukan oleh Al Fatih yang tidak dilakukan oleh para pendahulunya.

Al Fatih banyak belajar dari kegagalan para pendahulu dalam menaklukan konstantinopel sehingga banyak ide-ide dan strategi-strategi yang cemerlang yang mampu menjadi faktor penting dalam menaklukan konstantinopel.

Dalam buku Muhammad Al-Fatih 1453 karya Ust Felix Siauw ada salah satu prinsip yang menjadi konsep dasar mengapa Al Fatih selalu lebih maju daripada yang lain, dalam buku tersebut dikatakan "see beyond the eyes can see" jika terjemahkan secara kontekstual maka artinya "melihat sesuatu melampaui apa yang bisa dilihat oleh mata" tetapi jika interpretasikan lebih jauh ini merupakan salah satu konsep untuk bisa berfikir visioner dalam melihat sesuatu dimasa depan (dengan analisis yang tajam), dan ini yang menjadi alasan mengapa Al Fatih mampu untuk menaklukan konstantinopel. Karena keyakinannya, analisanya, strateginya dan dukungannya dari berbagai pihak terutama dari kedua gurunya yang mendukung penuh dan terus meyakinkan Al Fatih bahwa ialah orang yang dimaksud oleh Rasulullah dalam sabdanya.

Al Fatih ini seorang yang cerdas dalam strategi perang, hal strategis yang pernah ia lakukan ketika hendak menyerang konstantinopel adalah membangun benteng romari hishar. Benteng ini dibangun di permulaan selat Bosporus dan memiliki arti yang sangat strategis menurut pertimbangan Al-fatih, karena dari benteng ini sejumlah pasukan di tempatkan, guna untuk menghalau pasukan bantuan dari Eropa yang akan membantu Konstantinopel, sehingga ketika bala bantuan tersebut berhasil di cegah, pasukan Al Fatih akan sangat leluasa untuk menyerang konstantinopel.

Setelah pembangunan benteng selesai langkah strategis lainnya yang dilakukan Al-Fatih adalah memperkuat amunisi persenjataan dengan memodernisasi amunisi persenjataan, pada zaman itu senjata paling modern yang dapat meluluh lantahkan bangunan adalah meriam, oleh karena itu Muhammad Al fatih mendatangkan insinyur ahli pembuatan meriam bernama Orban. Sebenarnya orban ini adalah orang hungaria yang tadinya menawarkan rancangan meriamnya kepada raja konstatine, tetapi karena pada saat itu raja konstatine tidak mampu membayar pekerjaan orban, maka orban menyerahkan dirinya kepada Muhammad Al Fatih. Dan  Al Fatih memberi semua fasilitas yang dibutuhkan baik kebutuhan materi maupun pekerja. Orban mampu merakit sebuah meriam raksasa yang memiliki bobot hingga ratusan ton dan membutuhkan ratusan lembu untuk menariknya. Al Fatih juga melakukan pengawasan langsung pembuatan meriam ini, serta ia sendiri yang melihat uji cobanya. Untuk menarik meriam ini diperlukan 60 ekor lembu jantan dan dua ratus orang prajurit.

Strategi lain yang pernah dilakukan oleh Muhammad Al Fatih sekaligus tidak akan pernah dipikirkan oleh siapa pun adalah ketika pasukan ustmani diambang kekalahan, karena kesulitan untuk bisa menembus tembok konstantinopel di sebelah barat karena tembok bagian tersebut selalu dijaga oleh pasukan konstantinopel dan mereka selalu sigap dalam memperbaiki keruntuhan ketika tembok tersebut dihantam meriam.

Ada salah satu penasehatnya berkata untuk menyerang tembok di sebelah utara menggunakan kapal perang, karena tembok tersebut tidak terlalu dijaga dan dengan strategi tersebut dapat memecah konsentrasi pasukan konstantinopel, kapal-kapal perang Sultan Muhammad Al Fatih yang berjumlah 72 buah di Selat Bosphorus tidak bisa masuk merengsek ke Konstantinopel sebab satu-satunya akses masuk yakni melewati selat tanduk emas (golden horn) dirantai oleh pasukan Konstantinopel. maka Al Fatih memberi instruksi untuk mengangkat kapal perang berjumlah 72 melewati pegunungan Galata agar bisa masuk ke selat Tanduk Emas tanpa perlu melewati rantai. Banyak dari pasukannya yang awalnya tidak percaya dengan ide itu karena sangat mustahil mengangkat kapal melalui perbukitan. Tetapi setelah dicoba tidak ada yang menyangka ternyata strategi  tersebut berhasil,  Strategi Al Fatih berhasil untuk memindahkan 72 kapal perang dari selat boshpurus ke selat tanduk emas hanya dalam waktu satu malam saja melalui jalur darat. Ini adalah strategi kejutan Al Fatih yang tidak disangka-sangka oleh pasukan konstatinopel dan kejadian ini membuat pasukan konstantinopel kaget.  Jika christoper columbus berlayar ditengah lautan maka Muhammad Al Fatih dapat berlayar di pegunungan yang terjal.

Dalam usahanya menaklukan konstantinopel Muhammad Al Fatih langsung memimpin dan mengorganisir pasukannya sebagai panglima militer tertinggi, ia juga  mengangkat panglima perang atau jenderal-jenderal dalam memimpin peperangan disetiap pasukan. Dalam pengepungan ini, Al Fatih mengorganisir dan memantau langsung pasukan Utsmani tersebut, bahkan ia sangat memperhatikan perbekalan tentaranya, baik persenjataan maupun logistik. Dalam buku Muhammad Al Fatih 1453 dikisahkan bahwa Al Fatih membagi pasukannya menjadi tiga lapis, setelah mempersiapkan meriam raksasa yang melontarkan peluru seberat 700 kg, Al Fatih lalu mempersiapkan 250.000 ribu total pasukannya yang terbagi menjadi 3, yaitu pasukan laut dengan 400 kapal perang penyerang melalui laut Marmara, kapal-kapal kecil untuk menembus selat Tanduk, dan sisanya melalui jalan darat menyerang dari sebelah barat Konstantinopel, awal penyerangan ini dilakukan pada tanggal 6 April 1453, yang terkenal dengan The Siege of Constantinople dan berakhir pada 29 mei 1453 sekaligus kemenangan bagi Pasukan Muhammad Al Fatih. Selain itu sifat Al Fatih yang penyabar dan pantang menyerang menjadi kunci dari kemenangan penaklukan ini, karena memang diperlukan waktu bermingggu-minggu untuk bisa menembus tembok konstantinopel, tentu itu bukan waktu yang singkat. Bayangkan berapa banyak biaya, korban jiwa, dan rasa lelah yang dialami oleh pasukan Al Fatih. tetapi Al Fatih adalah sosok yang  mampu membakar semangat pasukannya dan dengan jaminan syahid maka mereka berhasil untuk menaklukan konstantinopel dan merealisasikan sabda Rasulullah Saw.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun