Mohon tunggu...
Khaerani Queresma
Khaerani Queresma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Partisipasi Politik Generasi Z Dalam Pemilu Serentak 2024

3 Desember 2024   16:58 Diperbarui: 3 Desember 2024   17:00 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Generasi Z, yang merupakan kelompok demografi muda dengan rentang usia 9-24 tahun pada 2024, memiliki potensi signifikan dalam Pemilu Serentak 2024. Artikel ini membahas keterlibatan politik generasi Z, faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi mereka, dan dampaknya terhadap proses demokrasi. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dan survei terhadap generasi Z di Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa generasi Z dipengaruhi oleh teknologi digital, isu-isu global, dan tingkat kepercayaan terhadap institusi politik. Artikel ini memberikan rekomendasi untuk meningkatkan keterlibatan generasi Z dalam politik sebagai bagian dari upaya memperkuat demokrasi.

Generasi Z, yang lahir pada era digital, berbeda dari generasi sebelumnya dalam cara mereka memahami dan berpartisipasi dalam politik. Pemilu Serentak 2024 merupakan momen penting untuk melihat peran mereka dalam demokrasi Indonesia. Sebagai pemilih pemula dan sebagian besar berada dalam usia produktif, generasi Z memiliki potensi besar untuk menentukan arah kebijakan negara. Namun, beberapa tantangan, seperti rendahnya literasi politik dan maraknya disinformasi di media sosial, menjadi penghambat keterlibatan mereka dalam politik formal.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur dan survei. Data diperoleh dari berbagai laporan resmi, artikel akademik, dan survei online terhadap generasi Z di beberapa daerah di Indonesia. Analisis dilakukan untuk memahami pola perilaku, motivasi, dan tantangan yang dihadapi oleh generasi Z dalam berpartisipasi di Pemilu 2024.

1. Tingkat Keterlibatan Politik Generasi Z

Hasil survei menunjukkan bahwa generasi Z memiliki tingkat keterlibatan politik yang cukup variatif. Sekitar 60% dari responden menyatakan berminat untuk menggunakan hak pilih mereka, sementara sisanya menunjukkan sikap apatis atau belum menentukan pilihan. Faktor utama yang memengaruhi minat mereka meliputi kepribadian kandidat, relevansi isu, dan dampak langsung kebijakan terhadap kehidupan mereka.

2. Faktor-Faktor Penentu Partisipasi Generasi Z

  • Beberapa faktor yang memengaruhi partisipasi politik generasi Z dalam Pemilu 2024 meliputi:
  • Pengaruh Media Digital: Generasi Z sangat bergantung pada media sosial seperti TikTok, Instagram, dan YouTube untuk memperoleh informasi politik. Kampanye yang inovatif dan interaktif di platform ini berhasil menarik perhatian mereka.
  • Isu Global dan Lokal: Generasi Z cenderung tergerak oleh isu-isu seperti perubahan iklim, pendidikan, kesehatan mental, dan teknologi. Kandidat yang mampu menghubungkan kebijakan mereka dengan isu-isu ini memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan dukungan.
  • Kepercayaan terhadap Sistem Politik: Tingkat kepercayaan generasi Z terhadap institusi politik memengaruhi keputusan mereka untuk berpartisipasi. Sikap skeptis terhadap pemerintah sering kali menjadi hambatan dalam keterlibatan politik mereka.

3. Tantangan Partisipasi Politik Generasi Z

  • Beberapa tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan partisipasi politik generasi Z, antara lain:
  • Kurangnya Literasi Politik: Banyak generasi Z yang tidak memahami prosedur dan pentingnya pemilu. Hal ini menunjukkan perlunya edukasi politik yang lebih intensif.
  • Disinformasi dan Hoaks: Informasi palsu yang tersebar luas di media sosial dapat memengaruhi persepsi generasi Z terhadap kandidat dan partai politik.
  • Apatisme: Sebagian generasi Z merasa bahwa suara mereka tidak akan berdampak pada perubahan yang signifikan, sehingga memilih untuk tidak berpartisipasi.

Generasi Z memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak perubahan dalam Pemilu Serentak 2024. Meskipun ada tantangan, seperti rendahnya literasi politik dan maraknya disinformasi, langkah-langkah strategis dapat diambil untuk meningkatkan partisipasi mereka. Pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan penyelenggara pemilu perlu mengembangkan program edukasi politik berbasis digital yang menarik dan interaktif. Selain itu, upaya memperkuat kepercayaan terhadap institusi politik melalui transparansi dan akuntabilitas juga menjadi kunci dalam meningkatkan keterlibatan generasi ini.

Kata Kunci: generasi Z, partisipasi politik, Pemilu Serentak 2024, demokrasi, media digital.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun