Mohon tunggu...
Siti Khadijah
Siti Khadijah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Bimbingan Penyuluhan Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya seorang mahasiswa semester 2 di prodi bimbingan penyuluhan islam (BPI) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akhlak Seorang Dai

4 Juli 2024   08:56 Diperbarui: 4 Juli 2024   08:56 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Syamsul Yakin dan Siti Khadijah

Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Akhlak Dai, Semangat adalah reaksi spontan.

 Akhlak khatib merupakan respon spontan khatib terhadap Madhu.

 Madhubala tentu bertindak berbeda.

 Sesuatu yang menarik sedang terjadi.

 Ada sesuatu yang menarik pada dirinya.

 Ada yang menguji semangat pengkhotbah.

 Tapi Allah meyakinkan kita bahwa khatib bisa bersikap baik kepada Madhu dalam situasi apapun.

 Allah menekankan: "Maka dengan karunia Allah kamu akan berbuat baik kepada mereka.

" Jawaban Nabi adalah: Ketika dia berdakwah, Allah melembutkan hatinya.

 Tentu saja, hal ini juga berlaku bagi para pengkhotbah saat ini.

 Faktanya, sejarah mencatat bahwa Nabi SAW bersikap toleran terhadap orang-orang kafir di Mekkah.

 Nabi melihat di Madhu seseorang yang tunduk pada dakwah dan harus dibawa kembali ke jalan kebenaran.

 Karena dosa besar yang mereka lakukan, para nabi tetap lemah lembut.

 Bahkan jika mereka melakukan kegiatan boikot.

 Di Mekah, Nabi diboikot secara ekonomi.

 Mereka mengumumkan bahwa apa pun yang dibeli Nabi tidak boleh dijual dan apa pun yang dijual Nabi tidak boleh dibeli.

 Padahal mata pencaharian utama masyarakatnya adalah berdagang, dan Mekkah merupakan kota dagang.

 Seperti Dai, Nabi menanggapi situasi seperti itu dengan karakter yang mulia.

 Tuhan memerintahkan ini.

 "Jika kamu kasar dan kasar, niscaya mereka akan menjauhkan diri darimu.

 Maka maafkanlah mereka.

" Ali Imran/3: 159).

   Sejauh ini, dua akhlak Dai yang ditanamkan berdasarkan ajaran Al-Qur'an: kebaikan dan toleransi.

 Mengenai orang yang mengampuni, Allah berjanji: Tetapi orang-orang yang memaafkan (orang-orang yang berbuat jahat) dan berbuat baik, itu berasal dari Allah.

 Faktanya, Tuhan membenci orang yang berbuat jahat.

 (QS.al-Shura/42: 40).

   Akhlak selanjutnya yang harus dimiliki seorang khatib adalah memohon ampun kepada Madhu yang terlanjur melakukan dosa besar terhadap Allah.

 Hal ini terungkap dalam puisi "Mohon maafkan mereka" (QS.

 Ali Imran/3: 159).

 Ketika Nabi berdakwah kepada masyarakat Thaif, mereka menganiaya beliau.

 Ketika malaikat melihat ini, dia berkata: ``Wahai Muhammad, jika engkau berkenan, aku bisa terjatuh di Al-Aqshabain (dua gunung besar di sebelah kiri dan Masjid Agung).

 Rasulullah bersabda, ``Tidak, namun keinginanku adalah agar Allah melahirkan dari antara keturunan mereka suatu kaum yang tidak mempersekutukan Allah dan hanya menyembah Allah saja.

'' (HR.

 Bukhari) mengajarkan: ``Dan bermusyawarahlah dengan mereka mengenai hal ini.

'' (QS.

 Ali Imran/3: 159).

 Menurut sejarah, Nabi sebagai seorang khatib mengajak para sahabatnya untuk berkonsultasi pada saat perang Uhud.

 Saat itu, ada dua pendapat apakah ia harus tetap di Madinah atau keluar dan menemui musuh.

 Kebanyakan teman menyarankan untuk menghadapi musuh.

 Nabi kemudian memutuskan untuk meninggalkan Madinah bersama pasukannya.

   Dari semua yang telah dikatakan tentang moralitas para pengkhotbah, yang paling penting adalah kepercayaan.

 Tuhan memerintahkan ini.

 "Jika kamu sudah mengambil keputusan, bertawakallah kepada Allah.

 Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.

" (QS.

 Ali Imran/3: 159).

 Diuraikan berdasarkan surat Ali Imran ayat 159, akhlak yang hendaknya dimiliki Dai hendaknya lemah lembut, mau memaafkan, memohon ampun, perhatian dan percaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun