Mohon tunggu...
Khadeejannisa
Khadeejannisa Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

بسم الله Menulis adl caraku berbagi dan bercerita

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Haruskah Jadi Budak Korporat?

28 Juli 2022   15:20 Diperbarui: 28 Juli 2022   15:38 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi:pixabay.com

Namun naas bukannya mendapat dukungan ataupun masukan yang berguna, malah sebaliknya menyampaikan titipan SP dari atasan aneh tadi. Tak tahan diperlakukan kurang manusiawi, diapun akhirnya mengajukan resign dan langsung disambut baik oleh sang atasan. Miris!

Seringkali orang tidak menyadari telah mengalami pengeksploitasian oleh perusahaan. Beberapa hal dibawah ini bisa menjadi indikasi bahwa kamu adalah budak korporat:

  • Sangat Susah Minta Cuti

Menganggapmu sebagai aset berharga perusahaan dan kinerja kamu sangat dibutuhkan oleh atasan sehingga bos tidak rela memberi cuti dengan alasan kurang profesional.

  • Gaji Dibawah Standar

Perusahaan yang cenderung pelit memberi gaji, karir yang stuck dan hanya bisa terbantu dengan “menjilat” pada atasan, pekerjaan serabutan yang tak sesuai dengan jobdesc adalah pertanda yang kurang baik.

  • Merasa Takut dengan Atasan

Pihak manajemen tak cukup demokratis dan terbuka terhadap ide-ide baru, komunikasi vertikal seperti ada dinding besar yang menghalangi, belum lagi punya atasan yang diki-dikit ngancam “pecat” menjadi alasan kenapa orang sulit menghormat atasan.

  • Lembur Setiap Hari

Jam kerja lembur yang tak tanggung-tanggung, bahkan hingga kamu kehilangan kehidupan sosialmu di luar. Terkadang usaha lemburmu ini tak diimbangi dengan gaji tambahan yang setimpal karena dianggap bagian dari “loyalitas”.

Lalu bagaimana cara menghindari praktik budak korporat tersebut? Mungkin beberapa hal ini bisa membantu, diantaranya

  • Profesionalitas Dalam Bekerja

Bekerja adalah bagian ibadah dan harus dijalani dengan sukarela. Tunjukkan performa terbaikmu tanpa bermaksud “pencitraan” supaya dilihat oleh atasan. Jika perusahaan tempatmu bekerja adalah perusahaan yang sehat maka kinerja kamu pasti dihargai dengan hak yang memang sewajarnya didapatkan, misalnya cuti, kenaikan gaji, atau promosi jabatan.

  • Selektif dalam Berteman 

Bergaul dengan rekan kerja yang tulus, anti muka dua, bersaing secara sehat dan sportif dalam berkarir, serta saling menebarkan positive vibes. Jika merasa beban kerja terasa sangat berat, ada baiknya dibicarakan juga ke atasan atau ke bagian HRD.

  • Positive Thinking

Menerapkan budaya work and life balance, bekerja sesuai porsi dan tidak berlebihan, liburan dengan rekan kerja sekantor, atau merayakan speciall moment Bersama. 

Jika memang diperlukan untuk kerja lembur lakukanlah sesuai kapasitas kemampuan yang dimiliki, bagaimanapun tubuh dan pikiran juga butuh istirahat. Lingkungan kerja yang positif akan membuat semangat kerja yang positif juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun