Mohon tunggu...
khadafi musaad
khadafi musaad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya Mahsiswa dari Jurusan komunikasi yang ingin berbagi pandangan di Kompasiana

Saya pencinta sinema atau film yang berpribadian mengangkat isu sosial dan politik, namun menulis merupakan salah satu dasar hobi untuk menumbuhkan pandangan dan ide melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Representasi Teori Subaltern dalam Konteks Demokarasi di Indonesia

23 Juni 2024   08:52 Diperbarui: 23 Juni 2024   08:53 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu Akses terhadap Pendidikan di daerah-daerah terpencil atau miskin, terutama akses terhadap pendidikan yang berkualitas masih menjadi masalah, yang berdampak pada kemampuan kelompok subaltern untuk meningkatkan status sosial-ekonomi mereka.

Ada juga faktor budaya dan bahasa yang menjadikan kategori dalam hal representasi sering kali tidak mendapat tempat yang setara dalam wacana nasional. Misalnya, bahasa dan tradisi lokal sering kali dianggap kurang penting dibandingkan dengan bahasa dan budaya yang dominan. 

Ditambah media mainstream mungkin tidak selalu merepresentasikan kehidupan dan isu-isu yang relevan bagi kelompok subaltern, yang dapat menyebabkan marjinalisasi lebih lanjut. Dan hak manusia itu sendiri seperti kelompok-kelompok minoritas, baik etnis, agama, atau gender, sering kali menghadapi diskriminasi dan kurangnya perlindungan hak asasi manusia. 

Sehingga akses kepada keadilan law terhadap kelompok subaltern mungkin kesulitan untuk mengakses sistem hukum dan peradilan yang adil, yang bisa memperburuk situasi mereka.

Dalam negara demokrasi seperti Indonesia, penting untuk mengakui dan mengatasi isu-isu yang dihadapi oleh kelompok-kelompok subaltern untuk memastikan bahwa demokrasi benar-benar inklusif dan representatif. Ini bisa dilakukan melalui kebijakan yang lebih adil, pemberdayaan komunitas, serta peningkatan kesadaran dan solidaritas di antara berbagai kelompok dalam masyarakat. 

Tetapi dengan adanya era teknologi seperti digitalisasi, orang dapat menyuarakan aspirasi secara individu tanpa ada yang mewakilinya. Sehingga media informasi dan komunikasi di media social menjadi penting untuk mempertahakann isu-isu yang menjadi asas negara demokarasi yang semakin termaginalkan.

Referensi:

Setiawan, R. (2018). Subaltern, Politik Etis, dan Hegemoni dalam Perspektif Spivak. Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. https://jurnal.ugm.ac.id/poetika/article/download/35013/22036

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun