Mohon tunggu...
Kharis Ilmi
Kharis Ilmi Mohon Tunggu... -

Bukan penulis . hanya berusaha memaparkan apa yg terlukis dalam fikiran agar tidak menjadi usang .

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sosmed dan Kognitif, Apa Keterkaitannya?

6 September 2014   14:44 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:28 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah tidak asing lagi mungkin jika ada kata-kata social media atau sosmed bahasa gaulnya , karena sebagian besar orang di seluruh dunia ini pasti telah mengenal apa itu sosmed dengan segala bentuk sosmed contohnya facebook, twitter , instagram path dan lain sebagainya . Seluruh remaja Indonesia pasti setidaknya memiliki 1 akun sosmed , bahkan siswa tingkat dasarpun kini sudah menjamur di sosmed . Jadi , sosmed bukan hal yang tabu lagi di masyarakat .

Sebaliknya dengan Psikologi Kognitif yang mungkin hanya sebagian orang saja yang mengerti , atau bahkan hanya mahasiswa dan orang-orang yang berhubungan dengan psikologi saja yang mengetahui apa sebenarnya psikologi kognitif , apalagi jika dihubungkan dengan sosmed , makin banyak saja pertanyaan public . Apa hubungan sosmed dengan psikologi kognitif ? Kenapa keduanya memiliki keterkaitan ? seperti itu kira-kira yang ada dalam pikiran masyarakat ketika membaca judul artikel ini . Maka dari itu , pada artikel ini akan saya bagi pendapat saya .

Psikologi kognitif memiliki pengertian atau definisinya sendiri yaitu ilmu yang berhubungan dengan kerja otak atau pemikiran manusia . Psikoloi kognitif adalah proses mengingat , mengenali objek , membuat pola dan menggambarkan , berimajinasi , persepsi , atensi , berbahasa serta memecahkan masalah . Lalu , lagi-lagi pertanyaan public masih sama , apa hubungan hubungannya dengan sosmed ?

Coba kalian pikirkan , sadarkah kegiatan yang kalian lakukan di sosmed ada hubungannya dengan kerja otak dan pemikiran manusia ? saya akan menjabarkan apa yang saya teliti selama ini dan yang menurut saya berhubungan sekali dengan mata kuliah saya semester ini .

Pertama , kegiatan yang paling mainstream dilakukan adalah ‘update status’ . Pada kegiatan ini terdapat hubungan dengan kognitif karena pada saat ingin membuat atau menulis status (tweet) maka secara tidak langsung kalian pasti mengingat-ingat dulu apa yang akan kalian tulis yang biasanya sudah terjadi beberapa saat yang sudah lewat . Mengingat merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan dengan Psikologi Kognitif .

Kedua , pada sosmed kalian akan memperhatikan objek-objek dengan contoh mencari teman dan jika benar mengenalinya maka akan kalian tambahkan pada pertemanan . Kegiatan memperhatikan objek ini juga berhubungan dengan proses berfikir .

Ketiga , pada ‘update status’-pun kalian akan menemukan lagi proses berfikir yang lain seperti membuat pola dan menggambarkannya . Jadi , ‘update status’ pasti butuh pola untuk bias digambarkan pada kalimat-kalimat yang akan ditulis .

Keempat . mungkin kegiatan yang ini hanya dilakukan oleh beberapa orang saja namun tetap pada lingkup sosmed salah satunya instagram . Biasanya , memiliki imajinasi menjadi seorang publik figur yang sering mengupload fotonya .

Kelima , persepsi setiap orang pasti berbeda . Maka dari itu pada setiap sosmed akan bermunculan pendapat-pendapat maupun update-update yang beraneka ragam. Meskipun kadang apapun yang mereka update sebenarnya tidak penting . Ada pula beberapa yang suka memaki ‘update’-an orang lain, itu karena setiap orang memiliki persepsi yang berbeda .

Keenam adalag atensi , atensi yang berhubungan dengan kegiatan di sosmed adalah stalking . Siapa yang tidak pernah melakukan kegiatan ini ? semua orang pasti pernah menjadi stalker . Jika pada sosmed, atensi diartikan sebagai stalking , kenapa ? karena biasanya perhatian kita hanya pada satu orang saja baik itu teman , pacar , idola , gebetan , musuh atau bahkan yang paling sering adalah mantan . Perhatian kalian pasti pernah tertuju pada satu orang saja bukan ?

Terakhir adalah berbahasa . Kenapa berbahasa juga berhubungan dengan kegiatan di sosmed ? menurut saya , beberapa orang menomorsatukan bahasa yang mereka gunakan ketika mengupdate sesuatu . Ada yang menggunakan bahasa alay , bahasa jawa , bahasa Indonesia , bahasa inggris dan bahasa-bahasa formal . Sering saya perhatikan beberapa dari pengguna sosmed khususnya twitter , menggunakan bahasa Indonesia formal dengan lebih mengarah pada sajak yang membuat saya lebih menggunakan otak untuk mengartikan maksud dari status tersebut . Status-status seperti itu menurut saya lebih layak dipublikasikan .

Penjelasan di atas merupakan sedikit dari apa yang saya perhatikan pada kegiatan di sosmed yang berhubungan dengan proses berfikir atau Psikologi Kognitif . Jadi , melakukan kegiatan di sosmed juga melatih kita untuk belajar tentang Psikologi kognitif . Artinya , memiliki sosmed adalah belajar berfikir , mengamati objek , mengeluarkan pendapat , memberikan atensi kepada orang lain dan yang pasti membuat para pemilik sosmed dapat berbahasa yang benar dan layak di baca publik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun