Mohon tunggu...
Kharis Ilmi
Kharis Ilmi Mohon Tunggu... -

Bukan penulis . hanya berusaha memaparkan apa yg terlukis dalam fikiran agar tidak menjadi usang .

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Sebutan Bahasa Tergantung dari Siapa Penggunanya

10 November 2014   04:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:12 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering kita dengar sebutan bahasa alay atau bahasa gaul pada banyaknya sosial media yang kini telah menjamur di masyarakat . Kedua bahasa ini dianggap sangat berbeda , padahal menurut saya keduanya sama saja . Bahasa alay , merupakan bahasa yang kini dianggap norak oleh kebanyakan orang , dengan menggunakan angka-angka sebagai pengganti suatu kata contohnya for diganti menjadi 4 yang dalam bahasa inggris cara membacanya hampir sama jika didengar . Lain dengan bahasa gaul , bahasa ini banyak digunakan oleh remaja-remaja kekinian yang populer dikalangannya . Biasanya bahasa gaul menggunakan kata-kata yang disingkat contohnya mager yang artinya males gerak .

Keduanya sama-sama alay dan gaul menurut saya , karena apa ? karena jika bahasa alay digunakan oleh artis-artis pasti jatuhnya jadi gaul , berbeda jika yang menggunakan adalah anak-anak yang biasa saja atau yang dibilang ndeso pasti akan dianggap alay pada akhirnya .

Bahasa yang dianggap gaulpun jika digunakan oleh anak-anak ndeso atau katrok pasti akan dianggap bahasa alay . Contoh , jika Raisa yang menggunakan bahasa 4u (for you) pasti akan dianggap biasa saja dan tak dipermasalahkan , namun jika yang menggunakan Dijah Yellow (you know who i meant? Yang punya instagram pasti tau) akan dianggap sebagai bahasa alay .

Kesimpulan dari apa yang saya bahas tentang bahasa ini adalah bahasa alay maupun bahasa gaul merupakan bahasa yang sama saja maknanya , tergantung dari siapa kita mencontohnya atau siapa yang menggunakannya . Karena , keduanya memiliki ujung yang sama pada akhirnya yaitu kepopuleran dan bagaimana peran seseorang yang menggunakan tersebut dalam masyarakat .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun