Pada tanggal 3 Maret, kami pergi ke Desa Buntu, Wonosobo, Jawa Tengah untuk mengikuti program Local Immersion yang diadakan oleh sekolah. Butuh waktu sekitar 8 jam untuk sampai ke sana.Â
Sesampainya di Desa Buntu, kami berjalan kaki sekitar 15-20 menit untuk mencapai jalan utama karena bus tidak mampu melewati jalan yang terjal. Memang cukup melelahkan, namun melihat lingkungan baru di sekitar kami terasa benar-benar baru. Â Cuacanya jauh berbeda di sini. Saat saya keluar dari bus, hujan turun deras. Saat itu jam 6 pagi. Kami disuruh berkumpul di pos desa untuk mengambil barang bawaan kami dan disortir ke rumah masing-masing dengan tempat kami akan tinggal selama 4 hari ke depan.
Saat di rumah, kami memperkenalkan diri kepada orang tua pemilik rumah tersebut. Orang tua disana sangat ramah dan menunjukkan sifat menyambut dengan cara menyapa dan juga memberikan senyuman. Pagi itu diadakan acara bernama "Pawai" sebagai upacara penyambutan yang dipersembahkan oleh warga sekitar sana terhadap pendatang atau tamu baru. Di acara tersebut, kami berjalan-jalan di sekitar desa selama kurang lebih satu jam sementara banyak masyarakat setempat berdiri di depan rumah mereka untuk menyambut kami saat kami berjalan melewati mereka. Sorenya, kami melakukan wawancara dengan tetangga perihal kerja, ekonomi dan keadaan kehidupan mereka.
Keesokan harinya kami mengunjungi sebuah sekolah dasar bernama SDN 1 Desa Buntu. Saya membawakan Tari Ondel-Ondel sebagai pembuka acara. Penampilan tersebut bertujuan untuk menghibur penonton dan juga menunjukkan kembali kesenian daerah khas Betawi yang biasa sering ditampilkan di pesta rakyat di Jakarta.Â
Sore harinya kami mengadakan bazar pakaian yang menjual berbagai macam pakaian bekas dengan harga yang sangat terjangkau. Banyak orang mulai berkumpul, senang melihat pakaian yang dipajang. Begitu bazar dibuka, penduduk setempat mulai memilih dan menawar harga yang lebih murah. Hasil uang yang diperoleh diberikan kepada desa tersebut.Â
Pada hari ketiga, acara puncaknya adalah pemberian bantuan kepada para perawat di Posyandu, Desa Buntu. Sementara anak-anak bergantian diperiksa kesehatannya, kami bermain dan menjaga anak-anak lainnya yang belum dipanggil. Terkadang jika tidak ditemani, anak akan mudah lepas kendali. Dengan bantuan kami, pemeriksaan terkoordinasi dengan baik dan berjalan lancar.
Sebuah acara spektakuler diadakan pada malam hari. Setiap kelompok dari setiap kelas telah menyiapkan pertunjukan untuk ditampilkan di depan warga setempat. Kami telah berlatih selama sebulan untuk pertunjukan ini. Kelompok saya menampilkan tarian dan nyanyian berlari yang terkenal di kalangan masyarakat Jawa. Untungnya, mereka menganggapnya sangat menyenangkan dan meningkatkan suasana hati.
Kami kembali ke desa pada sore hari dan menyempatkan diri untuk berpamitan dengan orang tua. Kami memberikan suvenir sebagai oleh-oleh sebagai tanda penghargaan setelah mengizinkan kami menginap di rumah mereka.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H