Dio sudah berdiri di depan Museum lebih dari satu jam demi menunggu sahabatnya Reraena yang tak kunjung datang juga menemui dirinya.
" 30 menit lagi gak dateng, gue balik,Deh!" Batin Dio yang mulai kesal menunggu.
Cuaca pun rupanya mulai tidak mendukung, tetesan air hujan pun mulai membasahi setiap tempat di sudut kota. Dio masih memperhatikan sekelilingnya untuk menemukan Reraena yang tak kunjung datang. Dan 30 menit pun berlalu, hujan pun semakin deras. Hati Dio mulai kecewa pada Reraena, karena sudah satu setengah jam Reraena terlambat untuk menepati janjinya dengan Dio. Saat Hendak melangkah menuju mobilnya yang terparkir tidak jauh dari tempatnya berteduh, dia melihat Reraena yang sudah basah kuyup mendatanginya.
"Rera? Kenapa loe hujan-hujanan?" tanya Dio keheranan.
"Gue gak enak sama loe, loe pasti udah lama nungguin gue disini. Jadi gue paksain dateng kesini buat loe."
"Tapi percuma loe juga dateng, museum udah tutup." Jawab Dio ketus.
"Loe marah sama gue,Ya?" Reraena mengerutkan dahi.
"Kalo marah,jelas gue marah sama Loe,siapa sih yang gak marah kalo janjinya gak pernah ditepatin?" Dio mulai cuek pada Reraena.
"Gue kan udah minta maaf, dan apa loe gak kasihan sama gue yang udah bela-belain hujan-hujanan gini buat nemuin loe?" Reraena mulai memelas
"Loe jalan sama cowok loe,gak pernah ingkar janji. Tapi sama gue, loe selalu cuekin janji loe." Suara Dio mulai meninggi.
Reraena yang mulai merasa suasana sudah mulai tidak enak pun hanya menundukkan kepala. Badannya yang basah pun terlihat sudah menggigil. Air mata pun mulai keluar dari matanya yang sipit karena suara sahabatnya sudah meninggi.