Keindahan berasal dari kata indah yang artinya, bagus, elok, cantik, molek, dan sebagainya. Dalam budaya Tionghoa, meninggal bukan berarti hilang begitu saja, melainkan jiwa mereka tetap hidup, bahkan menjaga kehidupan keturunannya di dunia (Erniwati, 1995). Oleh sebab itu, makam dibuat seindah mungkin sebagai bentuk penghormatan kepada mendiang. Keindahan ini tercermin mulai dari rangkaian upacara pemakaman hingga makam itu sendiri, mulai dari arsitekturnya, keberadaan gundukan tanah yang tinggi, meja persembahan, ornamen, dan patung hias. Dalam hal ini, makam Koh Bing secara spesifik memiliki akulturasi dengan kepercayaan Katolik, dengan turut menempatkan ornamen keagamaan di makam mendiang.
c. Penderitaan
Semua makhluk hidup, termasuk manusia, mengalami siklus kehidupan, yaitu berawal dari proses pembuahan, kelahiran, kehidupan di dunia, dan diakhiri dengan kematian (Senduk, et al., 2013). Pada dasarnya, keberadaan makam menjadi simbol penderitaan yang dirasakan oleh keluarga akibat kepergian orang tercinta. Dengan desain yang nyaman dan indah, makam menyediakan ruang bagi keluarga untuk mendoakan dan merasakan kehadiran emosional sang mendiang, membantu mereka mengatasi rasa kehilangan dan duka yang mendalam.
d. Pandangan Hidup
Nisan yang dikaji memiliki unsur yang mencerminkan filosofi atau pandangan hidup mendiang. Contohnya seperti ayat Alkitab Mazmur 65:5, ikonografi Bunda Maria, Yesus Hati Kudus, salib, serta Alkitab. Ikonografi ini menandakan mendiang adalah penganut agama Katolik. Sedangkan penulisan nama Tionghoa dan penggunaan warna merah untuk mendiang serta emas untuk keluarga yang ditinggalkan menginformasikan mendiang berasal dari etnis Tionghoa.
e. Tanggung Jawab
Makam sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi mendiang, memerlukan rangkaian prosesi yang panjang dan tidak mudah. Oleh sebab itu, dibutuhkan tanggung jawab dan gotong-royong dari pihak keluarga untuk mempersiapkan mulai dari upacara pemakaman, pengurusan jenazah, pembangunan makam, dan lain sebagainya. Maka, dapat dikatakan bahwa adanya makam menjadi salah satu hasil dari bentuk tanggung jawab keluarga itu sendiri.
f. Kegelisahan
Dalam ajaran Katolik dan Tionghoa, makam dirancang untuk melindungi mendiang dari roh jahat dan memberikan ketenangan kepada keluarga yang merasa kehilangan. Sebagai contoh, ikonografi malaikat dan patung dewa di ujung kompleks sama-sama menyimbolkan perlindungan bagi sang mendiang.
g. Harapan
Patung Bunda Maria, Yesus Hati Kudus, Salib, dan lilin menunjukkan harapan akan kasih Tuhan, keabadian jiwa, dan kehidupan yang lebih baik setelah kematian.