Mohon tunggu...
Kezia Rainy
Kezia Rainy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student

Explore, Learn, Thrive: Unleashing the Spirt Of Tourism in Every Journey

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Asal Usul Keindahan Tari Remo: Kearifan Budaya dan Kampung Adat Segunung

28 Desember 2023   18:58 Diperbarui: 28 Desember 2023   19:01 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://segunung.com/

Warisan leluhur di Indonesia mencakup kekayaan tarian tradisional, dan salah satunya adalah Tari Remo. Berasal dari Desa Ceweng, Kecamatan Diwek, tarian ini diciptakan oleh Cak Mo, seorang penari jalanan. Awalnya dibawakan oleh penari laki-laki, tarian ini berkembang menjadi simbol perjuangan pangeran dalam medan laga.

Sejarah dan Perkembangan Tari Remo

Cak Mo, seniman jalanan, menciptakan Tari Remo di tengah musim kemarau. Dengan gaya perpaduan Jathilan, warok, dan Tayub, gerakannya unik dan disukai banyak penonton. Bergabung dengan tim Ludruk di Surabaya, tarian Cak Mo dikenal sebagai "Reyoge Cak Mo" atau singkatnya "Remo".

Makna dan Filosofi Tari Remo

Setiap gerakan Tari Remo mengandung makna dan filosofi. Gerakan gedrug mencerminkan kesadaran manusia atas kehidupan, sementara gerakan gendewa melambangkan kecepatan seperti anak panah melesat. Gerakan tepisan dan Ngore Remo menunjukkan simbol penyatuan kekuatan dan perhatian pada riasan diri.

Komposisi Tari Remo
Tarian melibatkan penari, gerakan kaki dinamis dengan lonceng kaki, busana tradisional bervariasi, dan iringan musik gamelan. Tari Remo tak hanya untuk penari pria; versi Remo putri juga dikenal.


Busana Tari Remo
Busana Tari Remo bervariasi, seperti Surabayan, Sawunggaling, Malangan, dan Jombangan. Penari laki-laki dan perempuan memakai ikat kepala merah, gelang kaki berlonceng, dan pakaian sesuai tradisi daerahnya.

Musik Pendukung dan Dekorasi Panggung
Musik gamelan, lonceng kaki, dan dekorasi panggung menciptakan harmonisasi. Tari Remo sering ditampilkan sebagai tarian pembuka dalam pertunjukan Ludruk, dengan desain panggung menyesuaikan acara.


Fakta Menarik tentang Tari Remo
Tari ini awalnya dipentaskan oleh Cak Mo di jalanan sebelum menjadi populer di acara formal. Gerakannya sarat dengan nilai filosofi, dan lonceng kaki menambah kehidupan pada pertunjukan.

Sumber Gambar: https://segunung.com/
Sumber Gambar: https://segunung.com/

Kampung Adat Segunung: Mempertahankan Kearifan Budaya

Tradisi di Kampung Adat Segunung

1.  Tradisi Grebeg Suro: Perayaan tahunan dengan dorong-dorongan untuk mendapatkan hasil bumi.
2. Tradisi Wiwit Kopi: Ungkapan syukur sebelum panen kopi, menjaga kebersamaan warga.
3.  Ruwatan Sumber Mata Air: Tradisi tahunan sebagai ungkapan syukur memasuki musim penghujan.

Potensi Ekonomi Lokal dan UMKM

1.  Susu Sapi Perah Jaya: Produk unggulan dari KUD Susu Perah Jaya, menjadi sumber penghasilan bagi peternak susu.
2.  Keripik Pisang: Berkembang pesat berkat keberlimpahan hasil perkebunan pisang.
3.  Batik Khas Masyarakat Lokal: Batik Dusun Segunung mencerminkan kekayaan alam setempat.

Kampung Adat Segunung, Menciptakan Pengalaman Wisata

Kampung Adat Segunung menawarkan penginapan bernama "Omah Nenek" dengan desain rumah Jawa Kuno. Suasana pedesaan yang tenang, bersama dengan tradisi dan kuliner khas, membuatnya menjadi destinasi wisata yang berkembang.

Dengan melestarikan tradisi dan mengembangkan UMKM, Kampung Adat Segunung berhasil menghidupkan kembali kearifan budaya lokal, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Indonesia yang memukau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun