Siapa, sih, yang tak tahu kedelai edamame?
Itu, loh, yang biasa dikenal dengan nama kedelai jepang, berwarna hijau, ukuran lebih besar, tekstur lebih lembut, rasa lebih manis, dan lebih enak dibandingkan dengan kedelai biasa. Kini kedelai edamame ternyata jadi salah satu komoditas pangan utama yang dikembangkan di Indonesia.Â
Kedelai edamame dapat bertahan di lahan yang kering dan miskin unsur hara, usia panen singkat (65-70 HST), nilai jualnya pun tinggi, dan berpotensi di ekspor ke berbagai negara.Â
Selain itu, kandungan gizinya pun tak kalah tinggi. Kedelai edamame punya segudang manfaat yaitu sumber antioksidan penangkal kanker, menurunkan resiko penyakit gula darah, menambah ragam diversifikasi pangan, dan berpeluang ekspor tinggi. Cocok banget, nih, dikonsumsi oleh kita masyarakat Indonesia.
Kegiatan budidaya kedelai edamame ternyata sangat diperlukan sebagai bekal pembelajaran produksi dan pengembangan benih unggul melalui seleksi maupun pemuliaan varietas benih.Â
Kebun Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (KB TPH) Kledung contohnya, merupakan salah satu instansi pemerintah yang membudidayakan, memproduksi, dan meneliti berbagai jenis tanaman hortikultura salah satunya yaitu kedelai edamame.Â
KB TPH Kledung membudidayakan kedelai edamame menggunakan benih yang unggul. Instansi ini memiliki lahan tanam seluas 7 hektar di Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Lahan tanam ini secara geografis ada di lembah tepat di antara Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, loh. Di lahan ini, KB TPH Kledung mampu meningkatkan produktivitas kedelai edamame di Kabupaten Temanggung dengan menggunakan benih yang unggul tersebut, loh.
Lalu, bagaimana, ya, detail kegiatan budidaya kedelai edamame untuk produksi benih unggul?
Kegiatan budidaya edamame di KB TPH Kledung diawali dengan persiapan lahan: menggemburkan tanah menggunakan traktor, pemupukan, pembuatan bedengan, pemasangan mulsa, dan pembuatan lubang tanam berjarak 20x40 cm. Setelah lubang tanam siap, 2 benih dimasukkan ke tiap lubang tanam.Â
