Banyumas -- Dalam upaya meningkatkan aksesibilitas pendidikan bagi anak-anak tunanetra, tim pengabdian masyarakat dari Telkom University Purwokerto melaksanakan program "Implementasi Inovasi Braille Sebagai Pembelajaran Mandiri Anak Tunanetra Mengenal Angka dan Huruf Berbasis RFID" di SLB ABCD Kuncup Mas, Banyumas.Â
Program ini bertujuan untuk membantu siswa tunanetra mengenal angka dan huruf secara mandiri melalui perangkat inovatif berbasis RFID. Perangkat ini dilengkapi dengan kartu Braille yang memberikan umpan balik berupa suara dan getaran, sehingga siswa dapat belajar dengan lebih efektif dan menyenangkan.
SLB ABCD Kuncup Mas, yang selama ini mengandalkan metode manual dalam pengajaran Braille, menyambut baik teknologi ini. Metode tradisional sering kali membutuhkan waktu yang lama dan dukungan intensif dari guru, sehingga menjadi tantangan dalam menciptakan pembelajaran yang mandiri. Dengan adanya Inovasi Braille, siswa dapat belajar mengenal huruf dan angka dengan lebih cepat dan mandiri.
"Kami dari tim Telkom University Purwokerto ingin membantu anak-anak tunanetra memiliki kemampuan belajar mandiri dengan lebih baik. Oleh karena itu, kami menghadirkan Braille Innovation sebagai solusi pembelajaran yang inovatif. Alhamdulillah, perangkat ini sudah digunakan di SLB ABCD Kuncup Mas, dan para guru serta siswa menyampaikan bahwa perangkat ini sangat membantu," ujar Mas Aly Afandi, ketua tim pengabdian masyarakat dari Telkom University Purwokerto.
Pada November 2024, telah dilakukan pengujian awal perangkat Braille sekaligus pelatihan penggunaan kepada para guru di SLB ABCD Kuncup Mas. Hasil pengujian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam mengenal angka dan huruf pada tahap akhir pendampingan. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam memastikan setiap siswa dapat menggunakan perangkat secara optimal sesuai kebutuhan masing-masing.
Pak Ahmadi selaku guru di SLB ABCD Kuncup Mas, mengapresiasi upaya ini, "Terima kasih kepada Tim Telkom University Purwokerto atas perangkat Braille. Alhamdulillah, perangkat ini sangat membantu proses belajar siswa, dan kami selaku guru melihat peningkatan yang signifikan dalam kemampuan siswa."
Ke depan, program ini tidak hanya berhenti pada penerapan perangkat. Tim pengabdian masyarakat juga berencana memberikan pelatihan tambahan untuk guru dan keluarga siswa, agar mereka dapat mendukung siswa menggunakan Perangkat Braille secara maksimal. Selain itu, ada rencana untuk mengembangkan perangkat lebih lanjut, termasuk menambahkan fitur pengenalan kata dan kalimat untuk memperluas cakupan pembelajaran.
Dengan dukungan teknologi dan pelatihan yang diberikan, diharapkan Perangkat Braille dapat menjadi solusi jangka panjang dalam meningkatkan kualitas pendidikan untuk siswa tunanetra, serta memberikan dampak positif bagi SLB ABCD Kuncup Mas secara berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H