Mohon tunggu...
Keysha Alifa Shyfani Azzahra
Keysha Alifa Shyfani Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Writer | Copywiter | SEO

Keysha is a freelance writer. Before starting in the world of writing, Keysha had experience in being a public relations officer at several events at her university. Born and raised in Java, now studying and pursuing a career in Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pengaruh Pemberian ASI Exclusive terhadap Angka Kejadian Stunting pada Anak Usia 0-2 Tahun

3 Oktober 2023   14:22 Diperbarui: 3 Oktober 2023   14:33 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Dari uraian diatas terdapat permasalahan yang timbul. Permasalahan tersebut adalah pemberian makanan pada bayi yakni terhentinya pemberian ASI dan pemberian MPASI terlalu dini. Menurut penelitian Teshome, anak yang diberikan MP-ASI terlalu dini (<4 bulan) beresiko menderita kejadian stunting. Pada penelitian sebelumnya oleh Kartiningrum (2015) menyebutkan bahwa riwayat asi yang tidak eksklusif merupakan faktor risiko terjadinya gizi kurang pada balita. Asupan makanan yang tidak seimbang termasuk dalam pemberian ASI eksklusif yang tidak sesuai yang diakibatkan oleh keterbatasan makanan sehat yang bisa dikonsumsi (Wiyogowati, 2012).

Balita/Baduta (Bayi dibawah usia Dua Tahun) yang mengalami stunting akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan dapat beresiko pada menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar ketimpangan (Pangalila, Punuh, & Kapantow, 2017). Air Susu Ibu (ASI) diketahui mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam pertumbuhan. 

Menurut rekomendasi WHO (2018) menjelaskan bahwa air susu ibu yang diberikan secara eksklusif menjadi salah satu strategi tepat untuk mengurangi angka kejadian stunting. Namun studi mengenai hubungan kejadian stunting pada jenis makanan yang dikonsumsi balita masih terbatas. Melihat kondisi tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang Hubungan Antara Pemberian ASI dengan Derajat Stunting Pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Wilayah Indonesia.

ISI

Pada esai ilmiah ini disajikan kajian terkait pengaruh pemberian ASI Exclusive pada anak usis 0 hingga 2 tahun terhadap kejadian stunting agar kedepanya dapat ditemukan solusi dan pencegahan yang efektif untuk mencegah stunting akibat kurangnya ASI Exclusive pada anak.


ASI Exclusive
ASI exclusive dapat didefinisikan sebagai pemberian ASI sebagai suplai utama untuk bayi tanpa tambahan makanan dan minuman lain selain obat (Kemenkes, 2022). ASI menjadi makanan terbaik untuk bayi, hal ini dikarenakan selain memiliki kandungan gizi, ASI juga memiliki kandungan imunologik yang dapat melindungi bayi dari serangan mikroorganisme penyebab infeksi (Aziezah, N., 2023). 

Berdasarkan studi kedokteran eropa, bayi yang diberikan ASI Exclusive memiliki tingkat resiko kesakitan dan kematian yang lebih rendah dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan ASI Exclusive. Sayangnya, berdasarkan hasil SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2006-2007, pemberian ASI Exclusive pada bayi usia kurang dari 2 bulan hanya mencakup 67% dari total bayi yang ada.

Berdasarkan data SUSENAS (2007--2008) cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0--6 bulan di Indonesia menunjukkan penurunan dari sebanyak 62,2% (2007) menjadi sebanyak 56,2% (2008) sedangkan cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai 6 bulan turun dari 28,6% (2007) menjadi 23,4% (2008) (Direktorat Statistik dan Kependudukan.

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. 2007). UNICEF menyebutkan perkiraan bahwa pemberian ASI Exclusive pada bayi sampai usia 6 bulan mampu mencegah kematian 1,3 juta anak dibawah 5 tahun. Pada ASI terkandung agregat protein, laktosa, dan garam-garam organik yang diproduksi oleh alveoli kelenjar payudara seorang ibu (Wijaya, 2019). Berdasarkan data yang diperoleh dari Wijaya, 2019, komponen nutrisi ASI terdiri dari:

1. Mikronutrien
Kandungan mikronutrien yang terkandung dalam ASI diantaranya air, protein, lemak,
kaarbohidrat, karnitin.
2. Makronutrien
Kandungan makronutrien yang terkandung dalam ASI diantaranya vitamin ADEK,
vitamin yang larut dalam air, dan mineral.
3. Komponen Bioaktif

ASI mengandung berbagai faktor bioaktif (sel hidup, antibodi, sitokin, faktor pertumbuhan, oligosakarida, hormon).Faktor bioaktif adalah unsur-unsur yang memiliki efek pada proses biologis dan berdampak pada fungsi atau kondisi tubuh dan kesehatan bayi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun