Novel "Siti Nurbaya" karya Marah Rusli adalah sebuah karya sastra yang sangat penting dan harus dibaca oleh semua orang, di novel ini kita bisa mengetahui kehidupan masyarakat pada masa lampau. Novel ini bukan hanya sekadar menggambarkan tentang kisah cinta tetapi juga menggambarkan latar sosial, perjuangan pemuda pemudi dalam melawan adat Minangkabau, adat istiadat disana yang masih dipegang teguh oleh masyarakat, permasalahan budaya yang masih kerap membelenggu dan dijadikan panduan agar manusia hidup beradab, perselisihan antara nilai Timur dan Barat, mengkritik mas kawin dan poligami, mengandung prinsip feminis, dan kita akan menemukan nilai moral bahwa ketika seseorang ingin berbuat jahat kepada kita, sebaiknya kita jangan membalas dengan kejahatan melainkan dengan kebaikan. Berbuatlah baik selalu, karena bisa saja mendapatkan balasan yang lebih besar di lain waktu. Bijaksanalah dalam mengambil keputusan agar tidak berujung menyesal. Nilai yang sangat kentara di dalam novel ini adalah pertarungan antara kebaikan dan kejahatan, antara Samsul Bahri dan Datuk Maringgih yang memang menjadi puncak konflik dalam novel ini. A. Teeuw (1980) menyatakan bahwa novel Siti Nurbaya merupakan novel yang pertama yang baik dijadikan contoh yang membicarakan pertentangan kebudayaan. Walaupun buku ini terlalu banyak mengandung moral dan gambaran sentimental yang keterlaluan, kisahnya lebih menarik bagi seorang pembaca yang berpikir dan menilai suatu roman menurut ukuran Barat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H