Mohon tunggu...
keyshaputriratyaramadhany
keyshaputriratyaramadhany Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya seorang mahasiswa prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Sastra dalam Novel Siti Nurbaya Kasih tak Sampai Karya Marah Rusli

12 Januari 2025   07:09 Diperbarui: 12 Januari 2025   07:09 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bukit dilingkari kayu jati

Kasih sayang bukan sedikit

Dari mulut sampai kehati.

Maksud dari pantun tersebut adalah, Padang Panjang itu dikelilingi bukit, bukit yang dikelilingi pohon jati, kasih sayang dan perhatian, tak hanya sedikit dari mulut turun kehati.

Bulan terang bulan purnama

Nagasari disangka daun

Jangan dikata bercerai lama

Bercerai sehari rasa setahun

(Rusli, Siti Nurbaya, Hal 88)

Pantun diatas dipakai Samsul Bahri untuk menggambarkan perasaannya yang sedih akibat harus meninggalkan Siti Nurbaya untuk merantau ke Jakarta.

Novel ini ditulis dalam bahasa Melayu yang baku dan mencakup teknik penceritaan Tradisional seperti pantun, novel "Siti Nurbaya" menyinggung tentang kasih tak sampai, anti-pernikahan paksa, kolonialisme, kemodernan. Menurut Bakri Siregar, diksi dalam "Siti Nurbaya" tidak mencerminkan gaya bahasa Marah Rusli sendiri, melainkan bahasa Melayu dengan "gaya Balai Pustaka", yang diwajibkan penerbit itu. Beberapa kritikus Barat misalkan Teeuw dan penulis A. H. Johns, menganggap novel ini sebagai novel Indonesia pertama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun