Mohon tunggu...
Keysa Naura
Keysa Naura Mohon Tunggu... Relawan - Siswa

suka menonton kdrama

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Kearifan Lokal di Maluku Utara Suku Togutil

26 Februari 2024   14:35 Diperbarui: 26 Februari 2024   15:04 1816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kearifan lokal merupakan bagian dari kebudayaan suatu masyarakat dan tidak dapat dipisahkan atau dikecualikan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal biasanya diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang kita. Ada juga dua jenis kearifan lokal. yaitu kearifan lokal yang disebut berwujud atau Tangible , dan kearifan lokal yang bersifat tidak berwujud atau biasa disebut Intangible.

Maluku Utara penuh dengan kearifan lokal, antara lain seperti Ritual Salamatan Njong, Popas Lipu, Pantangan di Pantai Sulamadaha, Ritual Adat Kololi Kie. Wilayah Maluku Utara merupakan rumah bagi berbagai macam suku, antara lain Suku Madole, Suku Pagu, Suku Ternate, Suku Makian Barat, Suku Kao, Suku Tidore, Suku Togutil. Ada beberapa suku yang hidup dengan tertinggal atau terbelakang salah satunya adalah Suku Togutil.

Menjaga Tradisi Leluhur

Suku Togtil atau dikenal juga dengan Suku Tabelo Dalam merupakan suku yang belum diketahui oleh kebanyakan orang. Suku Togtil merupakan suku bangsa yang mendiami kawasan hutan Halmahera antara lain Hutan Totodoku, Tukur-Tukur, Lolobata, Kobekulo, dan Buli. Di sana mereka hidup secara nomaden (berpindah dari satu tempat ke tempat lain). Suku Togutil di Provinsi Maluku Utara berjumlah 12.733 jiwa. Suku Togutil merupakan suku yang hidup dan bertempat tinggal di kawasan hutan pedalaman Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara.

Togutil berarti "suku hutan" atau pongana mo nyawa, dalam bahasa Halmahera.  Mereka hidup berkelompok dan  menjaga serta melestarikan kearifan lokal yang ada, seperti melarang penebangan pohon sagu dan hutan secara tidak terkendali. Masyarakat adat Togutil percaya bahwa semua jenis tumbuhan yang ada dalam kehidupan manusia mempunyai jiwa dan emosi yang sama dengan manusia. Oleh karena itu, dalam memanfaatkan sumber daya alam, kita harus selalu menyikapinya dengan benar dan bijaksana. 

dokpri
dokpri
Bagi masyarakat asli Ternate, kata "Togutil" sebagai sebuah konsep mempunyai arti yang sama dengan kata-kata seperti "primitif", "bodoh", dan "terbelakang". dan kata lain yang mempunyai arti serupa. Masyarakat Togutil hidup di lingkungan yang terbelakang dan buta huruf. Sepertinya mereka juga tidak mengenakan pakaian apa pun atau bisa disebut telanjang dada. 

Suku Togutil sebenarnya tahu peradaban luar dari masyarakat diluar mereka, namun mereka memilih menjauhkan diri dari modernisasi. Tradisi yang diwariskan secara turun temurun membawa masyarakat pada kerangka hidup sederhana dan menjaga keutuhan tradisi.

Kehidupan Masyarakat Togtil Saat Ini

Masyarakat Togtil banyak yang mengalami perubahan seiring berjalannya waktu, dan masih banyak pula yang masih mempertahankan tradisi nenek moyangnya. Dari segi pedagogi, anak-anak Togutil mulai belajar tentang dunia pendidikan, meskipun mereka masih duduk di bangku sekolah dasar, berkat pendidikan tersebut, anak Suku Togutil mempunyai tujuan hidup. Orang Togutil sekarang memakai pakaian modern, sama seperti kebanyakan orang yang sudah memakai pakaian modern tidak memakai pakaian adat Togutil.

Sebagian besar anggota Suku Togutil sudah tidak lagi hidup berpindah-pindah dan menjalani gaya hidup menetap seperti masyarakat kebanyakan, bahkan sebagian anggota Suku Togutil sudah memiliki ponsel pintar dan dapat mengendarai kendaraan roda dua. Bahkan, mereka sudah hidup berbaur dengan orang-orang di luar sukunya.

Dari segi keimanan, mereka percaya pada wujud tertinggi di atas sana bernama Jou Ma Dutu pemilik alam semesta atau o giriki moi yang artinya jiwa. Meskipun suku ini mempunyai agama, namun mereka tidak melakukan ritual ibadah. Inti keimanan mereka adalah menghormati dan memuja leluhur. Menggambarkan Suku Togutil yang hidup di alam semesta dan hasil ciptaan manusia (kebudayaan). Suku ini percaya bahwa berhasil tidaknya suatu usaha atau kegiatan dipengaruhi oleh kehidupan sehari-hari.

Namun seiring berjalannya waktu, kepercayaan tersebut mulai ditinggalkan, dan kepercayaan masyarakat muncul karena adanya penggantian sistem kepercayaan yang asli. Sekitar waktu agama Kristen mulai menyebar di wilayah Lolobata, dan  sebagian orang Suku Togutil masuk Islam (mualaf). Hanya sedikit dari mereka yang masih menjalani cara hidup tradisional seperti nenek moyang mereka. 

dokpri
dokpri
Suku Togutil sangat berpegang teguh pada kearifan lokal dan melarang penebangan pohon sagu dan hutan tanpa aturan. Suku ini juga banyak mengalami perubahan agama, mulai dari agama lokal Togutil menjadi agama asli seperti Kristen, Islam, Katolik, Budha, dan Hindu, serta dari gaya hidup nomaden menjadi menetap. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi suku primitif yang masih tinggal di pedalaman hutan.

Gaya hidup  Suku Togutil telah bercampur dengan masyarakat non-Togutil. Oleh karena itu, masyarakat Togutil dapat dikatakan menerima globalisasi dan modernisasi serta secara budaya terbuka terhadap masyarakat di luar masyarakatnya. Namun, akan selalu ada orang yang masih ada masyarakat Togutil yang tertutup dan tidak mengikuti perkembangan zaman.

Saya menulis artikel ini untuk memenuhi ujian praktek mata pelajaran Bahasa Indonesia, Sosiologi, dan Sejarah minat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun