Mohon tunggu...
Keysa shaumi putri afandi
Keysa shaumi putri afandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

remind yourself life is a test

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan Indonesia

9 Desember 2022   13:48 Diperbarui: 9 Desember 2022   14:02 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Penulis : Keysa shaumi putri afandi

Berdasarkan analisis data Programme for International Students Assessment atau PISA yang diselenggarakan oleh Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD) pada 2018 yang menunjukkan bahwa negara Indonesia menduduki 10 posisi terbawah dari 79 negara yang ikut berpartisipasi dalam tes tersebut. 

Tes PISA ini mengukur tiga keterampilan dan pengetahuan siswa usia 15 tahun di tiga bidang, yaitu kemampuan membaca (reading skills), kemampuan berhitung atau matematika, dan science. 

Tes PISA ini dilakukan setiap tiga tahun sekali dan Indonesia telah mengikuti tujuh kali tes PISA sejak tahun 2000. Pada tahun 2018 kemampuan membaca, matematika, dan sains siswa Indonesia secara berturut-turut adalah 42 poin, 52 poin, dan 37 poin di bawah rerata siswa ASEAN. Selain itu pula berdasarkan data dari world population review, Indonesia menduduki peringkat ke-55 pada tahun 2020 dan naik satu peringkat pada tahun selanjutnya, yakni menjadi peringkat ke-54 pada tahun 2021 dari total 78 negara yang ada dalam ranking sistem Pendidikan dunia. Peringkat ini sangat jauh berbeda dengan negara ASEAN lainnya seperti negara Malaysia, Thailand, dan Singapura. Melansir dari data bank dunia (world bank) pada tahun 2018, bahwa kualitas Pendidikan Indonesia masih dianggap rendah meskipun tingkat perluasan akses Pendidikan bagi masyarakat Indonesia sudah meningkat secara signifikan. Bank Dunia menyebut Indonesia telah meraih kemajuan penting dalam meningkatkan akses pendidikan, khususnya bagi anak-anak kurang beruntung, namun sayangnya kualitas Pendidikan Indonesia masih dianggap rendah.

Berdasarkan data-data di atas mengenai rendahnya peringkat Indonesia dalam bidang Pendidikan di dunia, ada beberapa faktor yang menyebabkan menurunnya kualitas Pendidikan di Indonesia yakni, kelemahan dalam sektor manajemen pendidikan, terjadi kesenjangan sarana dan prasarana pendidikan di  daerah  kota  dan  desa,  dukungan  dari  pemerintah  yang  masih  lemah,  adanya  pola  pikir kuno  dalam masyarakat,  rendahnya  kualitas  sumber  daya  pengajar,  dan  lemahnya  standar evaluasi  pembelajaran serta rendahnya minat siswa dalam membaca. 

Diketahui sebanyak 80% siswa menyukai membaca sebagai hobi, namun meskipun demikian ada pula bahwa setidaknya terdapat 40% siswa Indonesia yang setuju atau sangat setuju bahwa mereka membaca hanya jika diharuskan oleh guru. Padahal minat dalam membaca sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran baik itu sastra maupun ilmu pengetahuan.

  Selain beberapa faktor di atas, sistem pendidikan di Indonesia pun masih banyak yang harus diperbaiki dan ditinjau ulang bisa saja dari kurikulum, proses belajar dan mengajar di sekolah yang perlu ditingkatkan dan masih banyak lagi. Yang menjadi pertanyaan adalah sudahkah sistem Pendidikan Indonesia mengedepankan Pendidikan yang berkualitas?, artinya pembelajaran bukan hanya berdasar dari hafalan yang sejak dulu sudah diterapkan, materi yang diberikan pun tidak harus semua berasal dari pengajar atau guru. Pendidikan negara-negara lain kini sudah mengajarkan siswa untuk menjadi siswa yang dapat berfikir kritis, dan dapat memecahkan masalahnya sendiri dalam kehidupan sehari-hari atau dengan nama lain problem solving, sarana dan prasarana pun lebih baik dibandingkan dengan negara Indonesia, pemerataan Pendidikan pun sudah berjalan dengan semestinya

   Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab mengenai mengapa kualitas Pendidikan di negara Indonesia ini sangat rendah bahkan peringkatnya pun berada di bawah negara-negara ASEAN yang bertetangga dengan kita. Padahal secara geografis negara Indonesia lebih diuntungkan, SDM pun banyak dan hasil kekayaan alam sebagai salah satu bentuk SDA yang bisa menjadi sumber penghasilan untuk dapat membangun negeri pun Indonesia masih lebih diuntungkan. Namun dalam bidang Pendidikan ternyata Indonesia masih tertinggal di belakang.

      

Menurut  Undang-Undang  No.20  Tahun  2003  tentang  SISDIKNAS,  dalam  pasal  1 dijelaskan  bahwa  pendidikan  adalah  sebuah  usaha  sadar  untuk  mewujudkan  suasana belajar  agar  peserta  didik  dapat  mengembangkan  potensi  yang  dimilikinya  secara  aktif melalui  proses  pembelajaran.  Melalui  pendidikan,  diharapkan  peserta  didik  dapat  memiliki kepribadian  yang  cerdas,  berakhlak  mulia,  dan  juga  memiliki  keterampilan  untuk  dirinya sendiri ataupun untuk lingkungan masyarakat sekitarnya. Suyanto (2003)  menyatakan bahwa  seorang  presiden  negara  paling  maju  di  dunia, masih  tetap  mengakui  bahwa  investasi  dalam pendidikan  merupakan  hal yang  penting  dalam  kemajuan  bangsa. "As a nation, we now invest more in education than in defense". Maka dari itu apabila sebuah pemerintah tidak menganggap penting Pendidikan ataupun jika pemerintah tersebut tidak meningkatkan mutu Pendidikan maka kemajuan bangsa tersebut bisa diprediksi akan mengalami kemunduran atau terbelakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun