Mohon tunggu...
Keyla Diva Nirwana
Keyla Diva Nirwana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Saya seorang pelajar SMA kelas 12

Saya seorang pelajar SMA kelas 12 di SMA NEGERI 1 JOMBANG. Saya memiliki hobi menulis dan memiliki semangat jiwa yang tinggi akan kesuksesan dan dalam karir. "Kita akan mencapainya apabila kita mau dan berusaha!"

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Keyla, Si Perangkai Kata dengan Seribu Makna

20 September 2024   09:38 Diperbarui: 20 September 2024   09:41 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namaku Keyla Diva Nirwana. Aku akrab dipanggil dengan Keyla, atau Lala. Aku lahir di Jombang, tanggal 5 September 2006. Aku adalah anak bungsu dari dua bersaudara, dan kebetulan saudaraku adalah laki-laki. Aku terpaut jarak delapan tahun dengan kakakku. Walaupun begitu, kami berdua sangat akrab dan saling menyayangi. Saat ini aku berusia delapan belas tahun. Dan pada saat ini, aku menjadi siswi kelas XII di SMA Negeri 1 Jombang. Kedua orang tuaku asli dari Jawa Timur, bahkan kedua orang tuaku berasal dari Desa yang sama. Yaitu, Desa Karangmojo, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang yang hingga saat ini menjadi tempat tinggalku juga. Terlahir sebagai anak petani aku lebih tahu seluk beluk di desa daripada di kota. Meskipun begitu, bukan berarti aku menjadi anak yang "ndeso" dan "kudet". Sesungguhnya, desa bukan menjadi alasan orang itu "ndeso". Namun, semua tergantung pemikiran dan sikap kita menghadapi kehidupan dimana pun kita berada.

Dibesarkan di desa membuatku memiliki pengalaman tersendiri. Dahulu aku sering menghabiskan waktu bermainku di sawah. Bersama teman sebayaku, aku bermain layang-layang, lompat tali, masak-masakkan, dan masih banyak lagi. Selain itu, aku sangatlah senang kala aku bersepeda mengelilingi desa, apalagi bermain ke sawah. Jika sedang palawija, orang tuaku akan menanam buah tropis seperti semangka dan blewah di sawah. Malahan, aku sering kali membantu mereka, seperti menanam biji dan memberi pupuk. Berangkat pukul 06.00 pagi hingga pukul 10.00 siang. Membawa bekal nasi pecel, lauk telur ceplok sangatlah menjadi idaman kala itu. Lagi pula, banyak teman-temanku juga yang ikut orang tuanya ke sawah. Oleh sebab itu, aku tak merasa bosan saat di sawah karena aku bisa bermain juga bersama mereka.

Meskipun demikian, tak semua waktu ku habiskan bermain. Banyak prestasi yang ku ukir semenjak aku sekolah dasar. Sejak sekolah dasar, aku sangatlah senang menulis. Menulis cerpen, puisi, dan pantun. Sesungguhnya, setiap kali ada tugas menulis cerita, aku selalu mendapatkan nilai paling tinggi. Bahkan, aku masih teringat saat duduk di bangku kelas III, aku pernah diberi hadiah oleh guruku karena karya tulisku. Mereka memujiku karena aku anak yang pintar menulis cerita. Selain itu, tulisanku yang rapih menambah nilai tersendiri. Oleh karena itu, setiap kali ada tugas menulis cerita aku selalu bersemangat. Kemampuanku dalam menulis cerita aku teruskan ke SMP. Saat kelas VII, aku juga pernah mengikuti lomba menulis cerpen. Selanjutnya, aku juga pernah mengikuti program menulis yang diadakan oleh Gerakan Menulis Buku Indonesia, yang kemudian kumpulan cerpen kami akan dicetak menjadi sebuah buku. Mengikuti program ini membuatku memiliki pengalaman yang menakjubkan. Mulai dari seminar, mengenal tokoh-tokoh penulis hebat, dan yang terpenting menambah pengetahuan baru.

Di kelas X, aku juga mengikuti lomba FLS2N dalam bidang cerpen. Saat seleksi di kabupaten, aku berhasil meraih juara 3. Dengan judul cerpen "Sakit Untuk Bangkit" aku bisa membuat bangga diriku dan sekolahku. Walaupun demikian, aku tak terpilih untuk lanjut ke tingkat provinsi, sebab yang dipilih adalah juara pertama. Bagiku, sastra itu indah. Merangkai bait kata dengan suatu makna di dalamnya. Meskipun begitu, aku tidaklah bercita-cita menjadi seorang penulis, cukup ku jadikan sebagai hobi saja. Aku bermimpi menjadi seorang engineer. Aku ingin menjadi seperti ayahku yang bekerja di perusahaan konstruksi. Selain itu, dimasa depan aku juga ingin membangun bakery. Aku belajar dengan rajin untuk mencapai impianku satu persatu. Tidak ada jalan lain selain belajar. Tentu akan lebih sempurna apabila disertai dengan doa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun