Kalau ada yang bertanya "Siapa nama Bapak Pendidikan Nasional Indonesia?"
Maka dalam hati kita masing-masing akan serentak menjawab " Ki Hajar Dewantara"
Itu merupakan hapalan mati seluruh masyarakat Indonesia yang pernah mengenyam pendidikan di bangku Sekolah, karena nama beliau minimal setiap tahun akan disebut-sebut dalam perayaan hari Pendidikan Nasional.
Nah, bagaimana jika pertanyaannya sekarang di ganti menjadi "Pemikiran Ki Hajar Dewantara apa yang paling kamu ingat?"
Mungkin sebagian menjawab dengan Trilogi pendidikan (Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani)
Mungkin sebagian lagi hanya ingat dengan Tut Wuri handayani saja, itupun karena melekat pada simbol seragam Sekolah siswa
Dan mungkin sebagian besar akan bingung mau menjawab apa, karena memang dalam ingatan, mereka hanya kenal Ki Hajar Dewantara dari gelar Bapak Pendidikan Nasional semata tanpa paham mengapa gelar tersebut disematkan pada Beliau.
Katanya Kenal, tapi kok gak tau.
Awalnya saya juga sama, hanya mengenal Ki Hajar Dewantara dari gelarnya, kemudian tahu dengan konsep Trilogi pendidikan yang digagasnya. Namun program Guru Penggerak memberikan saya pengetahuan baru bahwa Pemikiran Ki Hajar Dewantara bukan sekadar Trilogi Pendidikan melainkan jauh lebih kompleks daripada itu.Â
PEMIKIRAN-PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA
1. Konsep PendidikanÂ
Menurut Kihajar Dewantara Pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dari konsep Pendidikan yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa sebenarnya tujuan dari Pendidikan itu bukan menjadi Pintar, bukan menjadi kaya, bukan pula semata agar lulus sekolah. Tujuan pendidikan lebih dari itu yakni mencapai Keselamatan dan Kebahagiaan dalam kehidupan ini.Â
Sebuah konsep dengan tujuan yang keren dan realistis menurut saya, saat mengetahui ini saya semakin kagum dengan sosok beliau.Â
2. Trilogi Pendidikan
Untuk mencapai tujuan pendidikan maka peran guru menjadi penting sebagai salah satu cara membantu tercapainya tujuan itu. Dan Ki Hajar dewantara merumuskannya pemikirannya kedalam Trilogi Pendidikan. Tentang apa yang perlu dilakukan guru untuk membantu para siswa mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam hidupnya.
- Ing Ngarso Sung Tulodo ( Di depan memberi teladan)
Sesuai dengan maknanya bahwa Guru adalah di gugu dan di tiru . Maka konsep pertama dari Trilogi pendidikan adalah guru menjadi panutan. Segala tindak tanduknya haruslah mencerminkan nilai-nilai pendidikan agar siswa dapat menjadikannya sosok teladan yang patut di contoh sebagai "sumber belajar hidup".
- Ing Madyo Mangun Karso (Di tengah memberi bimbingan)
Menuntun adalah kata pertama dalam konsep pendidikan yang digagas Ki Hajar Dewantara. Sosok guru haruslah hadir sebagai penuntun, pembimbing bagi siswanya. Menurut Ki Hajar Dewantara setiap anak yang lahir memiliki kodrat(potensi) masing-masing. Kodrat itu hadir dengan samar-samar, maka tugas guru adalah menebalkan garis kodrat tersebut bukan malah mengubahnya. Sehingga menurut Ki Hajar Dewantara guru harus hadir sebagai penuntun bukan sebagai penentu.
- Tut Wuri Handayani ( Di belakang memberi dorongan)
Yang terakhir dari konsep Trilogi Pendidikan adalah guru juga hadir sebagai orang yang mampu memotivasi siswanya. Melecutkan nilai-nilai semangat agar mereka dapat mencapai tujuan masing-masing.
3. Asas Tri-Kon
Asas Tri-Kon adalah filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara agar pendidikan berlangsung dengan baik sesuai dengan perkembangannya. Ki Hajar Dewantara paham betul bahwa Ilmu Pengetahuan bersifat dinamis dan akan selalu berkembang. Maka asas Tri-Kon menjadi salah satu cara agar pendidikan di Indonesia berkembang dengan baik namun juga tidak kehilangan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia.
- Kontiniu
Berkelanjutan; artinya ilmu pengetahuan harusnya berlangsung terus menerus.
- Konvergen
Pendidikan dapat diambil dari berbagai sumber sehingga kita memiliki dapat melihat banyak perspektif sehingga nantinya kita dapat memutuskan memilih prespektif yang mana atau bahkan akan memunculkan prespektif baru sesuai dengan pemikiran kita sendiri.
- Konsentris
Memusat; bahwa pendidikan itu dinamis bersifat terus menerus dan dapat di ambil dari berbagai sumber namun kontiniu dan konvergen tersebut haruslah dibarengi dengan konsentris sebagai penyeimbang agar kita tidak kehilangan identitas diri. Maksud konsentris disini adalah jadikan nilai-nilai luhur budaya bangsa sebagai filter penyaring ilmu pengetahuan yang sedang di pelajari.
Demikianlah pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara yang telah saya pelajari, ada lebih banyak lagi konsep pemikiran dari sosok beliau. Saya harap dilain kesempatan saya memiliki kesempatan untu menuangkannya kembali dalam artikel yang berbeda.
Terimakasih
Salam Merdeka Belajar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H