Mohon tunggu...
Ferry Abu Qaswa
Ferry Abu Qaswa Mohon Tunggu... wiraswasta -

hanya ingin hidup berakhir dalam keadaan yang baik dan suci

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel “Three Sahabat” (4e)

30 September 2014   19:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:55 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Piagam penghargaan secara resmi diserahkan langsung oleh Pak Gubernur pada saat peringatan Hari Guru. Disaksikan juga oleh beberapa anggota DPRD dan para pejabat negara, terutama pejabat dinas Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sewaktu penyerahan piagam penghargaan dan diminta untuk memberikan pidato sambutan atas penghargaannya. Pak Soedirman berpidato penuh semangat, inspiratif dan menyentuh hati. Ada seseorang yang merekam video dengan handphonepidato beliau tersebut, entah mengapa kemudian video pidato tersebut tersebar ke siswa-siswi SMA Budi Utomo. Sampai sekarang Satrio masih menyimpan videonya di handphone.

Kadang-kadang, bila Satrio lagi sumpek, lagi sedih, hilang semangat, bosan atau lagi malas satrio memutar video pidato tersebut. Mendengar kata-kata pidato Pak Soedirman yang penuh semangat dan inspiratif serta melihat ekspresi wajah beliau saat berpidato yang sangat tegas, berwibawa, tidak ada senyum dan berapi-api. Ajaib! Setelah Satrio melihat video pidato tersebut melihat wajah beliau, serta mendengar kata-kata beliau hilang segala perasaan yang tidak nyaman dihati dan jadi semangat lagi.

Peristiwa yang terjadi di video penghargaan dan untaian kata pidato Pak Soedirmandipenghargaantersebut ialah : "Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh.Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirabbil‘alamin washshalatuwashshala wa‘ala rasulillah. Wa‘alaalihiwashahbihi wabarikwasallim ajma’in. Terima kasih kepada Bapak Gubernur, Bapak Kepala Dinas Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, para pejabat negara yang hadir, rekan sesama pengajar, juga kepada panitia serta tim penilai yang telah memilih saya, padahal saya merasa bukanlah yang terbaik. Terima kasih kepada para rekan-rekan guru, baik yang hadir di sini maupun yang tidak hadir di sini, serta semua rekan guru di seluruh negeri, baik yang berjuang mengajarkan ilmu dipelosok-pelosok terpencil maupun yang di kota-kota besar. Penghargaan ini saya dedikasikan untuk kalian semua. Bravo guru.

Terima kasih yang paling utama kepada Allah SWT atas segala Rahmat dan segala petunjukNya. Juga kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan tauladan kita semua dan sumber ilmu yang sebenarnya. Serta kepada isteriku pemberi spirit dikala semangat saya mulai melemah dan mengendor. Dan kedua anak saya sebagai sumber inspirasi dan penyejuk mata saya. Juga kepada Wakil Kepala Sekolah Pak Nazarudin, karena banyak masukkan dari beliau untuk kebaikan dan kemajuan sekolah. Juga kepada semua tenaga pengajar di SMA Budi Utomosepantasnyalah penghargaan ini juga dipersembahkan untuk kalian. Karena kerja dan usaha keras kalianlah akhirnya penghargaan ini diberikan. Juga terima kasih kepada kepada seluruh siswa dan siswi SMA Budi Utomo.”

Pak Soedirman terdiam sejenak. Kemudian menyambung pidatonya, "Penghargaan ini adalah bagi saya bukanlah suatu akhir dari kerja kami. Atau penghargaan ini juga bukanlah tujuan utama kami. Tapi dengan penghargaan ini membuat kami harus lebih keras lagi bekerja. Lebih keras dan lebih keras lagi. Dan bagi saya ada atau tidak adanya penghargaan ini, memperoleh atau tidak memperoleh penghargaan ini, saya dan para pengajar di SMA Budi Utomo tetap bekerja sesuai dengan konsep dan sistem yang telah kami tetapkan.

Apabila pemerintah menganggap apa yang kami lakukan ini baik dan benar, maka kami harap rekan-rekan sesama pengajar lainnya bisa mencontoh apa yang kami lakukan. Kami siap menerima, membantu dan berbagi ilmu. Orang bijak mengatakan memang berat untuk merebut suatu penghargaan. Dan lebih berat lagi untuk mempertahankan penghargaan tersebut. Tapi bagi saya yang lebih berat adalah mempertahankan kerja kami yang sudah baik dan benar serta agar tetap di jalur yang benar. Wassalamualaikum warahmatullahii wabarakatuh.” Pak Soedirman mengakhiri pidatonya dengan salam.

Semua yang hadir dalam penghargaan tersebut bertepuk tangan serempak, nyaring dan panjang. Mereka sangat kagum dan terkesan sekali dengan pidato Pak Soedirman. Di tengah riuknya tepuk tangan ada yang berteriak. “Hidup Pak Soedirman! Hidup SMA Budi Utomo! Hidup Guru!

Selain mendapat hadiah piagam penghargaan, Pak Soedirman juga mendapat hadiah umrah untuk dua orang. Umrah dilaksanakan tiga bulan setelah penghargaan. Beliau berumrah bersama isteri tercinta.

bersambung ...

sebelumnya (1a) (1b) (1c) (2a) (2b) (2c) (3) (4a) (4b) (4c) (4d)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun