[caption caption="Engkau ada bersamaku di setiap musim hidupku..."][/caption]
Â
Melihat gambar ini, ada sebuah kesedihan timbul di dalam hatiku. Dulu, senang dan nyaman rasa nya berada di musim semi, saat melihat indahnya dedaunan yang tumbuh dan bunga - bunga yang bermekaran, udara yang sejuk dan hangat nya matahari yang melekat di kulit. Saat ini entah kenapa seakan memasuki akhir musim gugur, melihat dedaunan yang berguguran dan membayangkan dingin nya musim salju membuat hatiku bersedih. Di musim ini tidak banyak yang bisa dilakukan selain menanti datangnya musim berikut yang lebih produktif.Â
Dulu saat berada di dunia perkuliahan semua terasa indah bagiku, seakan musim semi.. banyak hal baru yang bisa kupelajari dan teman - teman baru yang kudapatkan. Namun ketika lonceng wisuda berbunyi yang menandakan selesainya dunia perkuliahan ku, aku memasuki sebuah dunia baru (musim baru) di dalam hidupku yang kusebut sebagai dunia bekerja. tahun pertama bekerja adalah tahun yang nyaman, namun memasuki tahun kedua ada sebuah kejanggalan...
Tidak pernah ku sangka memasuki dunia kerja akan sangat berbeda dibandingkan dunia kuliah dulu. Ada banyak tanggung jawab yang harus di kerjakan dan tidak semudah saat di dunia kuliah.Â
Target utama dalam menyelesaikan sebuah mata kuliah adalah lulus dan mendapatkan nilai AÂ
Sedangkan target utama dalam bekerja adalah..... ?Â
Dapat nilai A di tempat kerja?Â
Dapat gaji yang tinggi?Â
Dapat kepopuleran?
Dapat jodoh?Â
Â
Apa yang sedang kucari sebenarnya? apa yang menjadi target utamaku ? Mengapa aku bekerja?Â
Ada beribu petuah yang muncul dibenakku, dan ada ribuan pertanyaan falsafah yang hadir membanjiri pikiran. Semakin aku membenamkan pikiran ku, semakin tidak kutemukan jawabannya.Â
Di tengah kegundahanku, suatu ketika aku membaca sebuah kalimat yang berbunyi demikian : Jalanku bukanlah jalanmu dan rancanganKu bukanlah rancanganmu, seperti tingginya langit dari bumi begitupun rancanganKu atas kehidupanmu. yaitu sebuah rancangan damai sejahtera yang mendatangkan hari depan yang penuh pengharapan
mendadak hatiku tenang. Mungkin saat ini aku tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tapi aku cuma percaya satu hal... masa depanku aman di tangan sang pencipta :)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H