Digital Divide merupakan ketidaksetaraan atau kesenjangan antara individu atau komunitas yang memiliki informasi komunikasi dan mereka yang tidak memiliki akses ke teknologi informasi komunikasi dan mereka yang tidak memiliki, perlu kita ketahui tentang digital divide adalah bagaimana kita dapat memahami dan memanfaatkan teknologi di dalam kehidupan kita sehari-hari, akan tetapi digital divide adalah masalah yang terkait dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, namun masalahnya tidak hanya pada kesulitan akses atau kepemilikan ke perangkat teknologi atau internet akan tetapi digital divide lebih mencerminkan kerumitan dalam perubahan cara kita hidup dan berinteraksi dalam dunia modern,namun masih ada kesalahpahaman yang menganggap digital divide hanya masalah teknologi yang bisa diatasi dengan membuat dan memberikan teknologi murah dan mudah di akses hal tersebut merupakan pandangan yang terlalu sederhana, akan tetapi digital divide juga mencakup cara kita menghadapi perubahan teknologi yang semakin kompleks dan bagaimana perubahan ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan kita, seperti bisnis, perdagangan, regulasi, produksi dan cara kita mengonsumsi informasi.Â
Contoh sederhana dari digital divide atau yang dikenal dengan kesenjangan digital seperti antara orang-orang di negara maju dan negara berkembang, antara orang-orang di daerah perkotaan dan pedesaan, antara kelompok usia, gender, etnis, serta antara orang-orang yang memiliki dan yang tidak memiliki akses ke perangkat dan infrastruktur teknologi digital, namun ada beberapa jenis digital divide adalah, kesenjangan akses, kesenjangan penggunaan, dan kesenjangan kualitas penggunaan, akan tetapi kita bisa melihat sendiri bahwa Di beberapa wilayah pedesaan tertentu, akses internet masih terbatas atau bahkan tidak tersedia sama sekali. Sementara di wilayah perkotaan yang lebih maju, akses internet lebih mudah dan luas untuk di akses. Di beberapa negara berkembang, akses internet masih terbatas dan mahal, sehingga hanya beberapa persen masyarakat yang bisa mengakses internet. Sementara di negara maju, akses internet tersedia jauh lebih luas dan terjangkau. Orang dewasa yang cenderung lebih tua mungkin memiliki kesulitan menggunakan teknologi digital, seperti smartphone atau komputer, dibandingkan dengan generasi yang lebih muda.
Di Sorong sendiri yang saya lihat bahwa untuk digital divide sendiri sudah begitu signifikan akan tetapi tidak semua kalangan masyarakat memahami tentang teknologi informasi seperti orang-orang di daerah perkotaan dan pedesaan, antara kelompok usia, gender, etnis, serta antara orang-orang yang memiliki dan yang tidak memiliki akses ke perangkat dan infrastruktur teknologi digital , akan tetapi minusnya itu mereka belum bisa menyaring informasi dengan benar, karena Kalau dibandingkan antara kota dan kabupaten di Sorong dapat diketahui bahwasanya penggunaan akses teknologi memang terlihat berbeda dimana di kota sorong sendiri memiliki akses yg lebih cepat dan efisien dalam penggunaan teknologi, lain halnya dengan di kabupaten yg memiliki kendala terhadap jaringan, kalau mau kita bandingkan lagi dengan daerah yang istilahnya jauh dari perkotaan atau bisa disebut wilayah pedesaan mungkin kesenjangan yang terlihat lebih besar bahkan hanya dari segi penggunaan teknologi maupun jaringan, Tetapi minimnya pemahaman terkait penggunaan teknologi.Â
 Pemanfaatan teknologi di Sorong masih belum meluas dan terbaru untuk di area Sorong, Masyarakat sorong cenderung belum peka dan melek terkait penggunaan teknologi baik dari informasi, ekonomi dan sosial, Pemerintah belum sepenuhnya memberikan akses penggunaan teknologi di ruang public, Masyarakat adat atau kaum marjinal belum banyak yang menyentuh teknologi, Misalnya dalam UMKM tidak bisa dipisahkan dengan teknologi mulai dari branding, pemasaran, serta penjualan. Karena banyak yg enggan untuk belajar namanya branding, pemasaran yang digunakan hanya Menggunakan media sosial seperti Facebook mempromosikan barang jualan mereka , ketika gojek atau maxim masuk di sorong tidak sepenuhnya dapat dimanfaatkan karena kurangnya pemahaman tentang cara penggunaan teknologi.Â
Upaya pemerintah di Sorong, seperti di banyak wilayah lainnya, mungkin termasuk langkah-langkah untuk mengatasi digital divide. Beberapa potensi upaya yang dapat mereka lakukan antara lain, Infrastruktur Teknologi,Pemerintah dapat berinvestasi dalam meningkatkan infrastruktur teknologi di Sorong, termasuk penyediaan akses internet broadband yang lebih luas dan terjangkau, Pendidikan Teknologi,Peningkatan akses ke pendidikan teknologi dan pelatihan digital dapat membantu masyarakat Sorong memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital, Dukungan untuk UKM,Pemerintah setempat bisa memberikan dukungan khusus untuk pengusaha kecil dan menengah (UKM) agar mereka dapat mengakses platform e-commerce, pelatihan bisnis online, dan pendanaan untuk mengembangkan bisnis mereka secara digital, Layanan Keuangan Digital, Memfasilitasi akses ke layanan keuangan digital seperti rekening bank online atau aplikasi pembayaran digital juga dapat menjadi langkah penting dalam Penggunaan digital divide.Â
Referensi
digital, P. S. (2023). Article. Pemkot Sorong edukasi pelaku UMKM bertransformasi ke dunia digital .Â
digital, P. S. (2023). artikel. sorong: papua barat,antara news.Â
Kesenjangan Digital: Apa Artinya, d. A. (2023) .
Sorong, A. D. (2022). Article. Aptika Dorong Digitalisasi untuk Tingkatkan Pemasaran UMKM Sorong .Â
Penulis: Fransiskus.X.S Runaki (Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H