Contohnya, nomor 146 melambangkan "jalan kematian" dalam budaya Korea, sedangkan nomor 888 dikaitkan dengan kesialan dan kematian. Penggunaan angka-angka ini menambah unsur misteri dan ketegangan pada film, sekaligus memberikan petunjuk tentang bahaya yang mengintai para karakter.
4. Berkaitan dengan Sejarah Korea dan Jepang
Exhuma tidak hanya menyajikan cerita horor, tetapi juga menyelipkan unsur sejarah Korea dan Jepang. Hal ini terlihat dari beberapa referensi sejarah yang muncul di film, seperti periode Joseon dan kolonialisme Jepang.
Penggabungan unsur sejarah ini menambah kedalaman cerita dan memberikan konteks yang lebih luas bagi peristiwa-peristiwa supranatural yang terjadi. Exhuma mengajak penonton untuk merenungkan bagaimana masa lalu dapat terus menghantui masa kini, dan bagaimana trauma sejarah dapat terwujud dalam bentuk kekuatan jahat.
5. Plot Cerita Terbagi Dua
Plot cerita "Exhuma" terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berfokus pada penggalian kuburan dan ritual shamanisme Korea, sedangkan bagian kedua menceritakan kisah menakutkan tentang siluman Jepang dan kutukan yang menghantui keluarga Korea-Amerika.Â
Pembagian plot membuat cerita Exhuma semakin kompleks dan menarik
Penonton diajak untuk menebak-nebak hubungan antara peristiwa masa kini dan masa lampau, dan bagaimana keduanya saling terkait. Alur cerita Exhuma terbagi menjadi dua bagian yang berbeda, yaitu bagian masa kini dan masa lampau. Bagian masa kini berfokus pada perjuangan para karakter utama melawan roh jahat, sedangkan bagian masa lampau menceritakan kisah tragis yang menjadi sumber kutukan.
Bunga mawar putih yang sering muncul dalam film ini memiliki makna simbol cinta dan bentuk hadiah untuk pasangan. Namun, dalam konteks film ini, bunga mawar putih juga dapat diartikan sebagai pemberian yang berkesan dari seorang ibu kepada anaknya.
Exhuma bukan hanya film horor biasa, tetapi juga sebuah karya seni yang kaya makna dan simbolisme. Dengan memadukan unsur misteri, sejarah, dan budaya, Exhuma menawarkan pengalaman menonton yang tidak hanya menegangkan, tetapi juga membuka ruang untuk refleksi dan interpretasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H