Mohon tunggu...
Kevin Kurniawan Wiyogo
Kevin Kurniawan Wiyogo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Seorang Mahasiswa Fakultas Farmasi Program Studi Farmasi Universitas Airlangga, selalu siap untuk menghadapi tantangan baru.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Informasi Kesehatan dari Media Sosial: Apakah Terpercaya?

25 Mei 2022   08:07 Diperbarui: 9 Juni 2022   16:13 1530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mendapat informasi kesehatan dari media sosial. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Penonton dapat menjadi rentan terhadap informasi medis yang tidak akurat di media sosial ketika mereka mengalami rasa sakit yang tidak kunjung sembuh, belum mengunjungi dokter. 

Mereka akan terus mencari informasi dengan harapan mendapatkan jawaban untuk penyembuhan. Bahkan jika suatu sumber dapat memberikan manfaat, ia tetap bisa menyebabkan masalah bila tidak mendorong penonton untuk menemui dokter atau terapis untuk didiagnosis secara resmi.

Beberapa tenaga medis juga menggunakan platform media sosial mereka bukan sebagai sumber informasi terpecaya namun sebagai alat marketing, mereka menjanjikan solusi cepat terhadap masalah kesehatan mereka menggunakan metode atau produk yang belum terbukti kebenarannya. 

Hingga saat ini, masih tidak ada peraturan pada platform media sosial yang meregulasi isu ini, dan dapat menjadi sulit bagi penonton untuk menemukan sumber informasi yang benar.

Pertimbangkan sumbernya

Di dunia maya, kita tidak boleh menerima mentah-mentah informasi yang ada, kita harus dapat menyeleksi sumber informasi dengan baik. Bila kita mendapatkan informasi kesehatan dari seorang tenaga medis yang terlisensi atau seseorang yang mengaku sebagainya, kita dapat mengecek informasi tentang dirinya seperti organisasi dimana ia berada, latar belakangnya, bidang keahliannya, dan informasi resmi lain yang bisa ditemukan. Kita juga dapat membandingkan informasi yang kita peroleh dengan informasi lain yang didapat dari sumber berbeda. 

Spesialisasi dari informan tersebut juga merupakan poin penting, sebagai contoh seorang dokter spesialis neurologi akan lebih berpengetahuan mengenai masalah dan kondisi neurologis daripada seorang dokter umum.

Informasi dari influencer atau selebriti dengan jumlah pengikut yang besarpun juga harus dicermati dengan baik, terutama pada mereka yang memperoleh keuntungan dari media sosial. 

Jika mereka mempromosikan sesuatu secara ekstrim atau mereka terlihat terlalu mendukung suatu produk, maka kita harus berhati-hati. Media sosial masih belum memiliki peraturan yang melindungi pengguna dari promosi dan iklan yang tidak bertanggung jawab.

Pertimbangkan isinya

Ketika mendapatkan informasi kesehatan secara online, ada baiknya kita mengecek kebenarannya melalui riset sederhana. Carilah artikel, jurnal, ataupun berita yang membahas masalah tersebut. Semakin banyak dan berkualitas publikasi yang telah dilakukan pada hal tersebut maka informasi tersebut semakin dapat dipercaya. 

Sebagai penonton yang bijaksana, konten yang dapat kita percaya adalah konten yang memiliki referensi yang bereputasi baik. Hal ini harus semakin diperhatikan ketika kita mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penyakit serius.

Pertimbangkan platformnya

Platform yang digunakan sebagai sarana penyampaian juga berpengaruh. Sebagai contoh, Tiktok dan Twitter hanya bisa digunakan untuk menyampaikan pesan pendek sehingga sulit untuk membahas topik yang kompleks. Kebanyakan penonton di Tiktok pun hanya menginginkan informasi pendek dan bukan penjelasan yang rinci dan lengkap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun