Mohon tunggu...
Kevin Julianto
Kevin Julianto Mohon Tunggu... Administrasi - Writer. Banker. Announcer.

A Passion Worker.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Psikolovea - Sacred Place

8 Agustus 2022   14:14 Diperbarui: 8 Agustus 2022   14:21 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sacred Place

'Halo Mas Aiman apa kabar' ucap Adrian menyalami kliennya di kafe Janji Jiwa.

'Halo Mas Adrian, kabar baik mas apa kabar' Jawab Aiman sambil melanjutkan duduk di kursi kafe yang cukup quiet suasananya.

'Alhamdulillah baik, bytheway Memilih Janji Jiwa karena ada cerita disini ya?' tany Adrian

'Mas Adri memang paling bisa baca orang, Aku sambil nulis-nulis aja disini mas soalnya suasanya adem. Ada yang bilang waktu paling baik untuk menulis adalah ketika jatuh cinta dan patah hati. Ada benarnya ada tidak benarnya juga, karena apa kabar penulis yang dikejar deadline masa harus mengalami dua emosi tersebut dulu.' timpal Aiman yang memang memilih tempat tersebut karena memiliki cerita tersendiri

'Iya juga ya. Kan Mas Aiman sudah cerita di whatsapp sebelum ketemu. Gimana mas, masukan temen-temen mas bener kan berarti?' tanya Adrian

Sebelumnya Aiman memang sudah bercerita sekilas tentang topik yang ingin Ia bahas dengan Adrian. Aiman adalah klien konseling Adrian yang baru pertama kali bertemu face to face tapi konsultasi secara chat sudah dilakukan sejak satu bulan yang lalu. Teman-teman Aiman menyarankan melupakan sosok Lani, sosok yang sempat dekat dengan Aiman tapi tidak jelas arahnya hanya saja Aiman terlanjut jatuh cinta pada Lani.

'Ya begitulah, ngomong-ngomong powernya konseling dengan mas Adrian tetap kuat meski via chat, tapi kayanya perlu juga kita ketemu ya mas' ucap Aiman.

'Yang penting esensinya dapet mas Aiman' jawab Adrian

Aiman meminum kopi hazelnut hangat yang ia pesan kemudian terdiam sejenak.

'I think she give me good energy' ucap Aiman memulai ceritanya

'Ya bisa jadi, As you ever said to me'

'Kita, aku sama dia, ngobrol bisa sampai jam 1 dini hari mas. Pengalaman pertama kita ngobrol di video call dia curhat sampai nangis, dia banyak cerita tentang keluarganya, terutama ibunya'  ucap Aiman

'Ada beberapa statement dari dia yang buat aku tersentuh' Aiman melanjutkan

'Dia bilang orang-orang sensitif dan berelemen air harus bersama orang yang tepat'

'Oke, maksudnya?'

'Dia bilang orang-orang seperti saya dan dia harus bersama orang yang tepat, saya sempat berpikir itu kode' papar Aiman

'Oh ya I see' timpal Adrian

'Awalnya saya mengira dia cerita keluarganya secara mendalam kepada teman-temannya juga, makin kesini saya realized dia cerita cuma kepada saya' Aiman

'Mas Aiman melihatnya hal tersebut bagaimana?' tanya Adrian

'Saya merasanya berarti saya dispesialkan oleh dia' jawab Aiman

'Sampai akhirnya mas Aiman mengutarakan perasaan mas Aiman?' tanya Adrian

'Ya saya merasa terlalu cepat dan bodoh juga melakukan itu kalau saya pikir lagi sekarang'

'Kenapa mas?'

'Saya diberi tahu mas Adrian dalam hal power, kalau kita akan memiliki power saat kita bersikap seolah tidak butuh akan hal yang kita inginkan, juga jangan menegaskan dulu posisi kita dimana'

'It's ok mas, kita sering denger pepatah kan kalau cinta itu buta'

'Ya tapi kita kan manusia harusnya nalarnya juga dipake dan dibawa'

'Tepat sekali seperti kata orang-orang stoa, pakai nalar berarti selaras dengan alam'

'Berarti saat itu saya nggak selaras dengan alam ya Mas?'

'Ya belum tentu juga, karena level energi cinta kan tinggi. Ya kita tempatkan pada tempat semestinya berarti tune in di frekwensi yang tepat'

'Sekarang, setelah dibombardir dengan postingan-postingan dia yang mengisyaratkan dia sudah punya seseorang, dan kalau bahasa anak sekarang di-ulti dengan postingan terakhirnya itu posting pasangan terbarunya, dan puncaknya dia hapus nomor whatsapp nya dan tidak memberi tahu nomor terbarunya, gimana mas apa masih bisa disebut cinta?'

'Cinta itu sejatinya energi positif. Vibrasinya positif. Kemelakatan, obsesi, bisa jadi kebalikannya. Makanya ada istilah letting go. Tapi apapun perasaan yang Mas sekarang alami, saran saya ya dirasakan aja perasaannya, give it time to recover. 

Jangan dibenci perasaannya, jangan dihakimi, jangan dikhutbahi, perasaan could be patah hati could be ya hanya ngerasa kehilangan sosok yang biasa terkadang jadi oase buat Mas. Akui perasaan itu sebagaimana perasaan itu adanya. Beri waktu. Peluk perasaan itu. Katakan terimakasih ya, terimakasih ya, saya mengakui perasaan ini'

'Dan saya jadi inget pesan mas juga'

'Yang mana?'

'Tentang kita Bahagia dulu baru kita ajak orang bahagia'

'Lebih tepatnya, jangan gantungkan ekspektasi pada pasangan untuk kebahagiaan, tapi kamunya Bahagia dulu atau lebih tepatnya fine, adem, ajeg, ketika ketemu pasangan bukan buat minta kebahagiaan dari dia tapi sama-sama berbagi, berbagi ketentraman, keademan, keajegan'

Aiman melanjutkan meminum kopi hazelnut hangatnya sambil mengangguk-angguk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun