Mohon tunggu...
Kevin Julianto
Kevin Julianto Mohon Tunggu... Administrasi - Writer. Banker. Announcer.

A Passion Worker.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Gerakan Mahasiswa: 'Tongkat Musa' yang Gentarkan Istana

13 April 2022   21:19 Diperbarui: 13 April 2022   21:29 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seruan aksi 11 April 2022 yang digaungkan dan dikoordinir oleh Aliansi BEM SI (Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia) gentarkan istana. Salut untuk BEM SI. Ini baru gerakan mahasiswa yang tegas berisi dan berkarisma. Ibarat tongkat Musa membelah lautan, hentakkan gerakan mahasiswa mampu menggentarkan potensi oligarki hingga akhirnya wacana berbahaya berupa tiga periode itu lenyap. H-1 Gerakan aksi BEM SI, Presiden Joko Widodo langsung membuat 'statement' melalui akun instagram @jokowi bahwasanya Pilpres dan Pilkada tetap akan digelar tahun 2024, tepatnya 14 Februari 2024. 

Beberapa hari kemudian Ketua KPU pun dilantik. Dugaan upaya pengalihan isu melalui kasus Onlyfans pun nampak tidak begitu berpengaruh. Akun koordinator kabarnya diretas? Tetap maju dan turun ke jalan. Masa mahasiswa mewakili suara masyarakat turun kejalan meneriakkan tunutannya. Hentikan wacana apalagi upaya Penundaan Pemilu atu Perpanjangan Periode Jabatan Presiden.

Sebelum  Presiden membuat statement di instagram, memang ada statement lain yang terkesan sedikit abu-abu yaitu akan taat pada konstitusi. Tapi, kan kalau konstitusi disetting memeperbolehkan jadi Tiga Periode, atau Pemilu ditunda, kan tetap 'taat pada konstitusi' Ya kan? Seakan-akan wacana 3 periode ini adalah Bagian dari Demokrasi yang wajar. Padahal, mengusulkan berwacana itu saja sudah pasti bertentangan dengan konstitusi. Fungsi konstitusi adalah membatasi ruang kekuasaan. Karena kekuasaan yang tidak dibatasi berpotensi korup, dan kekuasaan absolut pasti korup. Bermain-main dengan konstitusi? Anda bisa tafsirkan sendiri.

Selain itu yang menjadi bahaya adalah ide ini muncul secara Top Bottom. Dari pihak pemerintah yang menyuarakan. Seakan-akan dari pihak 'penguasa' yang ingin melanggengkan meski menabrak konstitusi. Dan diputarbalikkan sedemikan rupa hingga seakan-akan wajar, bagian dari demokrasi, dan tetap bagian dari konstitusi (Meski, sekali lagi, berwacana saja sudah pasti bertentangan dengan Konstitusi).

Tidak heran masa melalui mahasiswa masih gerah. Terlebih klaim beberapa menteri dan ketua umum partai yang turut mendukung. Oh iya, meski BEM UI tidak hadir karena kemungkinan besar dilarang oleh pihak kampus, tapi lucunya kampus UI malah mengundang salah satu yang menggulirkan isu 3 periode, Menko Maritim Investasi, Luhut, ke UI yang akhirnya 'disasar' oleh BEM UI untuk menyuarakan aspirasinya. Salut juga untuk BEM UI. 

Tiga sosok yang kerap menggulirkan wacana penundaan pemilu adalah Bahlil, (Menteri Investasi/BKPM), Luhut (Menko Maritim Investasi) dan Cak Imin (Wakil Ketua DPR). Dan satu lagi adalah Zulkifli Hasan, Ketua MPR. Adalah bahaya kalau isu dan wacana ini bergulir. Harus dihentikan dan dipertegas bahwa Pemilu tetap diadakan pada 2024. Bayangkan saja, Ketua MPR, Wakil Ketua DPR dan dua orang Menteri berwacana demikian. Potensi kongkalikong harus dimusnahkan. 

sumber : liputan6.com
sumber : liputan6.com

Meski sekarang salah satu dari penggulir isu tersebut, Zulkifli Hasan, ngeles mengatakan bahwa itu hanya wacana dan 3 periode sudah dipastikan tidak mungkin. Hingga akhirnya upaya kongkalikong tersebut sudah musnah dipertegas dengan statement Presiden Jokowi. Meski kabarnya media pun terkesan tidak ikut menyiarkan, namun akhirnya semua media termasuk media sosial ikut meliput. Aksi ini membuat satu kesan. Membuat gentar Istana. Terima kasih mahasiswa.

sumber https://beritadiy.pikiran-rakyat.com/
sumber https://beritadiy.pikiran-rakyat.com/

Bukan apa-apa, saya pribadi sebagai pemilih Jokowi dan juga para pendukung Jokowi diluar sana pasti setuju kalau Jokowi cukup 2 periode saja. Belajar dari kasus Soeharto yang terus dikompori dengan 'Big Data' salah satu menterinya untuk menambah masa jabatan eh satu tahun kemudian malah dilengserkan. Kita ingin Jokowi turun nampak punggung dengan baik-baik. Sekali lagi, terima kasih mahasiswa, terima kasih BEM SI, longlive perjuangan mahasiswa.

.

Salam Damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun