Akhir yang Antiklimaks
Sebuah aksi yang digadang-gadang menjadi Reformasi Jilid II dicanangkan oleh mereka yang menyebut dirinya BEM SI atau Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia. Ngeri banget kan? BEM satu universitas saja bisa membuat bulu kuduk merinding kalau lagi demo (tapi kalau demonya benar).
Poster poster seruan aksi yang dinamakan aksi bela rakyat 121 disebar di sosial media, lengkap dengan contact person koordinator lapangan tiap provinsi. What an action! Melalui pantauan televisi, dapat dilihat kalau aksi ini berlangsung bahkan hingga langit sudah gelap. Disinyalir aksi ini bertujuan menyuarakan tuntutan rakyat. Di antaranya menolak kenaikan harga BBM, menolak kenaikan harga tarif dasar listrik (TDL), menuntut transparansi kenaikan biaya admin STNK dan satu lagi menstabilkan harga cabai merah.
Dengan segala hormat. Sebagai orang yang pernah berkuliah dan lulus dari Fakultas Pertanian UGM, saya mengapresasi niat baik adik-adik mahasiswa berdemo. Dan dengan segala hormat juga, saya bertanya, apa kaitannya antara label "Reformasi Jilid 2" dengan poin-poin yang adik-adik tuntutkan di atas?
- Siapa Mentornya?
Adik-adik, siapa sih yang mementori adik-adik melakukan aksi ini sampai sampai harus membawa label "Reformasi Jilid II"? Memangnya negara sedang darurat seperti tahun 98 ya? Kan nggak. Terus kenapa temanya seperti mirip aksi bela Islam? Temanya 121 Aksi Bela Rakyat. Sebenarnya rakyat siapa yang adik-adik bela? - Apa yang Dikonsumsi?
As we know, dewasa ini serbuan hoax begitu gencar. Herannya, hoax bukan hanya tersebar tapi dinikmati! Apakah adik-adik Mahasiswa sudah membaca press release dari Kementerian Sekretaris Negara yang berisi klarifikasi terkait kenaikan harga bbm yang sebenarnya? Bahwa kenaikan BBM itu adalah kenaikan BBM nonsubsidi dan hanya berkisar 300 rupiah? Konsumen BBM nonsubsidi di kota-kota besar bahkan jarang berpikir harga, mereka berpikir akses. Seperti di Bogor, kalau pom bensin terdekat adalah Shell ya mereka beli di Shell padahal lebih mahal beberapa ratus rupiah. Kalau terdekat Total ya di pom bensin Total.Sumber: Facebook Mensesneg - Apa Outcome-nya?
Judulnya: "Reformasi Jilid II"
Slogannya: "Aksi Bela Rakyat 121"
Apa yang dituntut?
Harga cabe turun?
Lahh? Eh serius. Yang kalian adik-adik mahasiswa tuntut seharian itu apaan? Berdiri dari pagi sampai malam aksi untuk sebuah tuntutan. Tapi ditanya tuntutannya apa jawabnya nggak jelas."Tuntutan kita jelas kok!"
Apa?
"Ya itu tadi. BBM jangan naik. Listrik jangan naik. STNK jangan naik. Cabe jangan naik."Lalu kenapa kalian bikin surat cinta seperti ini?
Sumber: Facebook BEM Seluruh IndonesiaKalau outcome-nya ingin harga diturunkan, tulis! Seperti Tritura yang menulis tuntutan nya dengan clear. Kalau outcome-nya hanya ingin transparansi dan memastikan tepat sasaran dan jangka waktunya 3 bulan, ya itu juga bagus sih. Hanya saja, apa perlu menggaungkan kalau aksi Anda-anda adalah Reformasi Jilid II? Selain outcome, apa niat adik-adik mahasiswa melakukan aksi ini? Mudah mudahan bukan gaya-gayaan ya. Karena gaya itu ketika, jelas urgensi dan aksi nyatanya.Â
Adik adik mahasiswa, terkait harga cabai, harga cabai sampai mahal dan naik itu kira kira salah siapa sih? Pernah dengar nama Tunov?
Dia adalah orang yang 'memotong kompas' tata niaga penjualan cabai. Adik-adik tahu kan, harga cabai naik nggak-ngaruh amat buat petani. Karena apa? Tata niaganya! Nah. Alangkah jauh lebih baik setelah demo ada aksi seperti Tunov ini. Aksi seperti Tunov, menurunkan dependensi terhadap pemerintah. Bahkan mungkin hampir-hampir hal-hal berbau pemerintahan tidak tersentuh. Tunov membuat petani meningkat pendapatannya, dan harga cabai di pasaran lebih stabil.