‘Ya tapi kan itu foto-fotonya juga ngekonsep kali’
‘Cie, ngebelain Putri… Nggak relay a Putrinya dinikahin orang?’
‘Apaan sih, kan aku Cuma ngomentarin, bukan ngebelain’
Tapi terkadang Shinta benar, aku bukan sekedar berkomentar. Bahkan disaat-saat menjelang Putri menjadi milik orang lain, aku masih terpikir untuk membelanya.
***
Terdengar suara seseorang menyebut nama dan mencariku. Aku menghampiri orang tersebut yang sedang bertanya pada security Apotik tempatku praktik.
‘Ya dengan saya sendiri, ada yang bisa saya bantu? Atau kita sudah buat jadwal untuk konsultasi?’
‘Oh ini Pak Adri’ sosok tersebut spontan menjulurkan tangannya, menawarkan berjabat tangan,
‘Kenalkan, Saya Fajar, calon istri Putri’ ucap sosok pria tersebut mengenalkan dirinya, yang ternyata calon suami dari Putri. Aku pun menyambut ajakan jabat tangan pria tersebut.
‘Oh, hai, salam kenal juga Fajar. Adri’. Jawabku singkat.