Terlepas dari pertanyaan, kenapa yang demo adalah supir taksinya? Atau kenapa para supir taksi itu bukan demo ke perusahaannya saja? (dengan menurunkan target harian atau menaikan proporsi bagi hasilnya) Maka sebenarnya yang jadi highlight dari transportasi online versus transportasi umum konvensional adalah value. Secara harga mungkin tidak terlalu signifikan (diluar harga promo), tapi value-value yang sudah (sangat) jarang ditemukan di angkutan umum konvensional. Transparansi harga (sehingga konsumen tidak merasa diakalin), kenyamanan (kebersihan taksi dan kerapihan pengemudi, bukan supir tembak tentunya), keramahan dan kejujuran. Value-value itu yang sebenarnya ditawarkan transportasi berbasis online. Sebenarnya transportasi umum konvnesional pun bisa menawarkan value-value tersebut. Seperti kata Jim Rohn, tawarkan nilai tambah pada pasar. Itu yang sudah dilakukan transportasi online, dan sepertinya perlu ditiru transportasi umum konvensional.
Salam Damai  Wassalamulaiakum Wr Wb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H