Mohon tunggu...
Kevin Imannuel
Kevin Imannuel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Magister Akuntansi - NIM 55523110031 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Semiotika Umberto Eco untuk Memahami Audit Pajak

17 Oktober 2024   23:10 Diperbarui: 17 Oktober 2024   23:26 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendahuluan

Semiotika, atau ilmu tentang tanda dan makna, telah menjadi alat analisis yang penting dalam memahami bagaimana tanda-tanda digunakan untuk menyampaikan informasi dan makna dalam berbagai konteks. Umberto Eco, seorang filsuf dan pakar semiotika asal Italia, mengembangkan pendekatan semiotika yang memungkinkan kita melihat lebih jauh ke dalam cara tanda diinterpretasikan. Salah satu aplikasi yang menarik adalah dalam audit pajak, di mana auditor dihadapkan pada data dan bukti yang perlu diuraikan untuk mendeteksi kemungkinan penghindaran pajak. Dalam konteks ini, semiotika Eco dapat membantu auditor untuk memahami tanda-tanda yang ada dalam dokumen dan laporan keuangan, serta menggali lapisan-lapisan makna yang tersembunyi untuk memastikan kepatuhan pajak.


 

Pemeriksaan pajak merupakan salah satu instrumen penting dalam upaya pemerintah untuk memastikan kepatuhan wajib pajak terhadap peraturan perpajakan yang berlaku. Pemeriksaan pajak adalah proses yang dilakukan oleh otoritas pajak untuk memverifikasi kepatuhan wajib pajak terhadap peraturan perpajakan. Proses ini melibatkan pengumpulan dan analisis data, wawancara dengan wajib pajak, dan penilaian terhadap laporan keuangan. Dalam proses ini, transparansi, keadilan, dan dialog yang konstruktif antara otoritas pajak dan wajib pajak menjadi krusial. 

Kerangka Dasar Semiotika Umberto Eco

Umberto Eco mendefinisikan semiotika sebagai studi tentang tanda dan proses interpretasinya, yang ia sebut semiosis. Menurut Eco, setiap tanda adalah entitas yang menggantikan sesuatu yang lain. Tanda-tanda ini, bisa berupa kata, gambar, atau simbol, memiliki makna yang hanya dapat dipahami dalam konteks tertentu melalui sistem kode tertentu. Kode ini, atau sistem aturan interpretasi, memungkinkan tanda-tanda tersebut memiliki makna tertentu bagi individu atau kelompok yang memahami kodenya.

Tanda Sebagai Sistem Representasi

  • Menurut Eco, tanda adalah sesuatu yang menggantikan atau merepresentasikan sesuatu yang lain dalam suatu konteks tertentu. Tanda bisa berupa kata, gambar, simbol, atau tindakan. Tanda tidak memiliki makna secara inheren; makna tersebut muncul melalui hubungan antara tanda, pengguna tanda, dan hal yang direpresentasikan.
  • Eco menekankan bahwa tanda tidak berdiri sendiri, tetapi selalu ada dalam suatu sistem tanda yang lebih besar. Setiap tanda memiliki nilai atau makna relatif terhadap tanda-tanda lain dalam sistem tersebut. Misalnya, kata "merah" memiliki makna dalam bahasa sebagai representasi warna, tetapi juga bisa memiliki makna tambahan tergantung pada konteks penggunaannya, seperti "bahaya" atau "cinta".

Kode dan Konvensi

  • Kode adalah sistem aturan yang memungkinkan kita untuk menafsirkan tanda. Dalam semiotika Eco, kode adalah kerangka kerja yang memungkinkan tanda-tanda dipahami dan diinterpretasikan. Kode ini bisa berbentuk bahasa, simbol-simbol sosial, aturan budaya, dan sebagainya.
  • Konvensi adalah aturan atau kesepakatan sosial yang menentukan bagaimana tanda-tanda dipahami dalam konteks tertentu. Misalnya, kode lalu lintas mengasumsikan bahwa lampu merah artinya berhenti. Konvensi ini sudah dipahami secara sosial, sehingga saat seseorang melihat lampu merah di jalan, makna "berhenti" langsung dikenali tanpa perlu berpikir panjang.
  • Eco menunjukkan bahwa kode dan konvensi sangat penting dalam penciptaan makna. Dengan memahami kode yang relevan, seseorang dapat menguraikan makna tanda dengan cara yang sesuai dengan konteksnya.

Model Komunikasi Terbuka

  • Eco mengusulkan model komunikasi yang terbuka, di mana komunikasi bukanlah proses linear dari pengirim ke penerima, tetapi proses yang dinamis dan multi arah. Penerima tidak hanya pasif menerima tanda, tetapi juga aktif dalam memberikan makna terhadap tanda tersebut. Model ini menunjukkan bahwa makna tidak sepenuhnya dikendalikan oleh pengirim, karena penerima juga memainkan peran penting dalam membentuk makna.
  • Dalam pandangan Eco, interpretasi yang diberikan penerima terhadap suatu tanda mungkin tidak sesuai dengan maksud pengirim. Hal ini menciptakan ruang untuk berbagai interpretasi dan makna yang berbeda, yang memperkaya proses komunikasi.

Konsep Signifier dan Signified dalam Hubungan Arbitrer

  • Eco mengembangkan konsep dari Saussure tentang signifier (penanda) dan signified (yang ditandakan), di mana signifier adalah bentuk atau ekspresi tanda (seperti kata atau simbol), sedangkan signified adalah konsep atau makna yang diwakili oleh signifier tersebut. Hubungan antara keduanya bersifat arbitrer dan tidak mutlak, artinya, tidak ada hubungan logis yang tetap antara suatu tanda dengan maknanya. Makna sebuah tanda tergantung pada kesepakatan atau konvensi sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun