Pada Rabu (24/08/2016), Korea Utara melakukan uji coba peluncuran rudal balistik yang berlangsung di pantai timur Korea Selatan, di dekat kota Sinpo, pada pukul 05.30 pagi waktu setempat. Rudal itu meluncur sekitar sejauh 500 km, tepat sebelum jatuh ke laut di dalam zona idetifikasi pertahanan udara Jepang.
Korea Utara memulai uji coba peralatan nuklirnya untuk pertama kali pada tahun 2006. Dan pada bulan Januari kemarin, Korea Utara melakukan tes nuklir yang ke empat, dan pertama kali menggunakan bom hidrogen. Tapi di sisi lain, ini menunjukkan bahwa Korea Utara mengalami kemajuan nyata dalam bidang militer, ini juga diduga untuk melakukan serangan nuklir terhadap daratan Amerika atau terhadap sasaran-sasaran lain di dunia.
Peluncuran nuklir ini dilakukan dua hari setelah puluhan ribu prajurit Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan memulai latihan tahunan, atau yang disebut sebagai "Ulchi Freedom". Latihan ini sebagian besar menggunakan simulasi komputer tetapi tetap meliatkan 50.000 prajurit Korea Selatan dan 25.000 prajurit AS. Serta latihan militer gabungan ini berlangsung selama dua pekan dengan tujuan menghadapi serangan total Korea Utara.
Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida memberitahukan bahwa mereka akan melakukan pertemuan untuk membahas masalah terkait peluncuran rudal oleh Korea Utara. Jepang, China, dan Korea Selatan pada pertemuan tersebut akan mendesak Korea Utara untuk mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB, dan juga dibantu oleh Dewan Keamanan PBB itu sendiri.
Korea Utara bahkan telah dikenakan banyak sanksi dari berbagai negara karena tindakannya tersebut. Bahkan PBB telah memberikan 5 sanksi sejak pertama kali Korea Utara menguji peralatan nuklirnya
Nama  : Kevin Kennedy
NIM Â : 07041381621138
Dosen : Nur Aslamiah Supli, BIAM,M.Sc
UNSRI Kampus Palembang, HI, Kelas B
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H