"Leo...kembalilah ke Edinburgh. Aku...aku merindukanmu," seperti biasa, suaranya Celine terdengar lembut di seberang sambungan.
Leo terdiam sejenak, dadanya serasa terbakar oleh kegembiraan yang tak terkatakan. "Itu pasti, Celine. Bulan depan aku akan kembali ke Edinburgh untuk bertemu denganmu. Sudah setahun kita tidak berjumpa dan apalagi sekarang aku sudah berhasil menggapai impianku."
***
Bulan depan, ketika Leo mendarat di Bandara Glasgow. Terlihat Celine berdiri menunggunya di bandara, menyambutnya dengan senyum manis yang tak terlupakan dalam kenangan di masa lalu. Celine menggenggam erat buket bunga matahari yang kelihatan sangat cantik di antara keramaian bandara.Â
Kini Leo merasakan detak jantungnya semakin cepat saat Celine melangkah mendekatinya. Dan begitu Celine sudah dekat dengannya, tanpa ragu ia melompat ke arah Leo dengan pelukan hangatnya. Mereka berdua seperti magnet yang tarik-menarik, tidak bisa menahan kebahagiaan saat akhirnya mereka berdua bersatu kembali setelah sekian lama terpisah.
"Leo!" ucap Celine dengan suara bergetar menahan air mata yang kini tak lagi bisa ia bendung.
"Celine!" balas Leo sambil memeluknya erat, lalu mencium keningnya yang lebar.
"Aku merindukanmu, Leo, sangat merindukan kehadiranmu. Menunggumu kembali, di Edinburgh," kata Celine.
Mata Leo berkaca-kaca. "Aku juga, Celine. Aku juga merindukanmu."
Celine mencoba tersenyum di antara tangisannya. "Aku takut kamu tidak akan datang, Leo."
"Tidak, aku akan selalu datang untukmu, Celine. Kamu begitu penting bagiku. Mulai sekarang, kamu adalah calon istriku, dan ke depannya kita akan selalu bersama untuk selamanya. Tidak akan ada lagi kata perpisahan yang terdengar di telinga kita berdua."