Mohon tunggu...
KEVIN DIAS SYAHPUTRA
KEVIN DIAS SYAHPUTRA Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Fiksi-Non Fiksi

Penulis kelahiran Kota Mojokerto, beberapa cerpen saya dimuat di sejumlah media massa, yaitu (Suara Merdeka, Radar Mojokerto, Radar Bromo, Radar Lawu, Radar Banyuwangi, Radar Madura dan Radar Bojonegoro)

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Jendral Wanita (Part 2)

11 Juli 2024   08:15 Diperbarui: 11 Juli 2024   08:24 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cerbung "Jendral Wanita". (Created by Bing Images Creator)

Tak terasa, satu bulan telah berlalu. Pertempuran besar yang kunantikan akhirnya tiba, saatnya membalas dendam atas kematian Kakakku.

Medan perang kali ini berada di padang gurun. Dari kejauhan terlihat puluhan ribu pasukan berkuda Kerajaan Amagumo yang bersiap menyerang. Jendral Ryota dan Jendral Kazuki memimpin mereka, tampaknya menggantikan raja yang sedang sakit.

Aku dan Jendral Tomoya segera memberi perintah untuk melesatkan ribuan anak panah api.

"Para pemanah, serang!" teriak Jendral Tomoya. Ribuan anak panah api melesat cepat menuju puluhan ribu pasukan berkuda Kerajaan Amagumo yang mulai menyerang. Ribuan anak panah itu berhasil menumbangkan sekitar 1.500 pasukan. Meski begitu, jumlah korban sebanyak itu justru membuat semangat pasukan musuh semakin membara. Mereka semakin cepat dan dekat, siap menghantam pasukan kami dengan kuda mereka.

"Siapkan tombak!" teriakku, memberi perintah serangan selanjutnya. "Ketika jarak mereka dengan kita sekitar dua meter, tusukkan tombak yang kalian pegang ke arah leher kuda mereka. Yang menungganginya sudah dipastikan terjatuh dari kudanya, dan ketika sudah terjatuh, itulah kesempatan kalian untuk menghabisi mereka."

Ketika jarak antara pasukan musuh dan pasukan kami hanya dua meter, tombak-tombak kami menusuk secara bersamaan ke arah leher kuda musuh. Jeb! Jleb! Jleb! Kuda-kuda yang lehernya tertusuk langsung tewas seketika, dan pasukan Kerajaan Amagumo yang menungganginya pun terjatuh. Sesuai perintahku, mereka langsung dihabisi.

Selanjutnya, Jendral Tomoya memberi perintah kepada pasukan Kerajaan Hoshizora untuk membukakan jalan bagiku menuju Jendral Ryota dan Kazuki. 

Membutuhkan waktu hampir 30 menit untuk membukakan jalan menuju kedua jendral itu. Ketika jalan sudah terbuka, tanpa berlama-lama lagi, aku langsung menyerang mereka berdua. Trang! Clang! Trang! Jras! Jras! Tak butuh waktu lama, aku berhasil memotong kedua lengan Jendral Kazuki dan langsung memenggal kepalanya. Aku berbalik badan dan menatap Jendral Ryota dengan tatapan penuh dendam dan amarah.

Trang! Trang! Clang! Trang! Jleb! Jleb! Crat! "Akh, tolong, kumohon, ampuni aku."

"Cih, kau menghabisi Kakakku dengan sadis dan tanpa ampun. Kini kau memohon-mohon kepada Adiknya untuk memberi ampun? Pergilah menyusul rekan-rekanmu ke alam baka." Jleb! Jleb! "Uakhhh."

Pasukan Kerajaan Amagumo yang melihat kedua jendralnya terbunuh memutuskan untuk menyerah dan mundur dari medan perang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun