Di Jalan Heiwa, sunyi senyap berdiam,
Terbujur lajur sunyi, tiada jejak manusia.
Namun malam tiba, gelap pun merayap,
Dalam gemetar daun, angin pun bergumam.
Di sana berlabuh dunia tak nampak,
Di antara reruntuhan, gelap yang terangkap.
Bayang-bayang lalim mengintai dari sudut,
Mendengus-dengus, ingin melumat kebut.
Jejak langkah manusia tak lagi bersua,
Hanya getar nadinya bergema di malam lalu.
Misteri menggoda, di setiap sudut terhampar,
Dalam Jalan Heiwa, takdirnya terukir habis.
Tak satu yang berani menyusur jalan itu,
Tak satu yang berani menatap wajah malam hitam.
Namun dalam bisikan angin, ada pesan tersembunyi,
Jalan Heiwa, pintu dunia gaib yang telah terbuka.
Di belakang bayang-bayang, hantu-hantu tersenyum,
Menanti kedatangan, manusia yang bodoh berani datang.
Malam berlarut, detik pun berkejar,
Jalan Heiwa, tiada lagi tempat kembali.
Dalam setiap langkah, setiap hela nafas,
Dunia manusia bertemu dengan alam yang tak kasat mata.
Jalan Heiwa, derita dan angan bercampur,
Di dalam gelap, kebenaran pun terkuak.
Hati-hati, wahai mereka yang berani,
Jangan sekali-kali menginjak Jalan Heiwa.
Sebab di sana, kematian bukanlah akhir,
Hanya awal dari kisah yang tak berkesudahan.
Bergeminglah, Jalan Heiwa, dalam kediaman malam,
Tunggu kedatangan, mereka yang terbuai nafsu penasaran.
Namun hati-hati, dunia gaib punya belenggu,
Di dalam Jalan Heiwa, tak ada yang selamat, tak ada yang kembali.
Kevin Dias Syahputra
[Mojokerto, 06 Juli 2024]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI