Mohon tunggu...
Kevin Budisetio
Kevin Budisetio Mohon Tunggu... -

Blog : http://bs23-designs.blogspot.co.id/ DeviantArt : https://kevin-bs23.deviantart.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengenal Lebih Dalam Sila Pertama Pancasila

16 November 2017   23:57 Diperbarui: 17 November 2017   00:19 18765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pancasila merupakan lima sila yang menjadi dasar negara Indonesia semenjak tahun 1945. Nama ini berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu panca yang berarti lima (5), dan silayang berarti asas atau prinsip. Hari kelahirannya kita peringati selalu setiap tanggal 1 Juni.

Sila pertama dari Pancasila berbunyi :

"Ketuhanan Yang Maha Esa"

Apa saja arti dari sila pertama tersebut selain sebagai salah satu sila dasar negara kita?

  • Indonesia yang Religius

Sila pertama menunjukkan bahwa Indonesia mengenal dan memiliki loyalitas akan penciptanya, Tuhan Yang Maha Esa. Kehadiran sila ini menyatakan warga-warganya yang taat beribadah dan menjalankan ajaran-ajaran sesuai agama mereka masing-masing.

Tanpa adanya sila pertama, Indonesia dapat menjadi negara yang kacau. Hal ini dikarenakan agama juga menjadi salah satu faktor pendorong agar seseorang berbuat hal-hal yang positif. Dalam agama, terdapat sejumlah pedoman, anjuran, dan juga larangan yang dapat membuat manusia untuk bertindak secara baik, tulus, peduli, dan penuh kasih sayang terhadap sesamanya dan juga lingkungan di sekitarnya.

  • Lambang Umat Islam yang Toleran

Seperti yang kita ketahui, sila pertama Pancasila pada awalnya berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya" yang tercantum dalam Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945. Sila pertama ini lalu menimbulkan banyak kerusuhan karena terkesan mengakui bahwa Indonesia hanya terdiri dari warga muslim. Para tokoh pun mulai memperdebatkan sila pertama ini dalam rapat PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ). Akhirnya, sila pertama pun diubah menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa" seperti sila pertama sekarang pada tanggal 18 Agustus 1945.

Menurut saya, poin inilah yang terpenting mengenai sila pertama Pancasila, di mana pemeluk agama Islam terbukti memiliki toleransi yang tinggi terhadap agama lain. Mengapa? Karena sebenarnya pada saat itu, jumlah warga Indonesia yang beragama Islam telah mencapai 90%. Dengan jumlah sebanyak itu, rasanya wajar jika mereka menetapkan 'syariat Islam' sebagai sila pertama. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Mereka yang muslim justru mendengarkan keluhan-keluhan dari mereka yang non-muslim. 

Mereka sepakat bahwa sila pertama dari Piagam Jakarta lebih baik diganti untuk menghargai bahwa Indonesia tidak hanya Islam saja. Inilah saat di mana para pemeluk Islam melakukan jasa yang sangat besar bagi mereka yang tidak beragama Islam, karena tokoh-tokoh yang menetapkan sila "Ketuhanan Yang Maha Esa" bukanlah mereka yang beragama Katolik, Kristen, Buddha, Hindu, Kong Hu Cu, ataupun agama lain, melainkan mereka yang beragama Islam-lah yang menyetujui diubahnya sila pertama tersebut.

  • Keberagaman Agama dan Kepercayaan

Indonesia mengakui bahwa negaranya merupakan kesatuan yang berasal dari banyak individu dengan agama dan kepercayaan yang beragam. Pernyataan ini sesuai dengan tujuan awal diubahnya sila pertama pada tanggal 18 Agustus 1945, di mana kalimat "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya" dihilangkan untuk menghargai umat non-muslim.

Esa memang berarti satu, tetapi bukan berarti bahwa Indonesia hanya mengakui satu wujud Tuhan saja, melainkan setiap agama-lah yang memiliki satu Tuhannya sendiri (paham monoteisme). Sila pertama memiliki makna bahwa Indonesia percaya akan adanya Tuhan, tetapi tidak disebutkan secara spesifik Tuhan yang manakah yang dipercayai tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun