Mohon tunggu...
Kevinalegion
Kevinalegion Mohon Tunggu... Wiraswasta - Full Time Family Man

Get along between Family and Food!

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Perjalanan Menuju Rumput Gelora Bung Karno

12 Juni 2024   11:59 Diperbarui: 13 Juni 2024   01:22 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadis manis yang berada di sebelah kanan, yang persis berada di depan Aymen Hussein, adalah anak gadis saya satu-satunya. Anak yang benar-benar kami tunggu. Anda sudah pasti tahu, apa yang akan dilakukan seorang ayah terhadap anak perempuannya, apalagi anak kesayangan satu-satunya. 

Saya akan melakukan hal apapun ketika dia membutuhkan bantuan dari seorang sosok ayah. Jika dia meminta candi pun, akan saya bangun dalam satu malam, walau sayangnya anak zaman sekarang lebih memilih dibelikan kinderjoy dibandingkan candi.

Saya paham betul, jika saat ini ada seorang dewasa yang mengalami kegagalan dalam kehidupan apapun bentuknya. Bukan berarti orang tersebut tidak memiliki bakat, tidak memiliki spesialisasi khusus. Tapi bisa jadi, potensi dalam dirinya tidak mampu dikeluarkan lebih optimal dari yang seharusnya.

Lalu apa yang saya bisa lakukan sebagai orang tua?

Kami mencoba menggali potensi apa yang dimiliki dari anak kami. Kami tidak pernah memaksa hal apapun, jika memang dia tidak menyukainya. Yang kami lakukan adalah dengan cara memberikan opsi, membantu ia menentukan pilihan apa yang dia paling suka, dan potensi besar yang paling melekat dengan dirinya.

Jika ada yang sering mengikuti cerita Naya, yang beberapa kali juara dengan sepeda pushbikenya, atau cerita dia membangun channel Youtubenya. Hal itu adalah benar-benar murni dari pilihan dia dari opsi-opsi yang kami berikan sebelumnya.

Hal ini pula yang berlaku ketika saya menemukan sebuah pengumuman sayembara yang dilakukan Timnas Indonesia sebelum menjamu partai kualifikasi piala dunia melawan Irak dan Filipina. Timnas mencari sesosok anak Pendamping Garuda yang akan mendampingi seluruh tim yang akan bertanding. Caranya dengan mengirimkan video aksi si anak sesuai dengan brief yang ditentukan.

Soal buat video, mungkin masih mudah karena kita sendiri sudah familiar, dan Naya juga sudah sering tampil depan kamera. Tapi kali ini bukan soal bagaimana kualitas pengemasan video, tapi kita akan bersaing dengan ribuan anak Indonesia lainnya. Bukan hanya soal skill lagi yang dimunculkan, tapi juga soal keberuntungan si anak.

Saya tahu betul, panitia mungkin akan sangat kesulitan untuk melakukan scrolling dan scanning seluruh submission yang masuk, apalagi panitia pasti hanya memiliki waktu yang sangat singkat. Pilihan saya hanya membuat video yang lebih stand-out dan submit secepat mungkin agar tidak tertimbun di tengah ribuan submission lainnya. 

Kalau bisa berada di deretan awal, karena apa? jurinya pasti belum mengalami kelelahan untuk melakukan kurasi. Hal ini juga yang terjadi di seluruh perlombaan, bahkan sampai blog competition pun terjadi hal yang serupa.

Jadilah 1 hari pengumuman, di hari berikutnya kita langsung mengambil gambar di tempat yang paling dekat dari rumah, melakukan editing sampai submit secepat mungkin. Hal ini yang saya bilang, saya akan melakukan hal apapun seperti membangun candi dalam satu malam. Fun fact, bahkan si Naya sedang sakit gondongan, haha. Kami perlu menutupi bagian kanan pipi kirinya agar tidak terlalu terlihat bengkak.


Setelah diupload, pilihan saya selanjutnya adalah dengan meningkatkan performa postingan videonya, saya yakin akan ada pertimbangan dari tim juri jika performa statistiknya baik. Ya kami melakukan yang kami bisa, dengan menyebarkan ke kerabat dan keluarga untuk meminta bantuan likes sampai komentar di postingan.

Pada akhirnya lolosnya Naya ini sudah pasti berkat teman-teman dan keluarga yang turut membantu ramainya konten yang kami sudah unggah ini. Saya benar-benar berterima kasih.

Karena saya sempat benar-benar hopeless, ketika jelang partai friendly match Indonesia vs Tanzania, tersebar video anak-anak yang sudah terpilih pada ajang tersebut, dan kami benar-benar tidak ada informasi apapun yang masuk ketika. Dalam hati kecil, kami yakin anak-anaknya sudah terpilih semua, dan ketika kami sadari tak ada yang menghubungi kami. Kami sudah mengecilkan harapan "Ok, baik kita belum berhasil".

Saya dan istri juga akhirnya mengabarkan Kanaya, kalo dia bisa jadi belum berhasil dan tidak perlu kecewa berlarut-larut. Karena kami selalu mengajarkan di dalam sebuah kompetisi ada yang menang, sudah tentu ada yang kalah. Hal ini yang juga kami berikan terapan soal belajar menerima kekalahan ketika dia berkompetisi sepeda, dan sudah tentu dia paham walaupun tetap kecewa.

Jelang beberapa hari juga tidak ada kabar berarti, sampai tiba-tiba whatsapp pribadi saya mendapatkan sebuah notifikasi yang cukup mengembirakan. Kami sempat meneteskan tangis haru ketika kami kabari Kanaya di rumah. Iyah, benar-benar sampai menangis haru bertiga di kamar. Kanaya terpilih di match Indonesia vs Irak.

Rasa bahagia tak hanya menyelimuti kita bertiga, kami bagikan kabar bahagia. Sekeluarga sampai kerabat sudah siap-siap menyaksikan partai Indonesia vs Irak, tak terkecuali yang tidak suka menonton bola. Iya, mereka memang hanya mau menyaksikan Naya di layar televisi walaupun sekelebat detik saja.

Dugaan Orang Dalam dan Terkaan Netizen soal Pemilihan

Foto: Iraqnt
Foto: Iraqnt
Riuh bahagia yang kami alami ini, kami tak pernah menyangka jika riuh negatif juga muncul di berbagai permukaan sosial media. Dan saya tahu betul Naya terpilih beserta dengan anak lainnya yang tidak menyandang status anak biasa, ada tersemat anak dari penyanyi Anang dan Ashanty yang masuk ke dalam jajaran, ada pula anak dari Andre Rosiade, politisi Gerindra yang juga terpilih dan berada di satu grup kali ini.

Dan saya yakin, anak-anak lainnya pun tak kalah istimewa. Bukan dari orang tua yang sembarangan. Karena saya tahu sedari awal ongkos transportasi dan akomodasi tidak ditanggung sama sekali dari panitia, tahu dari mana asal anak-anak yang terpilih? mulai dari Palembang, Batam, Kalimantan, bahkan ada yang berasal dari Jayapura. Anda bisa bayangkan berapa puluh juta yang harus mereka keluarkan demi mimpi sang anak.

Tapi saya coba jawab berdasarkan sepengamatan saya, dan mungkin jawaban ini hanya mewakili pengalaman diri sendiri. Kalau pemilihan ini cukup fair, dan saya sendiri tidak mengeluarkan sepeserpun dan tidak menggunakan jalur apapun demi meloloskan Naya di jejeran anak lainnya.

Namun saya pun tidak bisa juga memberikan jawaban soal pemilihan barisan Indonesia vs Irak itu berdasarkan apa, karena berdasarkan cerita dari Naya. Anak-anak yang sudah berada di barisan, dipilih langsung oleh pemain yang berada di tunnel.

Walaupun Naya bermimpi untuk berada di samping Ernando Ari, tapi akhirnya rezeki dia hanya untuk mendampingi pemain Irak. Tapi, Naya dapat rezeki yang lebih beruntung dari pendamping lainnya. Karena Naya dipilih langsung oleh Aymen Hussein, pemain yang justru menjebol gawang Indonesia dari titik pinalti. Yang artinya dia mendapatkan spotlight yang lumayan baik, karena sekelebat detik bisa masuk frame tv, karena anak lainnya yang berada di barisan Irak tidak mendapatkan spotlight di TV karena sudah berada di closeup pemain.

Satu hal baik yang juga dipelajari oleh Naya, ia bisa punya kesempatan untuk berkomunikasi dengan anak-anak dari daerah lainnya. Mengetahui ada anak-anak lain yang punya beda budaya dari pulau Jawa, adalah satu kesan tersendiri untuk dia. Sampai rumah pun ia selalu bertanya, "Shane dari Papua, Papua itu di mana?, dan semua wilayah yang ditanya oleh dia", menggambarkan betapa ingin tahunya dia kalau ternyata Indonesia sangat luas.

Naya with her friends | Foto Pribadi
Naya with her friends | Foto Pribadi

Core Memory Unlocked

Banyak yang bertanya, buat apa saya sampai se-effort itu mengeluarkan dana untuk ongkos transportasi, sampai perlengkapan dan segala macam yang saya bisa hanya untuk menjadi kids escort di ajang kualifikasi piala dunia ini. 

"Dapat apa sih, sampai sebegitunya?"

Saya hanya bisa jawab, walaupun tidak mendapatkan apa-apa selain jersey sponsor yang melekat di badannya dan tiket menonton di premium. Benar-benar tidak mendapatkan apa-apa.

Kami berhasil memberikan satu tambahan core memory yang akan berkesan di dalam hidupnya. Bahkan saya sendiri belum sekalipun menginjakan kaki di rumput GBK. Core memory ini yang mungkin akan terus teringat di dalam kehidupan Naya, berhasil menyisihkan ribuan anak lainnya di seluruh Indonesia.

Walaupun dibumbui cibiran netizen, sampai kalimat-kalimat yang bikin kita sakit hati.

Hal "kecil" menurut orang-orang ini, adalah hal yang sangat besar di kehidupan anak gadis kami.

We're so proud of you, Nay!

---

And, the fun facts is. Maja people is so proud, too... LOL

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun