Jadilah 1 hari pengumuman, di hari berikutnya kita langsung mengambil gambar di tempat yang paling dekat dari rumah, melakukan editing sampai submit secepat mungkin. Hal ini yang saya bilang, saya akan melakukan hal apapun seperti membangun candi dalam satu malam. Fun fact, bahkan si Naya sedang sakit gondongan, haha. Kami perlu menutupi bagian kanan pipi kirinya agar tidak terlalu terlihat bengkak.
Setelah diupload, pilihan saya selanjutnya adalah dengan meningkatkan performa postingan videonya, saya yakin akan ada pertimbangan dari tim juri jika performa statistiknya baik. Ya kami melakukan yang kami bisa, dengan menyebarkan ke kerabat dan keluarga untuk meminta bantuan likes sampai komentar di postingan.
Pada akhirnya lolosnya Naya ini sudah pasti berkat teman-teman dan keluarga yang turut membantu ramainya konten yang kami sudah unggah ini. Saya benar-benar berterima kasih.
Karena saya sempat benar-benar hopeless, ketika jelang partai friendly match Indonesia vs Tanzania, tersebar video anak-anak yang sudah terpilih pada ajang tersebut, dan kami benar-benar tidak ada informasi apapun yang masuk ketika. Dalam hati kecil, kami yakin anak-anaknya sudah terpilih semua, dan ketika kami sadari tak ada yang menghubungi kami. Kami sudah mengecilkan harapan "Ok, baik kita belum berhasil".
Saya dan istri juga akhirnya mengabarkan Kanaya, kalo dia bisa jadi belum berhasil dan tidak perlu kecewa berlarut-larut. Karena kami selalu mengajarkan di dalam sebuah kompetisi ada yang menang, sudah tentu ada yang kalah. Hal ini yang juga kami berikan terapan soal belajar menerima kekalahan ketika dia berkompetisi sepeda, dan sudah tentu dia paham walaupun tetap kecewa.
Jelang beberapa hari juga tidak ada kabar berarti, sampai tiba-tiba whatsapp pribadi saya mendapatkan sebuah notifikasi yang cukup mengembirakan. Kami sempat meneteskan tangis haru ketika kami kabari Kanaya di rumah. Iyah, benar-benar sampai menangis haru bertiga di kamar. Kanaya terpilih di match Indonesia vs Irak.
Rasa bahagia tak hanya menyelimuti kita bertiga, kami bagikan kabar bahagia. Sekeluarga sampai kerabat sudah siap-siap menyaksikan partai Indonesia vs Irak, tak terkecuali yang tidak suka menonton bola. Iya, mereka memang hanya mau menyaksikan Naya di layar televisi walaupun sekelebat detik saja.
Dugaan Orang Dalam dan Terkaan Netizen soal Pemilihan
Riuh bahagia yang kami alami ini, kami tak pernah menyangka jika riuh negatif juga muncul di berbagai permukaan sosial media. Dan saya tahu betul Naya terpilih beserta dengan anak lainnya yang tidak menyandang status anak biasa, ada tersemat anak dari penyanyi Anang dan Ashanty yang masuk ke dalam jajaran, ada pula anak dari Andre Rosiade, politisi Gerindra yang juga terpilih dan berada di satu grup kali ini.
Dan saya yakin, anak-anak lainnya pun tak kalah istimewa. Bukan dari orang tua yang sembarangan. Karena saya tahu sedari awal ongkos transportasi dan akomodasi tidak ditanggung sama sekali dari panitia, tahu dari mana asal anak-anak yang terpilih? mulai dari Palembang, Batam, Kalimantan, bahkan ada yang berasal dari Jayapura. Anda bisa bayangkan berapa puluh juta yang harus mereka keluarkan demi mimpi sang anak.
Tapi saya coba jawab berdasarkan sepengamatan saya, dan mungkin jawaban ini hanya mewakili pengalaman diri sendiri. Kalau pemilihan ini cukup fair, dan saya sendiri tidak mengeluarkan sepeserpun dan tidak menggunakan jalur apapun demi meloloskan Naya di jejeran anak lainnya.