Berlanjut dari hasil uji coba naik sepeda, selanjutnya akan saya paparkan seberapa efisien ketika commuting, tapi kali ini menggunakan moda transportasi yang paling jawara di jalanan. Orangnya banyak yang galak-galak, the real penguasa jalanan, yang sering trabas jalur TransJakarta, sampai lawan arah ke jalur nirwana. The motorbikeeee...
Tapi saya paham sih, kenapa para pemotor ini memang punya kadar emosi paling tinggi. Lagi-lagi karena saya juga menggunakan moda transportasi ini. Ketika bawa motor, kalau macet itu bokong berasa pegalnya bukan main, apalagi kalau ditambah dengan motor dengan kombinasi kopling tangan kiri. Waawww, hidupnya akan sangat warna-warni dibumbui dengan tangan yang akan kenceng sebelah kiri.
Sekaligus ditambah, kita ini para pemotor punya alasan kenapa tetap bertahan di moda ini. Karena kita kerja sudah capek, lembur tanpa henti, gaji begiti-begiti iji. Kalau telat, potong gaji. Waww deh pokoknya.Â
Motoran jauh lebih efisien soal waktu dan kebutuhan untuk mobile, kita bisa ke mana-mana dengan waktu yang singkat. Misal kerjaan kita kurir, orang lapangan, atau apapun yang butuh kerja wara-wiri, motoran ya memang satu-satunya pilihan yang paling murah.
Dari secara kasat mata pun sudah terlihat, motor akan lebih murah soal bensin dibandingkan mobil. Apalagi motor masa kini dengan spesifikasi yang lebih ringan, dikombinasi dengan sistem injeksi. 1 liter bisa menempuh 40-50km, efisien banget ya.
Di masa sebelumnya, banyak campaign yang mendorong orang untuk berpindah dari kendaraan mobil untuk naik bus ataupun naik sepeda. Tapi campaign ini lupa, jika ada motor yang punya dimensi seperti sepeda. Bahkan motor bisa lebih efisien karena mengangkut 2 orang langsung, dibandingkan sepeda yang rata-rata hanya 1 orang.
Jadi itulah salah satu alasan mengapa pemotor, sangat berat untuk berpindah cara berkomuting karena alasan ini sangat masuk, kuat, dan mendukung ekonomi sehari-hari.
--
Tapi kembali lagi, saya coba paparkan hasil rute yang saya lakukan sama persis seperti ketika saya menggunakan sepeda ke kantor. Saya menggunakan motor matic yang sudah agak tua sebenarnya, jika melihat laporan statistik, motor vario 110 karbu ini bisa menempuh sejauh 40-44km per liter, tapi sepengalaman saya karena motor ini agak kurang sehat, motor ini hanyak menempuh sekitar 25-30 km per liter.
Lalu berapa waktu tempuh yang harus saya jalani ketika menggunakan motor?
Berdasarkan catatan waktu, saya menempuh 39 menit, ada selisih waktu lebih cepat 15 menit jika dibandingkan menggunakan sepeda. Dari average speed pun saya hanya melakukan perjalanan yang cukup santai sekaligus macet. Kalau saya menggunakan mode ugal-ugalan, pastinya bakalan bisa lebih cepat.
Konklusi
Sama seperti saat menggunakan sepeda, kita akan menarik data dari hasil perjalanan menggunakan aspek yang sama, budget yang dikeluarkan, waktu tempuh, dan kenyamanan.
Dengan estimasi perjalanan yang sama sekitar 30 km bolak-balik, berarti setiap harinya saya harus mengeluarkan Rp 10.000 untuk pembelian bahan bakar Pertalite.Â
Hitungan bensin subsidi ya, kalau non subsidi ya berarti lebih dari itu. Jika estimasi angka tersebut, saya harus menyediakan alokasi dana sekitar 200-250rb untuk biaya transportasi saya 1 bulan jika menggunakan motor.
Budget bulanan ini bisa akan lebih tereduksi seandainya motor saya lebih irit, atau saya menggunakan motor listrik, bakalan lebih jauh lagi turunnya biaya transportasi. Walaupun khusus motor listrik, kita tetap menyediakan budget untuk maintenance penggantian baterai. Tapi buat biaya harian, bakalan murah banget.
Tapi budget akan bertambah juga, karena kita harus rutin melakukan perawatan juga yang sebenarnya tidak sedikit, apalagi motor otomatis, yang harus rutin ganti oli, rutin cek air radiator, rutin perawatan CVT, penggantian ban, dll. Belum biaya jasa servicenya, kalo mau direduksi ya belajar aja coba tutorialnya di Youtube kalau berani.
Jika ditimang soal waktu tempuh, angkanya jelas jauh lebih baik dibandingkan sepeda. Terpaut di sekitar 15 menit, ya jelas, lebih kencang. Tapi angkanya ternyata tidak terlalu signifikan juga dibandingkan sepeda ya. Tapi, jika diambil asumsi awal pun, motor sepertinya akan unggul dari moda transportasi apapun soal waktu tempuh, si ahli selap-selip.
Dan terakhir, jika bicara soal kenyamanan. Semua kembali lagi akan sesuai dengan seberapa baik spesifikasi motornya, naik motor Honda PCX tentu akan jelas lebih nyaman jika naik Honda Legenda, atau Yamaha N-Max dengan dibandingkan naik Yamaha F1ZR. Perbandingannya jauh ya, haha.
Tapi jika dibandingkan moda transportasi lain, motor akan lebih melelahkan dibandingkan mobil yang tinggal duduk manis, atau transportasi umum jelas yang kalo hoki bisa dapat duduk, kalo enggak berdiri tapi dalam ruangan AC ya kuat lah ya. Naik motor itu versi mendingnya daripada naik sepeda aja gitu ya.
Oke, perbandingan sepeda dan menggunakan motor sudah, artikel selanjutnya saya akan coba menghitung perbandingannya jika kita menggunakan mobil untuk bekerja, lalu yang terakhir kita akan langsung menguji coba skema jika menggunakan semua transportasi umum yang tersedia. Pantau terus serial selanjutnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI