Mohon tunggu...
Kevinalegion
Kevinalegion Mohon Tunggu... Wiraswasta - Full Time Family Man

Get along between Family and Food!

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Menebar Virus di Tambang Emas Gorontalo

9 Agustus 2016   16:10 Diperbarui: 10 Agustus 2016   07:15 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilabulo
Ilabulo
Milu Siram
Milu Siram
Ilabulo dan Milu Siram. Dua makanan ini yang saya harus rekomendasikan kepada seluruh pembaca ketika berkunjung ke Gorontalo, sebelum kalian kebingungan mau makan apa di tempat ini. Ilabulo makanan pertama yang paling menarik saya untuk mencicipi, isinya olahan dari tepung sagu dengan isi ampela ati ayam, dibungkus daun pisang dan dibakar sebelum disajikan. Yang kedua adalah Milu Siram, beberapa orang sering berpendapat mirip dengan sajian bubur manado. Tapi bagi saya ini sangat beda, lebih mirip kuah soto. Isinya didominasi dengan jagung, potongan tuna dan parutan kelapa. Tidak suka pedas? Jangan sekali-kali menambahkan sambal di Milu Siram ini, dengan sedikit sambal saja rasanya langsung berubah 180 derajat, super pedas.

Kembali ke sesi presentasi, di tengah penjelasan apa itu Citizen Journalism dan dunia blogging. Ada satu pertanyaan yang cukup menarik dari salah satu mahasiswa, dia bertanya mengenai bagaimana proses yang terjadi walaupun hanya dengan menulis, Gorontalo bisa dikenal lagi lebih luas. Dengan singkatnya jawaban yang saya lontarkan, "Hasil dari prosesnya bergantung pada seberapa niat kalian sebagai warga asli Gorontalo mempromosikan potensi wisata yang kalian miliki". Siapa lagi yang lebih memahami potensi kekayaan yang dimiliki kalau bukan warganya sendiri. Seorang jurnalis travel misalnya, yang ditugaskan dari Jakarta akan membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk menjelajahi Gorontalo, setidaknya satu hingga dua bulan untuk menyelesaikan perjalanannya hingga pelosok. Tentunya biaya yang dihabiskan Jurnalis itu akan lebih membengkak, apalagi jumlahnya pasti tidak akan terlalu banyak.

Bayangkan, seandainya 50 mahasiswa yang hadir di acara Belajar Bareng Kompas kali ini setidaknya menuliskan minimal 10 artikel, jika ditotal dari keseluruhan, Gorontalo sudah mendapatkan publikasi wisatanya sebanyak 500 artikel, jumlah yang tidak sedikit bukan jika dibandingkan dengan jumlah artikel yang dihasilkan jurnalis travel yang ditugaskan tersebut. Citizen Journalism benar-benar mengambil peran yang sangat lebih saat ini.

Manado bisa terkenal karena Taman Nasional Bunaken, sudah seharusnya Gorontalo dan ratusan kota dan kabupaten lainnya di Indonesia saling bahu-membahu mempromosikan potensi wisatanya masing-masing. Seluruh warga sudah harus ambil bagian sebagai ambassador wisata kota masing-masing. Masa mau menunggu Kementerian Pariwisata yang kerjaannya tiap tahun lebih gemar promosi Bali dan Borobudur yang memang sudah terkenal dari dulunya?

Seandainya seluruh bagian hingga yang terkecil di Indonesia menjadi lokasi pariwisata favorit mancanegara, siapa yang untung? Dari warga hingga negara akan mendapatkan devisa yang luar biasa hanya dengan modal Pariwisata yang sudah diberikan sang pencipta dari sononya. Tinggal dirawat, promosi hingga dunia, dan Indonesia akan menjadi negara terfavorit wisatawan dunia karena ragamnya wisata yang tersedia. Sederhananya virus yang sudah saya tebarkan ini akan sangat berimbas dengan baik dari segi popularitas hingga ekonomi bagi warga Gorontalo khususnya, jika diterapkan dengan baik.

Gorontalo memiliki satu kendaraan khas yang jarang ditemui di kota-kota lain, apalagi Jakarta. Mereka menyebutnya dengan Bentor, walaupun di beberapa daerah lain juga memiliki becak yang telah diubah menggunakan penggerak motor ini. Yang membedakan adalah hampir semua bentor yang ada di Gorontalo ini telah dimodifikasi dengan corak sangat menarik, eye catching, ditambah dengan lampu utama dan body kit, seakan-akan mirip mobil balap. Bahkan ada bentor yang dimodifikasi menghabiskan dana hingga 40 juta karena sudah dilengkapi sound system.

[caption caption="Bentor Gorontalo "]

[/caption]

Bukan tidak mungkin Bentor ini juga menjadi daya tarik utama wisatawan mau datang ke Gorontalo, atau bahkan mungkin saja ada wisatawan yang sengaja terbang menuju Gorontalo dan mencoba Bentor, kemudian pulang lagi ke kotanya.

Gorontalo punya pulau Saronde, pulau Cinta, Torosiaje dengan Suku Bajo dan puluhan lokasi wisata yang sangat sayang sekali jika tidak dikenal dunia. Atau yang paling menarik saat ini, Wisata Hiu Paus Gorontalo. Ibu Susi Pudjiastuti yang menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan justru juga ikut ambil tugas yang mempromosikan wisata ini. Menteri Susi juga getol memberikan bantuan ke kelompok masyarakat di Kabupaten Bone Bolango, dengan pemberian alat snorkeling dan buku pedoman wisata hiu paus kepada kelompok masyarakat sadar wisata. Nah loh, seharusnya sudah menjadi tugas Menteri Pariwisata ini. Intinya, masyarakat harus sadar dengan potensi wisata yang dimiliki dan apabila tanpa publikasi potensi tersebut akan bergerak sangat lamban, citizen journalist lah yang mengambil peran. Iya, termasuk kalian yang juga membaca artikel ini. Kapan kamu mau segera memberikan kontribusi nyata bagi Indonesia? Sekarang saatnya.

Agen penebar virus citizen journalism selanjutnya sudah dikirim kembali menuju Lampung, seluruh crew Kompas Media telah bergerak untuk kembali menebarkan virus-virus positif yang akan menuai hasil dan didulang bersama-sama rakyat di tambang emas pariwisata hingga seluruh lapisan terkecil Indonesia.

INDONESIA HARUS SEGERA MERDEKA!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun