Mohon tunggu...
Kevinalegion
Kevinalegion Mohon Tunggu... Wiraswasta - Full Time Family Man

Get along between Family and Food!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

The Kitchen, Atmosfer Baru dari Pizza Hut

27 November 2015   07:57 Diperbarui: 27 November 2015   08:09 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="The Kitchen by Pizza Hut | Foto: Kevinalegion"][/caption]Sebelum saya ke tempat ini, om Didiet pernah menuliskannya di artikel tapi berhubung dia dibayarin, kalo saya kan beda beli sendiri, jadi ditulis lagi di Kompasiana enggak apa-apa. Dan, sebenarnya saya agak sedikit malas ketika tahu The Kitchen by Pizza Hut ini ada di Pondok Indah Mall. Kenapa? karena berhubung saya belum memiliki kereta roda empat, mall yang satu ini terkenal akan diskriminasinya terhadap pengguna sepeda motor. Mungkin salah satu seleksi pengunjung juga kali ya, di versi sebelumnya area parkir motor selalu ditempatkan di luar area mall, versi ini masih dalam tahap wajar mungkin karena hanya tinggal menyebrang jalan.

Nah, untuk sekarang parkir motor di PIM kembali diubah, dan yang satu ini lebih brutal, lebih tepatnya area parkir motor diumpetin di belakang ranch market. Khusus pengendara sepeda motor harus berjalan 1-2 KM sebelum masuk ke area Mall, hahaha malesin. Oke stop bicara area parkir.

Banyak yang belum mengetahui memang, bahkan pengamatan saya ketika nyobain tempat ini, banyak yang masih bertanya-tanya apa yang disajikan di tempat yang satu ini. Yang unik, saya bertemu salah satu artis yang sering berperan antagonis sebagai ibu tiri jahat di sinetron-sinetron, tapi saya enggak tahu namanya siapa (lah jadi sinetron) juga menanyakan dengan berulang-ulang kepada chef.

"Ini Pizza Hut? bener Pizza Hut?" 

Setelah diiyakan justru dia malah kabur dengan jawaban "oh Pizza Hut". Mungkin dia belum menyadari jika di tempat yang satu ini memiliki konsep baru yang cukup unik dibandingkan Pizza Hut biasanya, bahkan untuk sajiannya pun juga sangat berbeda dibandingkan Pizza Hut biasa.

------

Oh, iya sebelum lanjut. Saya bukan buzzer Pizza Hut, hahaha. Jadi artikel yang satu ini akan saya tuliskan sejurdil-jurdilnya.

------

Sebagai salah satu madyang-ers, yang doyan banget ngemil Pizza, setelah mendapatkan info dari om Didiet. Jadwal berkunjung segera diagendakan, bahkan saya sampai harus mengambil cuti demi mendapatkan atmosfer resto yang tidak terlalu ramai, weekday dan siang hari. Karena saya tidak terlalu suka menikmati di suasana yang ramai orang berlalu-lalang.

Perlu kamu ketahui, The Kitchen by Pizza Hut ini yang paling menarik dari konsep baru yang ditawarkan adalah, ketika di Pizza Hut biasa kamu harus membeli menu Pizza dengan ukuran per loyang. Di The Kitchen ini, kita dapat membeli per slices, asik kan. Walaupun juga ada pilihan untuk membeli per loyang, tapi di The Kitchen ukurannya terlalu besar dibandingkan versi loyang biasa, menurut info dari chef ukuran diameternya sekitar 40-45cm, gedeee men. Dan, rugi jika kamu hanya mendapatkan satu topping di dalam satu pizza, lebih enak beli per slices karena bisa dicampur dengan bermacam-macam topping.

[caption caption="The Kitchen, Atmosfer Baru dari Pizza Hut | Foto: Kevinalegion"]

[/caption]Oh ya, kali ini proses pemesanan dan pembayarannya pun sedikit berbeda. Di versi konvensional, kamu duduk manis lalu memesan melalui waiter, pembayaran setelah selesai makan. Di The Kitchen kamu bisa langsung pilih pizza manapun yang kamu mau secara langsung, semua sudah disajikan dari awal, setelah pilih semua menu yang kamu mau. Pembayaran juga langsung dilakukan di awal, lu ga bisa kabur kaya di warteg brooh...

Beberapa orang pun setuju, makanan khas dari Italia ini jika dimakan dengan porsi yang terlalu banyak pasti akan selalu membuat enek siapapun yang memakannya, kecuali buto ijo. Nah dengan cara membeli per slices, jadi lebih pas kan? porsi dapat disesuaikan sesuai dengan kemampuan yang mau makan, enggak ada lagi pizza yang terbuang, jadi enggak mubazir. Dan ini yang juga menarik, per slices tadi masih bisa dibelah lagi menjadi dua. Jadi keliatan beli banyak, hahaha.

Yang membedakan juga, Pizza Hut biasanya memasak pizza-nya dengan menggunakan pan. Di The Kitchen, pizza langsung di-toast, jossss... jossss.. dibakaaaar bukan menggunakan pan, wadahnya juga berbeda memiliki lubang-lubang di bagian bawahnya, jadi pizza terbakar langsung pada rotinya.

[caption caption="The Kitchen, Atmosfer Baru dari Pizza Hut | Foto: Kevinalegion"]

[/caption]Tapi ada yang sedikit buat saya kecewa, yaaaah. Entah karena saya yang lagi apes, atau mas chef nya yang lagi ngantuk. Saya mendapatkan tekstur pizza yang agak terlalu garing. Oh, ya perlu diketahui juga perbandingan ketebalan roti antara The Kitchen dengan yang biasa cukup mencolok, di The Kitchen kamu tidak akan menemui lagi roti yang tebalnya kaya karet ban dalem, seperti yang ada di Pizza Hut biasa. Semua lapisan roti dibuat tipis, seperti di negara asalnya. Dan, apesnya mungkin mas chef ketika saya makan, overcook.

Belum puas makan pizza? Tenang-tenang, salah satu keunikan di The Kitchen by Pizza Hut kali ini kamu bukan saja akan dapat varian menu seperti salad, atau garlic bread. Disini menu jauh lebih variatif, spaghetti, olahan kentang, olahan sosis, olahan udang goreng dan beberapa chips yang dilengkapi dengan dip sauce bisa jadi pilihan alternatif kamu, yee kan. Untuk minuman juga asik, kamu bisa mendapatkan pilihan juice yang variatif, enggak bakal lagi ketemu koka-kola doang, atau milkshake doang. Berhubung saya orangnya sehat ye kan, air putih dingin dengan potongan lemon cukup lah (ngirit).

Sudah beres? Iya beres sudah. Setelah makan kamu perlu tahu juga tempat yang satu ini cukup selfie-able. Dekorasi restonya cukup lucu-lucu, jadi sebagai kenang-kenangan bolehlah kita foto dahulu sebelum pergi. Buat Kompasianer yang juga mau coba, catat tempatnya. The Kitchen by Pizza Hut (PIM 2) - Lantai 3, dekat dengan Food Court.

Oh iya, kalo mau kesini jangan naik motor, jalannya jauh, hahaha. Area parkir motor posisi terdekatnya baru mencapai PIM 1 jadi kamu perlu berjalan lagi agak jauh sedikit sebelum sampai ke PIM 2.

[caption caption="Si eneng geulis..."]

[/caption]

"Baaang... eneng kapan dilamar?"

"Sabar ya neng, doakan abang sukses mengais rejeki di Jakarte ye neng..."

---

Follow braw...

www.instagram.com/kevinalegion 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun