Mohon tunggu...
Kevinalegion
Kevinalegion Mohon Tunggu... Wiraswasta - Full Time Family Man

Get along between Family and Food!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Donburi Ichiya, Totemo oishii desu yo!!

15 Juli 2015   12:42 Diperbarui: 15 Juli 2015   14:02 1324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan heran dengan judul, jangan bingung kalo ternyata judulnya salah, karena modalnya cuma ilmu googling. Eh, googling itu ilmu bukan ya? Ya intinya makanan kali ini benar-benar tob markotob lah.

Militan KPK wajib ke spot yang satu ini buat yang suka makanan jepang, saya sebagai penyidik sudah melakukan sidak saat menjelang berbuka puasa dan tempat ini sangat direkomendasikan untuk disidak kembali oleh tim militan KPK. Donburi Ichiya, belum terlalu banyak yang tahu spot yang hanya memiliki dua cabang di Indonesia ini, cabang pertama berada di Lippo Mall Puri karena mall ini memang kurang populer, yang satu berada di Living World Alam Sutera, bagi Jakartanian mall ini mungkin bisa dikatakan jauh dari jangkauan karena berada di kota Tangerang Selatan. Beruntunglah militan yang berada di sekitaran Tangsel, karena tak beberapa lama lagi kota ini akan menjadi destinasi yang sangat direkomendasikan untuk pemenuh kepuasaan akan hiburan, beberapa spot kuliner top mambrak di kota ini. Tergantung seberapa kuat dompet meladeni hasrat yang sangat menggoda tiap harinya ini.

Makanan khas yang otentik tentu akan sangat nikmat jika memiliki tingkat kemiripan dengan dimana tempat makanan tersebut berasal, jika ngobrol tentang resto yang menyajikan masakan jepang, Hokben menjadi spot paling populer di antara yang lain, tapi beberapa penikmat makanan tentu menganggap makanan yang disajikan disini terlalu mengadaptasi dengan pola makan di Indonesia. Dan ini alasan saya mengapa Donburi Ichiya menjadi spot yang menarik untuk dicicipi karena memiliki tingkat kekhasan yang mirip dengan negeri asalnya, Jepang.

Ada yang sedikit mengganjal saya jika melihat porsi yang disajikan, tolong koreksi buat Kompasianer yang berada di Jepang. Ketika saya melihat tayangan-tayangan di TV, masyarakat jepang sering menyajikan makanan dengan porsi yang jika dibandingkan dengan makanan Indonesia sangat jauh berbeda porsinya. Tapi di Donburi Ichiya, makanan disajikan dalam porsi mangkuk yang besar, porsi kuli lah. Nobita pun tidak pernah makan dengan jumlah yang banyak, Doraemon pun walaupun porsi makannya banyak, tetap saja yang dimakan hanya Dorayaki, robot lagi yang makan.

Mungkin saja karena mengadopsi dengan pola makan orang Indonesia yang gemar melahap karbo, jadilah jumlah nasinya cukup memenuhi mangkuk. Saya yang awam dengan makanan jepang tentunya harus bertanya berulang kali kepada chef, yang pertama ditanyakan, apakah mengandung babi? jawabnya begini, "we don't use pork or lard in any of our menu", untung dua tahun pernah bertapa di Amrik, jadinya sedikit ngerti lah. Pertanyaan kedua pertanyaan bodoh, enakan yang mana mas? Hahaha. Saya baru sadar, semua penjual kalau ditanya mana yang enak, ya dijawab semuanya. Akhirnya pertanyaan terakhir, karena si eneng suka ayam, pilihan terbaik yang ditawarkan adalah nasi Karaage Don dengan tambahan spicy mayo di bagian atasnya, Yuuuum...

Karena saya lebih suka dengan Beef, pilihan terbaik yang ditawarkan nasi Gyu-Don dengan tambahan Onsen Tamago di bagian atasnya, Onsen Tamago adalah telur setengah matang yang dimasak dengan cara dibakar langsung menggunakan fire torch, jadi ketika telur dibelah diatas Gyu-Don, kuning telurnya pecyaaah...

Masih kurang puas? Kamu bisa memilih tambahan beef croquette, tempura, dan aneka bento lainnya. Masih kurang? Ya nambah aja pak...

Menariknya kalo ngobrolin tempat makannya, suasana makan benar-benar dibuat seperti bar yang ada di distrik jepang, dilengkapi dengan tembok kayu dan tempelan poster-poster dan dapur yang identik dengan suasana bar jepang menambah daya tarik spot yang satu ini, sayanganya spot ini berada di dalam mall, seandainya Donburi Ichiya lebih memilih tempat sendiri bukan di mall dengan eksterior ala resto jepang tentu akan sangat menarik, walaupun pasti akan memakan biaya produksi awal lebih besar. Oh ya, ternyata banyak warga keturunan jepang yang sering mampir di spot ini, jadi makin berasa ada di bar jepang.

Tak lengkap rasanya jika menikmati masakan jepang tapi tanpa disertai dengan teh ocha panas. Tapi jangan heran, jika anda memesan teh tawar hangat di warung tegal anda akan dibebaskan dari biaya, teh hangat dari jepang ini anda harus dikenakan biaya 9 ribu per gelas. Ngobrol soal harga, untuk karyawan seperti saya dengan pendapatan 7 koma, tanggal 7 dompet langsung koma, menu yang disajikan cukup menguras dompet. Untuk pesanan saya yang terdiri dari: 1 Gyu-Don Reguler + Onsen Tamago, 1 Karaage Don Reguler + Tamago Yaki, 1 Air Mineral, 1 Ocha Hot, Beef Croquette + Uzura Tempura. Bill yang harus dibayar Rp 142.500, beruntung dapat bonus teh futami karena sudah membeli dua menu, Uuhuuk si dompet batuk-batuk.

Tapi untuk pilihan menu agar resto yang didatangi tidak terlalu monoton, tempat ini sangat wajib untuk disinggahi karena makanan yang disajikan cukup enak, dan cocok dengan lidah orang Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun