Mohon tunggu...
Kevinalegion
Kevinalegion Mohon Tunggu... Wiraswasta - Full Time Family Man

Get along between Family and Food!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Magma Krakatoa, Bastian Schweinsteiger

12 Juli 2015   15:19 Diperbarui: 12 Juli 2015   15:19 1523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meletus di tahun 1883. Krakatoa, gunung yang pernah meluluhlantahkan masyarakat dalam sejarah modern, sempat membuat dunia kelam selama dua setengah hari akibat abu vulkanis yang menutupi lapisan atmosfer. Menurut catatan, daya ledak Krakatoa memiliki 30 ribu kali dari bom atom yang pernah diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki. Teror disaat populasi manusia di sekitar pulau bagian barat jawa dan pulau bagian selatan sumatera semakin meningkat, meninggalkan cerita yang mencekam seakan peradaban manusia akan punah pada saat itu juga.

Sama halnya dengan Bastian Schweinsteiger, gelandang petarung milik Der Panzer yang paling sering menjadi sasaran tackling ini, mengawali karirnya di klub amatir FV Oberaudorf, Basti menjelma menjadi salah satu legenda hidup jerman yang mendominasi liga bersama Bayern Munich. Tercatat 25 piala yang berhasil direngkuhnya selama karirnya di dunia sepakbola termasuk yang ia raih di usia belia. Momen terbaiknya ada pada saat ia harus berdarah-darah sekaligus menghancurkan mimpi Messi untuk menjuarai piala dunia. Ia mampu mengatur ritme permainan dan menjadi ganjalan terbesar pemain tengah Argentina sekaliber Messi untuk berkreasi di tengah lapangan.

Bagaikan Krakatoa yang kembali menggelegar dari tidurnya di masa purba, Basti kembali menunjukan performa terbaiknya setelah cedera retak pada tulang selangka dan cedera ankle yang sempat menghantui karirnya, dan langsung comeback dengan menjuarai liga champion eropa dan piala dunia.

Kemarin (11/07/2015), situs milik Manchester United mengumumkan jika klub sudah mencapai kesepakatan untuk memboyong langsung jenderal Der Panzer ini. Proses transfer ini tentu sangat condong sebagai pilihan dari LVG, Basti bertransformasi sebagai posisi sentral dari posisi sebelumnya yang aktif di posisi sayap berkat campur tangan dari LVG yang pada saat itu menangani Bayern Munich. Basti sukses mengisi peran barunya dan menjelma sebagai gelandang jangkar paling maut di Bundesliga.

Yang menarik adalah posisi mana yang akan ditempati Basti setelah resmi masuk squad setan merah, perlu diketahui midifielder yang dimiliki Manchester United termasuk Basti sudah dapat membentuk satu tim utuh yang dapat dimainkan dalam pertandingan, total midfielder yang dimiliki united menjadi 11 orang kecuali Blind dan Valencia kembali diplot mengisi posisi jadi-jadian di sisi belakang. Kebiasaan Basti yang lebih sering bermain di posisi dalam, kemungkinan terbesar dia akan menggeser posisi Carrick, namun jika dilihat dari statistik Squawka, Basti memiliki catatan defensive yang jauh lebih rendah jika dibandingkan Carrick, spesialnya Basti sering melepaskan tembakan dari luar kotak pinalti dan memiliki total chance 30, lebih baik dibandingkan Carrick yang hanya meraih 8 kesempatan. Dari statistik ini sedikit menjelaskan jika LVG akan tetap menyajikan permainan menyerang dari Manchester United.

Jika Basti bermain lebih dekat dengan striker, tentu data statistik jauh lebih mengunggulkan Juan Mata dan Ander Herrera. Dalam pengamatan posisi Basti menurut saya pribadi, bukan menjadi prioritas utama yang seharusnya dibutuhkan united saat ini, karena selain ada Carrick, masih ada Fellaini yang dalam beberapa match terakhir united diplot sebagai ball winner yang terbukti sukses sama saat kribo masih berseragam Everton. Tapi yang perlu diperhatikan Basti sering memiliki keahlian yang baik dari luar kotak pinalti, yang jika mau mengulang memori keahlian ini ada pada Scholes yang selalu memberikan magis tersendiri ketika dia melepaskan tembakan dari luar kotak pinalti, lalu mencetak gol.

Kedatangan Matteo Darmian juga menyiratkan meener lebih suka bermain offensive, walaupun berposisi sebagai bek sayap Darmian juga memiliki daya jelajah yang tinggi saat menyerang. Sekali lagi, united akan lebih membutuhkan posisi bertahan sentral yang lebih baik untuk mengembalikan kejayaan pertahanan yang kokoh saat dipimpin dua menara kembar, Nemanja Vidic dan Rio Ferdinand.

Anyway, welcome Bastian Schweinsteiger kembalilah menggelegar bagaikan endapan magma Krakatoa!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun