Mohon tunggu...
Kevinalegion
Kevinalegion Mohon Tunggu... Wiraswasta - Full Time Family Man

Get along between Family and Food!

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Hal yang Sering dilakukan Fresh Graduate Worker

8 Juli 2015   21:25 Diperbarui: 8 Juli 2015   21:41 3515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agak lucu ketika kamu sudah deal di awal wawancara mengenai pendapatan, lalu mengeluh di tengah masa kerja. Pekerjaan dirasa tidak sebanding dengan pendapatan, balik lagi perusahaan dianggap mendiskriminasi karyawannya, padahal perusahaan pun tidak memaksa kamu untuk menerima penawaran yang diberikan, kamu juga memiliki hak untuk menolak dengan tawaran tersebut. Sebaiknya baca dengan lengkap kontrak yang ditawarkan saat wawancara, jika dirasa ada yang kurang jelas, jangan ragu untuk menanyakan langsung terkait kesejahteraan karyawan, jangan lupa tanyakan terkait pendapatan yang akan kamu terima. Kebiasaan ini yang kadang menjadi toxic bagi karyawan lainnya, apalagi diperparah dengan memprovokasi isu-isu memicu beberapa karyawan untuk menyuarakan pendapat yang sama. Langkah ini menurut saya kurang tepat, jika kamu menginginkan kebutuhan dan pendapatan yang meningkat caranya adalah tunjukan performa seoptimal mungkin, umumnya perusahaan akan selalu meninjau kembali dan memberikan penilaian dalam waktu satu tahun. Jadi, ketika setengah tahun saja kamu sudah menuntut lebih atas pendapatanmu, Keblinger boss! 

Senior ataupun atasanmu pasti punya hati, pasti juga pernah mengalami masa-masa itu, mereka juga tidak akan tinggal diam ketika salah satu bagiannya mengalami kesulitan. Sebagai Fresh Graduate Worker ada yang perlu diperhatikan, pengalaman akan jauh lebih penting dibandingkan harus keukeuh dengan pendapatan impian atau bisa juga dibilang keinginan yang sangat ambisius. Rekan kerja saya yang jauh lebih senior pernah mengatakan, sebaiknya sebagai Fresh Graduate Worker lebih fokus untuk mencari pengalaman lebih sekaligus menjadi tempat pembelajaran seandainya ada momen yang tepat untuk melangkah di perusahaan yang berbeda.

Mengancam Resign

Saya pernah terbesit dengan sikap ini, dan maafkan saya jika pernah terfikir untuk berlaku tak beretika seperti ini. Mengancam untuk Resign adalah langkah terbodoh yang pernah ada, apalagi dengan mengharapkan perusahaan akan menahan kamu untuk tetap bertahan. Menurut catatan CNN, ada pertambahan 300 ribu jiwa di tahun ini, dan 300 ribu jiwa itulah yang juga siap menggantikan posisi kamu saat ini. Jangan pernah terlalu confidence, merendah jauh lebih baik dibanding harus banyak mengeluh yang belum tentu ada solusi terbaiknya. Jika kamu tak puas dengan perlakuan perusahaan, sampaikan dengan cara yang elegan, berbicaralah secara empat mata dengan atasanmu, tanyakan bagaimana jalan terbaik yang harus ditempuh agar memenuhi langkah selanjutnya, bukan dengan cara bergerumul dan saling memprovokasi. Jika dirasa tidak puas dengan jawaban, langkah ini adalah langkah terakhir yang harus ditempuh. Tapi tak ada senior maupun atasan yang akan menjerumuskan kamu jurang yang paling dasar, seluruh elemen akan berusaha membangun perusahaan dengan suasana yang kondusif, mampu membangun suasana yang lebih identik dengan suasana keluarga.

***

Percayalah, Bob Marley selalu berpesan Everythings Gonna Be Alright...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun