Mohon tunggu...
Kevinalegion
Kevinalegion Mohon Tunggu... Wiraswasta - Full Time Family Man

Get along between Family and Food!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

OneDayTrip: Ngider-ngider di Kota Bandung

21 Juni 2015   17:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:13 2724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa sih yang paling terbayang dengan hidup para pekerja di ibukota Jakarta, manusia super sibuk?, manusia yang paling stress dengan kerjaan?, manusia robot pekerja?, atau manusia yang paling super sabar sama kemacetan jakarta?. Buat saya semua hal itu adalah bumbu-bumbu yang akan mewarnai hidup kamu ketika hidup di Jakarta, beruntung jika pekerjaanmu sesuai dengan passion kamu, atau setidaknya pekerjaanmu itu tidak terlalu banyak tekanan dan target-target ambisius perusahaan. Sebagai warga pinggiran antara Tangerang dan Jakarta, beruntung kadar stress saya yang bekerja di ibukota tidak perlu ditanggapi secara serius. Pekerjaan sudah sesuai passion, tiap hari kerjaannya hanya ber-internet ria, dan yang terpenting tidak pernah sering-sering bertemu dengan klien yang menggangap mereka telah memiliki "dunia" dengan uangnya.

Tapi tidak dengan si eneng yang setiap hari harus berkutat dengan dunia tung-itung duit, setiap hari harus menganalisa apakah nasabah tersebut sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan perusahaan, setiap hari harus mengejar target yang perusahaan minta, di dalam otak selalu terngiang-ngiang target yang harus ditempuh bersama tim setiap harinya, plus ditambah nasabah Ndablek yang sudah ditolak permohonannya, tapi tetap memaksa bahkan marah-marah enggak jelas karena merasa punya duit banyak. Kadar stressnya tentu sangat kontras dengan pekerjaan sehari-sehari yang biasa saya jalani. Bahkan, gara-gara nasabah Ndablek ini kadang saya juga malah ikutan turun tangan. Kebayang berapa kadar "kurang piknik" yang terkumpul setiap harinya, padahal kerjanya juga bukan di Jakarta. Jadi, tidak ada alasan korelasi antara lokasi kerja mempengaruhi beban kerja yang ditanggung.

Nah, setiap hari lagi-lagi saya ikutan turun tangan, setiap hari diajak liburan, setiap hari dikodein blog yang cerita tentang lokasi-lokasi trip. Seandainya saya turunan ketujuh dari pengusaha kaya raya yang memiliki uang seperti game playstation dengan gameshark-nya, kode-kode semacem ini mungkin bakalan langsung di-iyakan semudah klik tombol confirm. Sayangnya saya cuma turunan dari pejuang tentara pelajar Indonesia, yang uang pensiunnya pun enggak bakal sampe dua turunan.

Jadilah searching-searching lokasi yang sekira-kira murah tapi lumayan lah buat refresh otak, yang penting enggak keluar duit banyak, Hahaha. Pilih deh Bandung yang akrab dengan julukan kota Kreatif, pas kan orang kere-atif pergi ke kota kreatif.

Kang Emil beberapa tahun belakangan pernah menjelaskan, tak kurang dari 22.000 kendaraan asal Jakarta masuk ke Kota Bandung untuk berwisata dan berbisnis. Jumlah tersebut dikatakannya sudah terlalu berlebihan dan menimbulkan keluhan warga karena jalan-jalan di Kota Bandung dipastikan macet setiap akhir pekan. Seolah manut-manut, dan lagipula Kang Emil juga sudah mengajak Ahok untuk membantu mengatasi kemacetan Bandung pada akhir pekan, Kereta menuju Bandung menjadi pilihan utama demi mendukung rencana dua pemimpin masa depan Indonesia ini, Padahal karena belum punya mobil *uhuk.

Oh ya, di usia dewasa sekarang ini saya pertama kalinya lagi menggunakan jasa transportasi kereta selain Commuter Line, jadilah agak-agak sedikit norak dengan pelayanan tiket kereta api yang sekarang mudah banget untuk reservasi, pembayaran hingga pengambilan tiket sekarang tidak perlu antre. Tips pesan tiket kereta Jakarta-Bandung sudah saya pernah ceritakan di SINI.

Setelah dipikir-pikir, tiba di stasiun habis itu lah naik apa buat kelilingnya, Hahaha. Baru kepikiran, bermodalkan referensi dari paman gugel dan beberapa Kompasianer yang berdomisili di Bandung, akhirnya dipilih rental motor. Beberapa referensi rental motor yang ada di Bandung, salah satunya dari kang Fajr Muchtar, tapi sayang rental motornya agak ribet dan kurang fast respond, mungkin juga karena sudah terlalu banyak pelanggan. Akhirnya, sebagai anak yang tumbuh kembang di era digital, kembali bermodal internet gocapan sebulan, dunia marketing online jadi pilihan utama. Vector Rent bisa jadi referensi kamu saat menjelajahi Bandung menggunakan motor, bukan ngiklan loh ya. Malah awalnya ragu karena baru pertama kalinya nge-rental motor, resikonya banyak, motor yang dipinjam bisa saja hilang, ditipu, rusak atau yang lebih parah terlibat kecelakaan karena motor tidak layak pakai.

Pertimbangan-pertimbangan itu yang sedikit membuat ragu, apalagi beberapa rental mewajibkan penyewa deposit uang satu juta sebagai jaminan. Tapi tidak dengan rental Vector Rent yang saya gunakan ini, penyewa cukup memberikan dua identitas diri sebagai jaminan, buat Kompasianer yang mau coba silakan tengok langsung di SINI. Mas-masnya orang Purworejo, Hahaha kirain asli Bandung.

Naik kereta sekarang asik, nyantai di Argo Parahyangan. Yaiyalah Eksekutif, Hahaha.

Perjalanan menggunakan kereta memakan waktu kurang lebih tiga jam, jadi kalo kalian mau coba OneDayTrip ala saya ini, pastikan memilih jadwal kereta pagi diusahakan kereta setelah subuh, yang memiliki perkiraan sampai di Bandung sekitar Jam 9'an, namanya juga ODT jadi kamu harus bisa manfaatkan semaksimal mungkin waktu 24 jam.

Tiba di Bandung pukul 10.00, lumayan ngaret karena keberangkatan kereta juga delay tertahan di stasiun Kota. Beruntung juga mas-mas rentalnya sabar banget nungguin kita yang masih di kereta. Oh ya, keberangkatan yang kita gunakan dari stasiun Gambir, jadi buat yang mau coba juga tapi domisili di Bekasi, kereta juga akan berhenti di Stasiun Bekasi, cek website KAI untuk info lengkapnya. Mbalik lagi, setelah sampai di Stasiun Bandung kita langsung cuss ketemu mas-mas rental motor di depan stasiun, verifikasi ulang identitas, diserahkan STNK, Helm, dan pengaman gembok langsung ngaciiiiir...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun