[caption id="attachment_359829" align="aligncenter" width="518" caption="Pintu gerbang Ndalem Kalitan, Rumah Favorit bu Tien jika pergi ke solo | Foto: Kevinalegion"][/caption]
"Silaken kalau ada, ambil untuk negara, saya tanda tangani"
Yap, itulah jawaban yang pernah dilontarkan presiden Indonesia yang kedua Jenderal Besar H.M Soeharto pada saat menjawab tuduhan korupsi yang membuat diri-nya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia pada tanggal 21 Mei 1998. Rumah ini juga yang sempat diduga menyimpan harta terpendam milik pak harto semasa menjabat sebagai presiden RI yang bernilai hingga 8 triliun rupiah.
Tuduhan yang pernah dilontarkan Dr. Amien Rais dan K.H Abdurrahman Wahid pada saat itu pun akhirnya juga tidak menemui hasil, dan langsung mendapat tanggapan serius dari adik kandung pak Harto, H. Probosutedjo.
"Harusnya orang tahu, uang rupiah sebanyak delapan triliun bila disimpan dalam satu tempat, bobotnya bisa mencapai 80 ton, mau disembunyikan dimana?" papar H. Probosutedjo di beberapa media pada saat itu.
Sedikit kisah itulah yang juga tercatat sebagai sejarah perjalanan negara Indonesia, ndalem kalitan ini yang juga menjadi saksi bisu sejarah pada saat itu. Tapi kali ini saya tak akan membahas lebih jauh tentang sejarah ndalem kalitan ini yang ternyata sebelum tahun 1965 bangunan ini berdiri di atas tanah milik Raja Kraton Surakarta, Paku Bowono X, yang kemudian dihibahkan ke putra bungsunya, Kanjeng Gusti Ratu Alit. Beberapa tahun setelah Pak Harto menjadi presiden RI, Ndalem Kalitan dibeli oleh Bu Tien yang juga masih kerabat Keraton dari Mangkunegaran. Inilah yang juga menjadi alasan mengapa makam beliau berada tak jauh dari makam pangeran Mangkunegaran.
[caption id="attachment_359837" align="aligncenter" width="448" caption="Foto Paku Buwono masih terpasang sampai saat ini di salah satu kamar di Ndalem Kalitan | Foto: Kevinalegion"]
Dalam rangkaian inilah untuk menyambut HUT TMII yang ke-40 seluruh jajaran direksi, pengelola hingga para pedagang yang berada di area TMII diajak untuk melihat langsung rumah yang menjadi favorit Pak Harto dan Bu Tien jika singgah ke Solo, sebagai bentuk penghormatan kepada bu Tien pendiri dari Taman Mini Indonesia Indah. Kunjungan ke Ndalem Kalitan ini menjadi rangkaian awal seluruh acara kali ini.
Rumah yang lebih mirip sebagai istana ini masih dirawat dengan rapi oleh seluruh penjaga Ndalem Kalitan, saat kamu tiba pertama kali akan langsung tertarik dengan megah-nya pendopo yang dahulu-nya digunakan sebagai ruang tamu untuk menjamu tamu-tamu Pak Harto dan Bu Tien saat singgah di Solo.
Di pendopo utama masih terpampang foto Pak Harto dan Bu Tien yang mengapit pintu utama Ndalem Kalitan, dan beberapa foto pak Harto disertai dengan kata-kat mutiara yang dahulu sering digunakan saat beliau masih berkuasa. Tertulis "Wong Iku Kudu Ngudi Kabecikan Jalaran Kabecikan Iku Sanguning Urip" yang berarti orang itu harus mencari kebaikan, sebab kebaikan itu bekal hidup.
[caption id="attachment_359843" align="aligncenter" width="504" caption="Foto pak Harto dan Bu Tien masih terpampang di pendopo utama | Foto: Kevinalegion"]
Untuk kategori rumah jadul, Ndalem Kalitan bisa dibilang rumah yang sudah sangat cukup mewah. Menurut beberapa cerita, saat rumah ini dibeli bu Tien, sudah mulai terlihat perubahan dalam rumah yang terlihat khas rumah jawa bangsawan, dan untuk rumah jadul, Ndalem Kalitan cukup berbeda karena rumah ini juga dilengkapi dengan kolam renang modern yang sayang-nya seperti kurang terurus, mungkin juga karena jarang sekali digunakan oleh keluarga cendana saat berkunjung ke Solo.
[caption id="attachment_359846" align="aligncenter" width="512" caption="Kolam renang yang ada di Ndalem Kalitan | Foto: Kevinalegion"]
Jika masuk ke arah samping kiri setelah pendopo kamu dapat melihat langsung jejeran kamar yang dulu digunakan, tentunya dilengkapi ornamen khas jawa. Kalau saya bilangnya desain Ndalem Kalitan di bagian belakang mirip desain-desain yang ada di film warkop DKI versi jadul, Persis!
Beruntung, para pengurus Ndalem Kalitan tetap menjaga furnitur yang berada di Ndalem Kalitan tetap sesuai saat ditinggalkan pemimpin Indonesia yang satu ini.
[caption id="attachment_359848" align="aligncenter" width="512" caption="Ruangan kamar setelah ruangan utama | Foto: Kevinalegion"]
Mari masuk ke ruangan utama setelah pendopo utama, anda akan masuk kedalam ruangan utama. Di ruangan ini tersimpan beberapa foto peninggalan pak Harto dan bu Tien, satu meja yang cukup panjang dan mencolok akan menyambut anda saat memasuki ruang utama, menurut informasi dahulu meja ini menjadi tempat peristirahatan pak Harto saat meninggal sebelum disemayamkan di Astana Giri Bangun. Maka hingga saat ini meja tersebut tetap berada di posisi itu sampai saat ini.
Selain itu di ruangan ini juga tersimpan berbagai koleksi peralatan rumah tangga seperti cangkir dan beberapa peralatan makan yang terbuat dari perak, yang sepertinya koleksi milik bu Tien saat masih hidup. Tak hanya itu, beberapa penghargaan juga menjadi pemanis meja-meja yang terjejer rapi di sudut-sudut ruangan ini.
[caption id="attachment_359850" align="aligncenter" width="576" caption="Beberapa koleksi yang terjejer rapi di ruang utama | Foto: Kevinalegion"]
Terlepas dari berbagai hujatan yang pernah dialamatkan kepada Jenderal Besar H.M Soeharto, tidak dapat dipungkiri beliau juga menjadi salah satu sosok penting yang membangun Indonesia hingga berkembang seperti sekarang ini. Walaupun berbagai tingkah baik dan buruk yang pernah ada di benak kalian, tak ada salahnya jika mengenang kembali, mengingat kembali peninggalan-peninggalan besar beliau pada zamannya.
For your info. menurut pengurus, Ndalem Kalitan ini dibuka untuk umum, siapapun bisa menyambangi rumah favorit bu Tien ini. Silakan izin terlebih dahulu di pos yang berada di sebelah kiri setelah memasuki gerbang Ndalem Kalitan, selain dapat mengelilingi langsung kamu juga akan mendapatkan penjelasan lengkap dari para pengurus Ndalem Kalitan ini.
-----
Foto-foto lengkap pada saat di kunjungan Ndalem Kalitan, kamu dapat simak selengkapnya di SINI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H