Mohon tunggu...
KEVIN MALAU
KEVIN MALAU Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Seorang mahasiwa Ilmu Komunikasi, Universitas Pembangunan Nasional " Veteran " Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Childfree pada Generasi Gen-Z

19 Desember 2024   16:07 Diperbarui: 19 Desember 2024   13:34 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramai persoalan childfree ( source: Kompas.com )

Kesadaran Lingkungan
Kekhawatiran terhadap dampak populasi berlebih membuat sebagian orang memilih untuk tidak memiliki anak. Mereka percaya bahwa keputusan ini dapat membantu mengurangi beban lingkungan dan menjaga keberlanjutan planet.

  • Kemandirian
    Banyak individu memilih childfree agar dapat fokus mengejar karier dan kebahagiaan pribadi. Keputusan ini dianggap sebagai cara untuk hidup lebih bebas tanpa tekanan sosial untuk berkeluarga.

  • Dampak Childfree dalam Kehidupan Sosial dan Budaya

    Fenomena childfree membawa perubahan signifikan terhadap pandangan tradisional mengenai konsep keluarga. Keputusan untuk tidak memiliki anak memicu diskusi mengenai kesiapan masyarakat dalam menerima pergeseran norma keluarga, atau justru bertahan pada pandangan konservatif yang sudah ada. Dalam jangka panjang, pilihan ini berpotensi memengaruhi angka kelahiran, mengubah struktur sosial, serta mendorong penyesuaian kebijakan publik di Indonesia.

    Kesimpulan

    Fenomena childfree merupakan refleksi dari perubahan nilai, norma, dan persepsi dalam masyarakat modern yang dipengaruhi oleh dinamika sosial, ekonomi, dan budaya. Pilihan untuk tidak memiliki anak tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi, kesadaran lingkungan, dan kemandirian, tetapi juga didukung oleh peran media sosial sebagai ruang diskusi dan penyebaran informasi. Dalam perspektif sosiologi komunikasi, fenomena ini mencerminkan proses redefinisi makna keluarga dan identitas individu dalam tatanan sosial yang terus berkembang.

    Dampaknya terhadap kehidupan sosial dan budaya di Indonesia cukup signifikan, mulai dari penurunan angka kelahiran hingga perubahan struktur keluarga dan norma tradisional. Melalui analisis sosiologi komunikasi, kita dapat memahami bagaimana keputusan ini dipengaruhi oleh interaksi simbolis, tekanan opini mayoritas, dan konstruksi sosial baru. Fenomena ini tidak hanya mencerminkan perubahan pola pikir individu, tetapi juga dinamika sosial yang lebih besar di era digital.

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun