Melihat realitas kehidupan warga bantaran sungai Ciliwung, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Saat hendak pergi ke tempat tersebut, kita harus menaiki sejenis sampan yang dikenal warga setempat sebagai "kolek".Â
Kendaraan tersebut akan mengantarkan kita ke tempat seberang, yaitu Kelurahan Kampung Melayu.
Warga bantaran Sungai Ciliwung mayoritasnya bekerja sebagai pengais sampah dan pekerja kasar. Beberapa dari mereka juga ada yang bekerja di sebuah perusahaan reklame.Â
Menurut penuturan salah seorang warga, banjir merupakan musibah yang paling sering dialami setiap tahun dikarenakan sungai yang meluap akibat air kiriman dari salah satu daerah di Jawa Barat.Â
Sebenarnya saat musim penghujan daerah bantaran tersebut tidak terlalu terdampak banjir yang sangat parah, kecuali saat mereka mendapatkan air kiriman tersebut.Â
Warga menggunakan air sungai untuk keperluan mencuci pakaian dan mandi. Air sungai terlihat keruh dikarenakan banyaknya sampah dan limbah rumah tangga maupun industri yang sudah menjadi satu.
Sebenarnya jika ditinjau lebih dalam lagi, permasalahan di bantaran Ciliwung bukan hanya tentang banjir semata melainkan lebih kompleks lagi. Kondisi sosial dan ekonomi sangat memengaruhi daerah tersebut.Â
Akar permasalah di bantaran Sungai Ciliwung memang sulit untuk dicabut. Baik dari pemerintah daerah yang kurang memperhatikan daerah tersebut dan warga yang memang sulit untuk meninggalkan daerah tersebut karena mereka sudah merasa nyaman dan cukup.Â
Problematikanya terdapat diantara kedua belah pihak tersebut. Pemerintah yang mengalah atau warga yang mengalah dan pindah ke tempat yang sekiranya "lebih baik".